4. Model Asuhan Keperawatan
Untuk memberikan asuhan keperawatan yang lazim dipakai meliputi metode kasus, metode fungsional, tim keperawatan, keperawatan primer dan sistem
manajemen kasus Kozier Erb, 1990 dikutip Priharjo R, 1995. a
Metode Kasus Disebut juga sebagai perawatan total total care yang merupakan
metode paling awal. Pada metode ini seorang perawat bertanggung jawab untuk memberikan perawatan pada sejumlah pasien dalam waktu 8-12 jam
setiap shift. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda pada setiap pergantian shift, metode ini banyak dipakai pada keadaan kurang tenaga
perawat. Jalan keluarnya adalah dengan merekrut tenaga perawat yang baru. b
Metode Fungsional Sistem tugas mengacu pada ilmu manajemen dalam bidang administrasi
bisnis yang berfokus pada tugas yang harus diselesaikan. Perawat dengan pendidikan kurang akan melakukan tindakan yang lebih ringan dibandingkan
dengan perawat profesional. Dalam model ini dibutuhkan pembagian tugas job doscription , prosedur, kebijakan dan alur komunikasi yang jelas. Metode
ini cukup ekonomis dan efisien serta mengarahkan pemusatan pengendalian. Kelemahan dari metode ini adalah munculnya fragmentasi keperawatan
dimana pasien menerima perawatan dari berbagai kategori tenaga keperawatan.
c Metode Tim
Metode ini dirancang oleh Elanor Lambertson pada tahun 1950-an yang digunakan untuk mengatasi fragmentasi dari metode orientasi pada tugas dan
memenuhi peningkatan tuntutan kebutuhan perawat profesional yang muncul
Universitas Sumatera Utara
karena kemajuan teknologi kesehatan dan perawatan. Tim keperawatan terdiri dari perawat profesional registered nursing , perawat praktis yang mendapat
izin serta pembantu perawat. Tim bertanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan kepada sejumlah pasien selama 8-12 jam. Metode ini lebih
menekankan segi manusiawi pasien dan para perawat anggota dimotivasi untuk belajar. Hal pokok yang harus ada adalah konfrensi tim yang dipimpin ketua
tim, rencana asuhan keperawatan dan keterampilan kepemimpinan. Tujuan metode keperawatan tim adalah untuk memberikan perawatan
yang berpusat pada klien. Walaupun metode tim keperawatan telah berjalan secara efektif, mungkin pasien masih menerima fragmentasi pemberian asuhan
keperawatan jika ketua tim tidak dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan pasien, keterbatasan tenaga dan keahlian dapat menyebabkan
kebutuhan pasien tidak terpenuhi. d
Keperawatan Primer. Metode ini merupakan sistem dimana perawat bertanggung jawab selama 24
jam sehari, 7 hari minggu. Ini merupakan metode yang memberikan perawatan secara komprehensif, individual dan konsisten.
Metode keperawatan primer membutuhkan pengetahuan keperawatan dan keterampilan manajemen. Perawat primer mempunyai tugas mengkaji dan
membuat prioritas setiap kebutuhan klien, mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengembangkan rencana keperawatan, dan mengevaluasi
keefektifan keperawatan. Sementara perawat yang lain memberikan tindakan keperawatan, perawat primer mengkoordinasikan
keperawatan dan menginformasikan tentang kesehatan klien kepada perawat atau tenaga
Universitas Sumatera Utara
kesehatan lainnya. Keperawatan primer melibatkan semua aspek peran profesional termasuk pendidikan kesehatan, advokasi, pembuatan keputusan
dan kesinambungan perawatan. Perawat primer merupakan manajer garis terdepan bagi perawatan pasien dengan akuntabilitas dan tanggung jawab yang
menyertainya. e
Sistem Manajemen Kasus. Ini merupakan sistem pelayanan keperawatan yang lebih baru dimana para
manajer kasus case manager bertanggung jawab terhadap muatan kasus pasien selama dirawat. Para manajer dapat terkait dengan muatan kasus dalam
beberapa cara seperti : 1.
Dengan dokter dan pasien tertentu 2.
Dengan pasien secara geografis berada dalam satu unit atau unit- unit.
3. Dengan mengadakan diagnosa
Metode ini mempertahankan filsafat keperawatan primer dan membutuhkan seorang sarjana keperawatan atau perawat dengan pendidikan tingkat master
untuk mengimplementasikan praktek keperawatan dengan budget yang tinggi. f
Modifikasi : Keperawatan TIM-Primer Pada model modifikasi keperawatan TIM-Primer digunakan secara
kombinasi dari kedua sistem. Menurut Ratna S. Sudarsono 2000 penetapan sistem model ini didasarkan pada beberapa alasan yaitu :
1. Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat
primer harus mempunyai latar belakang pendidikan S1 Keperawatan atau setara.
Universitas Sumatera Utara
2. Keperawatan Tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung
jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim. 3.
Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas asuhan keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada
primer. Disamping itu, karena saat ini perawat yang ada di RS sebagian besar adalah lulusan SPK, maka akan mendapat bimbingan dari perawat
primerketua tim tentang asuhan keperawatan. Untuk ruang model modifikasi keperawatan TIM-Primer ini diperlukan 26
perawat. Dengan menggunakan model modifikasi keperawatan primer ini diperlukan 4 empat orang perawat primer PP dengan kualifikasi Ners, di
samping seorang kepala perawat asosiasi terdiri atas lulusan D3 Keperawatan 3 orang dan SPK 18 orang.
B. Analisa Ruang Rawat 1. Pengkajian
a Gambaran Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
RSUP. H. Adam Malik Medan merupakan Rumah sakit Umum Tipe A yang melayani seluruh lapisan masyarakat dan merupakan rumah sakit rujukan
terbesar di Sumatera Utara juga sebagai rumah sakit pendidikan. Adapun visi dan misi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
adalah :
b Visi RSUP. H. Adam Malik Medan
”Menjadi unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan serta pusat rujukan kesehatan wilayah Sumatera Bagian Utara dan Tengah pada tahun 2015
yang bertumpu pada kemandirian”.
Universitas Sumatera Utara