4 Berapa lama batasan jam kerja dalam setiap shift di ruangan RB3
5 Apakah ada penanggung jawab dalam setiap shift?
d. Directing
1 Bagaimana gaya kepemimpinan Kepala Ruanganan di ruangan RB3?
2 Apakah gaya kepemimpinan tersebut telah dijalankan?
e. Controlling
1 Bagaimana fungsi pengendalian mutu GKM di ruangan RB3, apakah
berjalan atau tidak? 2
Kapan saja kepala ruanganan melakukan supervise? 3
Adakah monitoring dokumentasi askep pasien di ruangan RB3
3. MATERIAL a. Planning
Bagaimana kelengkapan logistik di ruangan RB3
b. Controlling
1 Adakah analisa terhadap penggunaan sarana pada pasien dengan
masalah khusus yang membutuhkan perhatian serius di RB3 • Jika ada, jelaskan bagaimana
• Jika tidak ada, jelaskan kenapa
4. MONEY
a. Bagaimana sistem budgeting?
b. Bagaimana sistem penggajian di ruangan RB3 ?
c. Bagaimana tarif pelayanan keperawatan dan dokter ?
d. Bagaimana kriteria pemberian tunjangan di ruangan RB3?
e. Jenis-jenis pasien Umum, Askes, Jamkesmas, JKA, Medan Sehat
f. Bagaimana penentuan pembagian insentif jasa pelayanan?
g. Insentif apa saja yang diberikan kepada perawat ?
h. Bagaimana sistem pembayaran bagi pasien?
i. Bagaimana pengaturan uang makan dan kenaikan gaji berkala?
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2 KUESIONER PENGKAJIAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN
DI RB3
Berilah tanda check list √ pada salah satu dari kolom yang tersedia di samping
pertanyaan untuk menunjukkan jawaban yang anda pilih S : sering
K : kadang-kadang TP : tidak pernah
Inisial Nama : .................................................
No PERNYATAAN
S K TP
1 Kepala ruangan memberikan instruksi kepada Perawat pelaksana dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tanpa terlebih dahulu berdiskusi dengan
perawat. 2 Kepala
ruangan mengumumkan perubahan peraturan tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu kepada Perawat pelaksana
3 Kepala ruangan bertanggung-jawab atas hasil kerja Perawat pelaksana. 4 Kepala ruangan melaksanakan pengawasan yang ketat terhadap
pekerjaan yang sedang Perawat pelaksana laksanakan. 5
Kepala ruangan secara terus-menerus menekankan pentingnya batas waktu dalam menyelesaikan tugas kepada Perawat pelaksana.
6 Kepala ruangan mendiskusikan masalah yang ada di ruangan bersama
anggotanya dan memotivasi Perawat pelaksana untuk bekerja sama sebagai tim.
7 Kepala ruangan menciptakan situasi yang kondusif dalam
berkomunikasi dengan Perawat pelaksana dan suasana yang bersahabat dalam bekerja.
8 Kepala ruangan mengikutsertakan seluruh Perawat pelaksana dalam
menyusun rencana kegiatan asuhan keperawatankebidanan di ruangan 9
Kepala ruangan mengajak Perawat pelaksana untuk berdiskusi dan meminta pendapat Perawat pelaksana tentang penerapan metode baru
dalam pemberian asuhan keperawatankebidanan.
10 Kepala ruangan menerima masukan positif, saran dan ide-ide dari Perawat pelaksana dan mempertimbangkannya dalam upaya
meningkatkan pelayanan asuhan keperawatankebidanan menjadi lebih baik
11 Kepala ruangan mendelegasikan tugas kepemimpinan kepada Perawat pelaksana yang berkompeten
12 Kepala ruangan memberikan bimbingan, pelatihan, otoritas dan memberikan kepercayaan kepada Perawat pelaksana dalam mengambil
keputusan secara mandiri 13 Kepala ruangan memfasilitasi Perawat pelaksana untuk bekerjasama
Universitas Sumatera Utara
dengan dokter dan tim kesehatan lainnya dalam pemberian layanan kesehatan di rumah sakit.
14 Kepala ruangan sebagai tempat berkonsultasi dalam menyelesaikan suatu masalah pekerjaan
15 Kepala ruangan memberi pujianpenguatan pada Perawat pelaksana terhadap keberhasilan mereka.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3 INSTRUMEN PENGKAJIAN KEPUASAN KERJA PERAWAT
Berilah tanda check list √ pada salah satu dari kolom yang tersedia di samping
pertanyaan untuk menunjukkan jawaban yang anda pilih STP : Sangat tidak puas
TP : Tidak puas P : Puas
SP : Sangat puas Inisial Nama : ..........................................................
NO PERNYATAAN
STP TP
P SP
1 Kebebasan melakukan tindakan secara
mandiri dalam menyelesaikan masalah dalam perawatan pasien
2 Kesempatan untuk meningkatkan
kemampuan kerja melalui pelatihan atau pendidikan tambahan.
3 Kesempatan untuk mendapat posisi yang
lebih tinggi 4
Kesempatan untuk membuat suatu prestasi dan mendapat kenaikan pangkat
5 Kemampuan dalam menggunakan waktu
bekerja dengan penugasan yang diberikan 6
Motivasi dan dukungan yang saya terima selama bekerja disini
7 Perlakuan atasan selama saya bekerja disini.
8 Kemampuan dalam bekerjasama antar
Perawat 9
Kesesuaian antara pekerjaan dan latar belakang pendidikan saya
10 Sistem penyelesaian masalah yang
dilakukan di RB3 11
Pelayanan Askes yang saya terima selama ini
12 Adanya kesempatan memberikan saran
pendapat kepada kepala ruangan 13
Perhatian instansi rumah sakit terhadap saya.
14 Imbalan yang saya terima sesuai dengan
kinerja saya.
Universitas Sumatera Utara
15 Penilaian yang diberikan kepada saya
selama bekerja disini 16
Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang mendukung pekerjaan
17 Tersedianya fasilitas penunjang seperti
kamar ganti pakaian, ruangan makan, ruangan sholat
18 Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan
dengan ventilasi udara, kebersihan dan kebisingan.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4
INSTRUMEN PENGKAJIAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RB3 RSUP H ADAM MALIK
Berikanlah tanda silang X pada jawaban yang Anda pilih Jenis Kelamin
: Pria
Wanita Usia
: Pekerjaan Anda saat ini :
Pelajar Mahasiswa Pegawai Negeri
Pegawai Swasta Lain-lain: sebutkan…….
Pendidikan akhir yang Anda miliki : SD
SLTP SLTA
DIPLOMA Sarjana
Persepsi Pasien Tentang Kepuasan Pelayanan Keperawatan Tuliskanlah tanda check list
√ pada kolom yang tersedia untuk pilihan jawaban yang benar menurut anda.
Keterangan: STM = Sangat Tidak Memuaskan
TM
= Tidak Memuaskan M
= Memuaskan SM
= Sangat Memuaskan
No PERNYATAAN
SM M
TM STM
1 Perawat berpenampilan rapi dan menarik dalam
memberikan pelayanan 2
Perawat memperkenalkan diri secara sopan sebelum melakukan tindakan
3 Perawat memanggil nama pasien dengan benar
4 Perawat bersikap ramah dalam memberikan pelayanan
5 Perawat terampil dalam melakukan tindakan
6 Perawat memberikan pelayanan tepat waktu
7 Perawat menjelaskan peraturan rumah sakit, hak dan
kewajiban pasien 8
Perawat melatih saya untuk dapat merawat diri sendiri
Universitas Sumatera Utara
9 Perawat menjawab setiap pertanyaan yang saya ajukan
terkait kondisi kesehatan saya 10
Perawat segera datang bila dipanggil dalam 5 menit 11
Perawat memberikan kesempatan kepada saya untuk mengungkapkan perasaan atau keluhan saya
12 Perawat meminta izin kepada pasien sebelum melakukan
tindakan 13
Perawat cepat menanggapi keluhan pasien 14
Perawat memperhatikan respon atau perasaan saya saat tindakan dilakukan
15 Perawat memperhatikan kebersihan saya selama dirawat
seperti mengganti sprei tempat tidur bila basah dan kotor 16
Perawat menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan manfaatnya
17 Perawat dalam memberikan pelayanan menimbulkan rasa
aman dan nyaman 18
Perawat memberikan dukungan moral atau semangat untuk kesembuhan saya
19 Perawat meluangkan waktu untuk berdiskusi tentang
kondisi kesehatan saya 20
Perawat membantu memenuhi kebutuhan makan dan minum saya ketika saya tidak dapat melakukannya sendiri
21 Perawat menjalin komunikasi yang baik dengan keluarga
dan pasien
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5
Bahan Sosialisasi Asuhan Keperawatan Konstipasi Kepada Perawat di Ruang RB3 Bedah Orthopaedi RSUP HAM Medan
KONSTIPASI
Konstipasi berhubungan dengan jalan yagn kecil, kering, kotoran yang keras, atau tidak ada lewatnya kotoran di usus untuk beberapa waktu. Ini terjadi
ketika pergerakan feses melalui usus besar lambat, hal ini ditambah lagi dengan reabsorbsi cairan di usus besar. Konstipasi berhubungan dengan pengosongan
kotoran yang sulit dan meningkatnya usaha atau tegangan dari otot-otot volunter pada proses defekasi.
Ada banyak penyebab konstipasi : 1. Kebiasaan buang air besar b.a.b yang tidak teratur
Salah satu penyebab yang paling sering menyebabkan konstipasi adalah kebiasaan b.a.b yang tidak teratur. Refleks defekasi yagn normal dihambat
atau diabaikan, refleks-refleks ini terkondisi untuk menjadi semakin melemah. Ketika kebiasaan diabaikan, keinginan untuk defekasi habis.
Anak pada masa bermain bisa mengabaikan refleks-refleks ini ; orang dewasa mengabaikannya karena tekanan waktu dan pekerjaan.
Klien yang dirawat inap bisa menekan keinginan buang air besar karena malu menggunakan bedpan atau karena proses defekasi yang sangat tidak nyaman.
Perubahan rutinitas dan diet juga dapat berperan dalam konstipasi. Jalan terbaik untuk menghindari konstipasi adalah membiasakan b.a.b teratur dalam
kehidupan. 2. Penggunaan laxative yang berlebihan
Laxative sering digunakan untuk menghilangkan ketidakteraturan buang air besar. Penggunaan laxative yang berlebihan mempunyai efek yang sama
dengan mengabaikan keinginan b.a.b – refleks pada proses defekasi yang alami dihambat. Kebiasaan pengguna laxative bahkan memerlukan dosis yang
Universitas Sumatera Utara
lebih besar dan kuat, sejak mereka mengalami efek yang semakin berkurang dengan penggunaan yang terus-menerus toleransi obat.
3. Peningkatan stres psikologi Emosi yang kuat diperkirakan menyebabkan konstipasi dengan menghambat
gerak peristaltik usus melalui kerja dari epinefrin dan sistem syaraf simpatis. Stres juga dapat menyebabkan usus spastik spastikkonstipasi hipertonik atau
iritasi colon . Yang berhubungan dengan konstipasi tipe ini adalah kram pada abdominal, meningkatnya jumlah mukus dan periode bertukar-tukarnya antara
diare dan konstipasi. 4. Ketidaksesuaian diet
Makanan lunak dan rendah serat yang berkurang pada feses sehingga menghasilkan produk sisa yang tidak cukup untuk merangsang refleks pada
proses defekasi. Makan rendah serat seperti; beras, telur dan daging segar bergerak lebih lambat di saluran cerna. Meningkatnya asupan cairan dengan
makanan seperti itu meningkatkan pergerakan makanan tersebut. 5. Obat-obatan
Banya obat menyebabkan efek samping kponstipasi. Beberapa di antaranya seperti ; morfiin, codein, sama halnya dengan obat-obatan adrenergik dan
antikolinergik, melambatkan pergerakan dari colon melalui kerja mereka pada sistem syaraf pusat. Kemudian, menyebabkan konstipasi yang lainnya seperti:
zat besi, mempunyai efek menciutkan dan kerja yang lebih secara lokal pada mukosa usus untuk menyebabkan konstipasi. Zat besi juga mempunyai efek
mengiritasi dan dapat menyebabkan diare pada sebagian orang. 6. Latihan yang tidak cukup
Pada klien yang pada waktu yang lama otot secara umum melemah, termasuk otot abdomen, diafragma, dasar pelvik, yang digunakan pada proses defekasi.
Secara tidak langsung kurangnya latihan dihubungkan dengan kurangnya nafsu makan dan kemungkinan kurangnya jumlah serat, yang penting untuk
merangsang refleks pada proses defekasi.
Universitas Sumatera Utara
7. Umur Otot semakin melemah dan melemahnya tonus spinkter yang terjadi pada
orang tua turut berperan menyebabkan defekasi. 8. Proses penyakit
Beberapa penyakit pada usus dapat menyebabkan konstipasi, beberapa di antaranya obstruksi usus, nyeri ketika defekasi berhubungan dengan
hemorhoid, yang membuat orang menghindari defekasi; paralisis, yang menghambat kemapuan klien untuk buang air besar; terjadinya peradangan
pelvik yang menghasilkan paralisis atau atoni pada usus. Konstipasi bisa jadi beresiko pada klien, regangan ketika b.a.b dapat
menyebabkan stres pada abdomen atau luka pada perineum post operasi. Ruptur merusak mereka jika tekanan cukup besar. Ditambah lagi peregangan
sering bersamaan dengan tertahannya napas. Gerakan ini dapat menciptakan masalah yagn serius pada orang dengan sakit jantung, trauma otak, atau
penyakit pada pernapasan. Tertahannya napas meningkatkan tekanan intratorakan dan intrakranial. Pada beberapa tingkatan, tingkatan ini dapat
dikurangi jika seseorang mengeluarkan napas melalui mulut ketika regangan terjadi. Bagaimanapun, menghindari regangan merupakan pencegahan yang
terbaik.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEFEKASI
1.Umur 7. Obat-obatan medikasi 2.Diet 8. Prosedur diagnostik
3. Cairan fluid 9. Anastesi dan pembedahan 4. Tonus otot 10. Nyeri
5. Faktor psikologi 11. Iritan 6. Gaya hidup 12. Gangguan syaraf sensorik dan motorik
1. UMUR