BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik Belajar Lapangan Komprehensif merupakan mata kuliah yang bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi dunia nyata
seperti pada saat bekerja dengan memberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan semua teori dan konsep yang telah diperoleh
selama proses pendidikan. Kegiatan PBLK ini juga diharapkan secara langsung dapat memberikan masukan untuk peningkatan pelayanan keperawatan pada
tempat yang menjadi lahan praktik. Pada akhir kegiatan PBLK ini diharapkan mahasiswa mampu mensitesa
ilmu pengetahuan, menerapkan proses asuhan keperawatan secara komprehensif sebagai bentuk pelayanan keperawatan profesional, baik kepada individu,
keluarga, maupun masyarakat. Selain pada pengelolaan manajemen asuhan keperawatan, juga mampu melakukan manajemen pelayanan keperawatan melalui
proses pengorganisasian kegiatan-kegiatan keperawatan secara efektif dan efisien dalam pelayanan keperawatan dengan selalu meningkatkan pengelolaan pelayanan
keperawatan. Praktik Belajar Lapangan ini dilakukan di Instalasi Rindu B3 RSUP H. A.
Malik Medan selama 4 minggu, dimulai sejak 11 juni – 8 juli 2012. Kegiatan yang dilakukan selama PBLK ini mencakup manajemen pelayanan keperawatan dan
manajemen asuhan keperawatan pada lahan praktik dan pasien kelolaan. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di ruangan Rindu B3,
ditemukan masalah terbanyak yang di alami oleh pasien dengan fraktur adalah nyeri dan konstipasisehingga untuk manajemen asuhan keperawatan dilakukan
Universitas Sumatera Utara
kepada pasien fraktur yang mengalami konstipasi. Sedangkan untuk manajemen ruangan dilakukan pada ruangan Rindu B3 Bedah orthopaedi sesuai dengan
masalah yang ditemukan dari hasil analisa pada unsur methode dalam pemberian suhan keperawatan konstipasi.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan pada pasien fraktur yang di rawat di ruang RB3 bedah orthopaedi bahwa banyak pasien yang
mengalami konstipasi dan sulit untuk bunag air besar. Sekitar 60 dari pasien yang mengalami konstipasi tersebut mengatakan enggan untuk buang air besar
dan kurnag mengkonsumsi air serta serat yang cukup. Alasan lain yang menyebabkan pasien-pasien fraktur sulit untuk buang air besar adalah rasa nyeri
yang menyebabkan pasien dengan fraktur mengalami penurunan tingkat mobilitas fisik yang berdampak pada penurunan motilitas usus juga sehingga dapat
menyebabkan pasien mengalami konstipasi.Oleh karena itu penulis akan melakukan pengelolaan manejemen pelayanan dan manejemen keperawatan
dengan pasien fraktur yang mengalami konstipasi di ruangan rindu B3 Bedah Orthopaedi RSUP H. Adam Malik Medan.
B. Tujuan