Identifikasi Masalah Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian a.

Hanna Rosiana H, 2015 PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kalaupun ada yang menyapa hanya karena rasa kasihan, bahkan ada mantan narapidana yang tidak mudah untuk diterima oleh anak-anaknya yang menganggap ayah ibunya membuat malu. Persoalan inilah yang menyebabkan mantan penghuni rutan menjadi bimbang, mereka bisa saja kemudian “bersahabat” lagi dengan teman se”profesi” dan menyurutkan langkah untuk hidup kembali di lingkungan yang normal. Namun demikian penerimaan dan dukungan dari masyarakat tidak berguna bila narapidana tidak ada niat untuk berubah. Kehidupan di penjara seharusnya bisa menjadi semacam penyadaran para penghuninya tentang pentingnya sebuah kebebasan, pentingnya menghormati norma-norma hukum yang ada di masyarakat, pentingnya berperilaku sehat dan mengendalikan emosi, begitu berharganya keluarga dan orang-orang yang berperan dalam kesehariannya, begitu nikmatnya menatap kehidupan di masa depan. Pikiran dan niat positif tersebut akan mengarahkan seseorang untuk berperilaku positif dalam keseharian nantinya. Image negative, cap stigma negatif dari masyarakat akan menghilang dengan sendirinya seiring perubahan pikiran, sikap dan perilaku menuju kebaikan. Oleh karena itu kesiapan untuk bisa kuat dan bertahan dalam kehidupan sebenarnya bagi para mantan narapidana harus disiapkan sejak dini agar penjara tidak lagi dipenuhi oleh orang-orang yang sebenarnya tidak ingin berbuat jahat, tapi situasi dan kesempatan yang menekan mereka untuk bertindak kejahatan. Dengan pembelajaran seni tari bagi Narapidana Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya diharapkan bisa membuka wawasan, mempengaruhi perasaan, dan perbuatan sehingga membawa dampak positif bagi kehidupannya. Pembelajaran tari membawa banyak pengetahuan dan sangat efektif bagi pelepasan tekanan-tekanan perasaan atau kekakuan tubuh yang dialami sesorang, seseorang akan lebih memaknai hidupnya dengan cara yang indah dan tenang juga optimis dengan perasaan yang tercurahkan dengan baik apalagi mendapat apresiasi dari lingkungannya. Kegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan, seperti mendidik seseorang untuk bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang menyimpang. Nilai-nilai keindahan dan keluhuran pada seni tari dapat mengasah perasaan seseorang. Disamping itu Seni tari adalah kolektif, artinya penggarapan tari melibatkan beberapa orang. Oleh karena itu, kegiatan tari dapat berfungsi sebagai sarana pergaulan antar Warga Binaan Pemasyarakatan atau narapidana. Kegiatan tari, seperti latihan tari atau penggarapannya dilakukan bersama, hal tersebut adalah sarana pergaulan yang baik apalagi bagi narapidana perempuan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B yang merasa jenuh karena belum ada kegiatan pembinaan yang khusus bagi mereka.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Pembelajaran Seni Tari belum pernah diadakan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya, berbeda dengan bentuk pembinaan lainnya, seperti seni ukir dan seni musik Hanna Rosiana H, 2015 PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang sudah lebih dulu ada di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan tersebut, disamping itu banyak beberapa narapidana yang belum ikut serta aktif dalam kegiatan-kegiatan kesenian seperti itu karena keterbatasan kesempatan dan ketidakcocokan individu dengan bentuk keseniannya. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di utarakan diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Belum adanya wadah yang memfasilitasi pembelajaran Seni Tari bagi narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya. 2. Adanya beberapa narapidana yang belum ikut serta berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di Lingkungan Lembaga Pemasyarakatan sehingga menutup berbagai kesempatan untuk menambah wawasan dan keterampilannya.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pembelajaran seni tari bagi Narapidana Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya? 2. Bagaimana Hasil pembelajaran Seni Tari bagi Narapidana Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya?

D. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan proses pembelajaran seni tari bagi Narapidana Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya. 2. Mengetahui Hasil pembelajaran Seni Tari bagi Narapidana Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

a. Menambahkan referensi metode penyampaian pembelajaran seni tari dengan objek lain dengan latar belakang yang sangat beragam dan persoalan-persoalan yang mempengaruhi individu-individunya. b. Menambah pengalaman mengajar yang tidak biasa, yang bisa menjadi bahan referensi dalam menghadapi situasi-situasi yang beragam dalam menyampaikan materi pembelajaran seni tari. Hanna Rosiana H, 2015 PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Meningkatkan pengetahuan dan memperluas pengembangan seni tari dengan proses mengajar di tempat yang jarang digunakan sebagai tempat pembelajaran tari.

1. Bagi Narapidana

a. Memperoleh kesempatan dan pengalaman yang baik untuk mengikuti pembelajaran seni tari sebagai media pendidikan. b. Menambah pengetahuan dan memperbaiki kekakuan tubuh atau kekakuan interaksi antar warga binaan.

2. Bagi Instansi Lembaga Pemasyarakatan

a. Menjalin kerjasama yang baik dengan pihak pendidik tari sehingga terbantu dalam proses pembinaan narapidana khususnya dalam proses pembelajaran keterampilan seni tari. b. Mendapatkan ilmu baru dan sajian baru yang mengesankan dari proses pembelajaran seni tari di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan yang jarang sekali diadakan.

3. Bagi Lembaga Pendidikan

a. Memperkuat peranan pendidikan seni tari di berbagai tempat, situasi dan latar belakang. Dimana pada kenyataannya ilmu hasil dari Lembaga Pendidikan sangat diperlukan untuk mengembangkan potensi-potensi yang tidak hanya diaplikasikan di sebuah instansi pendidikan seperti sekolah saja atau sanggar-sanggar saja, tetapi objeknya bisa meluas seperti di komunitas anak-anak jalanan, narapidana, panti jompo, dll. Dengan catatan harus disesuaikan dengan keadaan dan fungsi pembelajaran seni tari itu sendiri. b. Mencetak tenaga-tenaga pendidik seni tari yang lebih berkualitas, kritis dan berpengalaman tinggi.

4. Bagi Masyarakat

a. Mengubah pandangan masyarakat tentang Lembaga Pemasyarakatan yang sering dipandang hanya untuk “mengurung” orang-orang jahat untuk kemudian lebih paham dan mendukung fungsi Lembaga Pemasyarakatan dalam membina orang-orang yang pernah melanggar hukum itu agar menjadi individu-individu yang lebih baik salah satunya dengan pendekatan pembelajaran seni. b. Menumbuhkan kebanggaan terhadap eksistensi dan fungsi seni khususnya seni tari dalam mempengaruhi seseorang untuk berperilaku lebih baik. F. ASUMSI Hanna Rosiana H, 2015 PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dengan pembelajaran seni tari bagi narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya akan membekali para narapidana dalam keahlian atau keterampilan menari, serta pembelajaran seni tari dapat mengasah kepekaan rasa keindahan dalam diri narapidana, menumbuhkan kedisiplinan, percaya diri, tanggung jawab dan optimis menghadapi kehidupan. Hanna Rosiana H, 2015 PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian a.

Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya yang beralamat di Jln. Oto Iskandardinata No. 1 Kelurahan Tawangsari Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya. No. TeleponFax:0265-332406 E-Mail : lp_tasikyahoo.co.id. Alasan dipilihnya lokasi penelitian ini adalah Lembaga Pemasyarakatan yang fungsinya sebagai Lembaga pembinaan narapidana atau warga binaan di Tasikmalaya ini belum mempunyai program pembinaan di bidang kesenian khususnya seni tari bagi narapidana perempuan yang menjalani masa pidana di LP tersebut. Diharapkan memiliki manfaat dalam membekali para narapidana dengan keterampilan di bidang tari, menumbuhkan jiwa kedisiplinan, menumbukan rasa percaya diri, tanggung jawab dan optimis menghadapi kehidupan. b. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek subyek yang mempunyai khualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh penelitian untuk dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek benda – benda alam yang lainnya. Menurut Darmawan 2013, hlm. 137.”Populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas”. Populasi di dalam penelitian ini adalah Narapidana perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tasikmalaya yang berjumlah 22 orang.

c. Sampel

Dalam penelitian ini dipilih 11 orang narapidana perempuan sebagai sampel penelitian. Alasan dipilihnya sampel penelitian ini adalah berdasarkan anjuran dari pegawai atau staf bagian pembinaan di LP Kelas II Tasikmalaya yang mengizinkan 11 orang tersebut sebagai sampel setelah dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan yang memungkinkan para narapidana bisa mengikuti kegiatan dalam penelitian diantaranya dilihat dari sisi kesehatan fisik, kejiwaan, dan usia.

B. Desain Penelitian

Dokumen yang terkait

Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan ( Studi Deskriptif : Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan)

0 56 127

Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan (PPLP) Terkait dengan Hak Menerima Kunjungan Keluarga Bagi Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan

27 281 161

Komunikasi Antarpribadi Dan Perubahan Sikap Narapidana (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Komunikasi Antarpribadi Petugas Lembaga Pemasyarakatan Dalam Merubah Sikap Narapidana Di Cabang RUTAN Aceh Singkil)

18 206 113

Kedudukan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Sebagai Sub Sistem Peradilan Pidana (SPP)

11 104 86

Peran Hakim Pengawas Dan Pengamat Terhadap Pembinaan Narapidana Narkotika (Studi Pengadilan Negeri Sibolga dan Lembaga Pemasyarakatan Sibolga)

2 49 96

Akuntabilitas Tim Pengamat Pemasyarakatan (Tpp) Pada Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Prespektif Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan

2 75 143

PELAKSANAAN HAM BAGI NARAPIDANA DAN TAHANAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B SLEMAN

0 2 109

TINJAUAN TERHADAP PELAKSANAAN SANKSI PIDANA PENJARA TERHADAP NARAPIDANA ANAK DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA.

0 4 15

PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TASIKMALAYA - repository UPI S SDT 1005699 Title

0 0 2

BAB II PROSES PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B KOTA LANGSA A. Tahap-tahap Pembinaan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan - Pembinaan Terhadap Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa

0 1 64