masyarakat, sehingga metode demontstrasi sangat tepat digunakan dalam pembelajaran fiqih, agar dalam kehidupan bermasyarakat siswa sudah dapat
melaksanakannya dengan baik.
D. Hipotesis a. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu dugaan terhadap kondisi yang ada dimana dugaan itu disimpulkan dari hasil pemikiran awal dari pemahaman sementara.
Sutrisno Hadi menyatakan bahwa hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah, Dia akan ditolak jika salah satu palsu dan akan di terima jika
fakta-fakta membenarkannya”.
43
Selanjutnya hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus dibuktikan secara
empiris”.
44
Jadi jelaslah bahwa hipotesis baru merupakan dugaan yang kebenarannya harus dibuktikan melalui penelitian lapangan secara objektif, dimana penerimaan
atau penolakan atas suatu hipotesis didasarkan kepada fakta-fakta yang diperoleh dari lapangan tersebut.
Untuk mengajukan hipotesis diperlukan landasan teori, bahwa “status akademis akan menentukan kemampuan orangtua dalam memberikan informasi-
43
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, J.l, Yogyakarta: UGM Press, 2004, h. 69.
44
Sumadi suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali, 1983, h. 75.
informasi tentang bahan pelajaran sekolah yang diperlukan oleh anak yaitu bimbingan pendidikan yang berimplikasi pada hasil belajar”.
45
Sedangkan teori yang dikemukakan Singgih D. Gunarsa dan Ny. Singgih D. Gunarsa menyatakan bahwa : “sikap yang ditampilkan orang tua menentukan
bagaimana corak hubungan yang terjadi antara orang tua dan anak, dan juga minat serta perhatian orang tua terhadap sekolah semua ini akan berpengaruh
terhadap hasil belajar anak di sekolah”.
46
Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan atau latar belakang pendidikan orangtua peserta didik akan
mempengaruhi dalam menentukan kemampuan membimbing, mengarahkan siswa yang berimplikasi pada hasil belajar.
Berdasarkan teori yang penulis kemukakan di atas dapat penulis ajukan hipotesis bahwa ada korelasi antara tingkat pendidikan orang tua dengan hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran fiqh di MIN 7 Bandar Lampung.
Pengujian persyaratan analisis menunjukkan bahwa data skor tiap variabel penelitian berdistribusi normal serta regresi berarti dan linier sehingga
berdasarkan hal itu telah memenuhi persyaratan untuk dilakukan pengujian
hipotesis statistik inferensial.
= ada korelasi antara tingkat pendidikan orang tua dengan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran fiqih
45
Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Loc. Cit.
46
Singgih D. Gunarsa dan Ny. Singgih D. Gunarsa, Loc.Cit
= tidak ada korelasi antara tingkat pendidikan orang tua dengan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fiqih
BAB III METODE PENENLITIAN
A. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasi. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang jenis data dan analisisnya
berupa data yang berupa angka, atau data kualitatif yang diangkakan. Sedangkan penelitian korelasi adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih.
47
Penelitian kuantitatif dipercaya menghasilkan data dan informasi yang lebih akurat dan obyektif karena dijaring dengan
menggunakan metode standar dan menggunakan analisis statistik dan dapat direplika.
48
Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang dalam penelitian ini yaitu tingkat pendidikan orang tua
dan hasil belajar peserta didik.
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
47
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan Metode RD, Bandung: Alfabeta, 2012, h. 15.
48
Wirawan, Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012, h. 152