A. PENDAHULUAN
Organisasi merupakan suatu kesatuan yang komplek yang berusaha mengalokasikan sumber daya manusia secara penuh demi tercapainya tujuan. Apabila suatu organisasi
mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut efektif. Sumber daya manusia mempunyai peranan penting baik secara
perorangan ataupun kelompok, dan sumber daya manusia merupakan salah satu penggerak utama atas kelancaran jalannya kegiatan usaha. Untuk itu pemerintah daerah perlu
memperhatikan dan mengatur keberadaan karyawan sebagai usaha meningkatkan kinerja yang baik.
Pemberlakuan Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 yang mengatur tentang otonomi daerah telah diubah menjadi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yaitu tentang
pemerintah daerah dan Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 yang mengatur tentang desentralisasi fiskal telah diubah menjadi Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah, membawa perubahan dalam hubungan Tata Pemerintah dan Hubungan Keuangan, sekaligus membawa perubahan penting dalam
Pengelolaan Anggaran Daerah.
Anggaran merupakan komponen utama dari perencanaan, yaitu perencanaan keuangan untuk masa depan yang memuat tujuan dan tindakan dalam pencapaian tujuan
organisasi tersebut. Kinerja akan dikatakan efektif apabila pegawai pemerintah daerah mendapat kesempatan terlibat atau berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran.
Konsep dari penganggaran yang termasuk tujuan karakteristik anggaran diantaranya: partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran,
evaluasi anggaran, dan kesulitan sasaran anggaran. Kelima dimensi karakteristik tujuan anggaran tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya dan diharapkan dapat
meningkatkan kinerja.
Seorang karyawan, manajer atau pemimpin yang memiliki motivasi yang tinggi terhadap pekerjaan tugas dan dilakukan dengan semangat, sehingga akan dicapai suatu
hasil yang optimal prestasi tinggi yang tentunya akan mendukung tercapainya tujuan organisasi yang diinginkan. Komitmen Organisasi menurut Rivai 2003: 248 adalah
sesuatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris mengenai pengaruh karakteristik tujuan anggaran terhadap motivasi, komitmen organisasi dan kinerja pegawai
Sub Bagian Keuangan pada Dinas Pemerintah Kabupaten Karanganyar
B. TINJAUAN PUSTAKA
Anggaran
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukur lain, yang mencakup jangka waktu
satu tahun Mulyadi, 2001: 488. Karakteristik tujuan anggaran
Menurut Kenis 1979 dalam Munawar, dkk 2006 terdapat lima karakteristik tujuan anggatan budgetary goal characteristics adalah sebagai berikut:
1. Partisipasi Penyusunan Anggaran 2. Kejelasan Tujuan Anggaran
3. Umpan Balik Anggaran 4. Evaluasi anggaran
5. Kesulitan Tujuan anggaran Motivasi
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Reksohadiprodjo
dan Handoko, 2001: 252. Motivasi mengandung unsur yang dijadikan ukuran yaitu: Tujuan, Kekuatan dalam diri individu dan Keuntungan Sudarwan, 2004: 15.
Komitmen Organisasi
Komitmen Organisasi menurut Rivai 2003: 248 adalah sesuatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta
berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi. Dalam komitmen organisasi tercakup tiga unsur, yaitu : loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan, dan
identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.
Komitmen organisasi dapat dibedakan menjadi 2 bagian: 1. Jenis Komitmen menurut Allen Meyer.
Kuncoro 2002 dalam Mahdi 2009 membedakan komitmen organisasi atas tiga komponen,yaitu: afektif, normatif dan continuance.
a. Komponen afektif berkaitan dengan emosional, identifikasi dan keterlibatan pegawai di dalam suatu organisasi.
b. Komponen normatif merupakan perasaan-perasaan pegawai tentang kewajiban yang harus ia berikan kepada organisasi.
c. Komponen continuance berarti komponen berdasarkan persepsi pegawai tentang kerugian yang akan dihadapinya jika ia meninggalkan organisasi.
Meyer dan Allen berpendapat bahwa setiap komponen memiliki dasar yang berbeda. Pegawai dengan komponen afektif tinggi, masih bergabung dengan organisasi karena
keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi. Sementara itu pegawai dengan komponen continuance tinggi, tetap bergabung dengan organisasi tersebut karena
mereka membutuhkan organisasi. Pegawai yang memiliki komponen normatif yang tinggi, tetap menjadi anggota organisasi karena mereka harus melakukannya.
2. Jenis komitmen organisasi dari Mowday, Porter dan Steers. Komitmen organisasi dari Mowday, Porter dan Steers lebih dikenal sebagai
pendekatan sikap terhadap organisasi. Komitmen organisasi ini memiliki dua komponen yaitu sikap dan kehendak untuk bertingkah laku.
Kinerja
Kinerja prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya Mangkunegara, 2009: 9. Menurut Anoraga 2005: 56 faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai
adalah: 1. Motivasi, pimpinan organisasi perlu mengetahui motivasi kerja dari anggota organisasi.
Untuk mengetahui itu maka pemimpin mendorong karyawan untuk bekerja secara optimal.
2. Pendidikan, pada umumnya pendidikan seseorang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan mempunyai potensi kerja yang baik pula, dengan demikian
pendidikan merupakan syarat penting dalam peningkatan kinerja. 3. Disiplin kerja, yaitu kedisiplinan dilakukan melalui sesuatu latihan antara lain
menghargai waktu dan biaya. 4. Ketrampilan, yaitu ketrampilan karyawan dalam suatu organisasi dapat ditingkatkan
melalui pelatihan. 5. Sikap dan etika, yaitu tercapainya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara
perilaku dalam proses produksi dan meningkatkan kinerja. 6. Tingkat penghasilan, yaitu penghasilan yang cukup berdasarkan prestasi kerja akan
meningkatkan kinerja. 7. Lingkungan kerja, yang dimaksud dalam hal ini termasuk hubungan antara karyawan,
hubungan dengan pimpinan dan lain sebagainya.
8. Teknologi, yaitu dengan semakin maju teknologi maka pegawai berkinerja tinggi yang dapat mengikuti perkembangan teknologi ini.
Kerangka Pemikiran
Untuk mewujudkan pemecahan dan penganalisan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini, maka terlebih dahulu dikemukakan gambaran yang berupa kerangka
pemikiran. Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian mengenai pengaruh karakteristik tujuan anggaran terhadap motivasi, komitmen organisasi dan kinerja pegawai Sub Bagian
Keuangan pada Dinas Pemerintah Kabupaten Karanganyar secara serempak. Kemudian juga akan diuji secara parsial pengaruh antara karakteristik tujuan anggaran terhadap
motivasi, komitmen organisasi, dan kinerja pegawai Sub Bagian Keuangan pada Dinas Pemerintah Kabupaten Karanganyar.
C. METODE PENELITIAN
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode survey. Metode survey adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan data primer dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan kepada responden individu atau kuesioner Jogiyanto, 2004: 115. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional. Penelitian cross-sectional adalah penelitian yang
dilakukan terhadap keadaan suatu obyek pada suatu waktu tertentu. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek dan obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2005: 90. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah pegawai sub bagian keuangan pada Dinas Pemerintah
Kabupaten Karanganyar yang jumlahnya 70 Orang. Sampel adalah beberapa anggota atau bagian yang dipilih dari populasi Sularso, 2003: 67. Didalam penelitian ini teknik
penentuan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, atau penelitian
yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana anggota populasi dijadikan sampel Sugiyono, 2005: 96.
Mengutip dari pendapat Arikunto 1998: 120, apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Berdasarkan pendapat tersebut maka sampel penelitian ini adalah seluruh pegawai sebanyak 70 orang pegawai.
Metode Pengumpulan Data 1. Penelitian lapangan
Penelitian lapangan yaitu dengan melakukan penelitian langsung di beberapa Kantor Dinas Pemerintah di Kabupaten Karanganyar. Penelitian lapangan ini
khususnya digunakan untuk mengumpulkan data primer, yaitu motivasi, komitmen organisasi dan kinerja. Untuk mengumpulkan data primer digunakan kuesioner yang
Motivasi Karakteristik Anggaran X
1. Partisipasi Penyusunan Anggaran 2. Kejelasan Tujuan Anggaran
3. Umpan Balik Anggaran 4. Evaluasi Anggaran
5. Kesulitan Tujuan Anggaran
Komitmen Organisasi Kinerja
dibuat dengan merujuk pada skala model Likert. Skala berisi sejumlah pernyataan yang menyatakan obyek yang hendak diungkap. Penskoran atas kuisioner skala model Likert
yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada lima alternatif jawaban, yakni: Sangat Setuju 5, Setuju 4, Netral 3, Tidak Setuju 2, dan Sangat Tidak Setuju 1.
2. Studi Kepustakaan Dilakukan dengan cara membaca dan mengutip baik secara langsung maupun
tidak langsung dari literatur-literatur yang berhubungan langsung dengan variabel penelitian.
Teknik Analisis Data 1. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Regresi Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh dari variabel bebas
terhadap variabel tidak bebas secara bersama-sama. Menurut Kuncoro 2001: 98 uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Rumus uji F adalah sebagai berikut:
F = Keterangan:
= Koefisien determinasi = Jumlah parameter termasuk konstanta regresi
= Jumlah observasi b. Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda didasarkan pada hubungan fungsional atau kausal dua variabel independen atau lebih dengan satu variabel dependen. Model regresi
berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: MK = a +
PA+ KTA+
UPB+ EP+
+ e KO = a +
PA+ KTA+
UPB+ EP+
+ e K
= a + PA+
KTA+ UPB+
EP+ + e
Keterangan: MK
= Motivasi KO
= Komitmen Organisasi K
= Kinerja a
= Konstanta = Koefisiensi Regresi
PA = Partisipasi Anggaran
KTA = Kejelasan Tujuan Anggaran
UPB = Umpan Balik Anggaran
EP = Evaluasi Anggaran
TKPA = Tingkat Kesulitan Penyusunan Anggaran
e = Standar Error
c. Uji Koefisien Regresi Parsial Uji t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu
variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat kuncoro, 2001: 97. Rumus uji t:
=
Keterangan : = koefisien regresi
= Standar error koefisien regresi
D. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 1. Uji Regresi Serempak Uji F terhadap variabel motivasi.