c. Koefisien regresi variabel KTA b
2
mempunyai nilai negatif yaitu sebesar -0,164. Hal ini berarti apabila terjadi kenaikan KTA sebesar satu persen maka MK akan
mengalami penurunan sebesar 0,164. d. Koefisien regresi variabel UPB b
3
mempunyai nilai positif yaitu sebesar 0,919. Hal ini berarti apabila terjadi kenaikan UPB sebesar satu persen maka MK akan
mengalami kenaikan sebesar 0,919. e. Koefisien regresi variabel EP b
4
mempunyai nilai positif yaitu sebesar 1,351. Hal ini berarti apabila terjadi kenaikan EP sebesar satu persen maka MK akan
mengalami kenaikan sebesar 1,351. f.
Koefisien regresi variabel TKPA b
5
mempunyai nilai positif yaitu sebesar 0,325. Hal ini berarti apabila terjadi kenaikan TKPA sebesar satu persen maka MK akan
mengalami kenaikan sebesar 0,325.
3. Pengujian Hipotesis Secara Parsial uji t terhadap variabel motivasi
a. Partisipasi anggaran terhadap variabel motivasi Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai t
hitung
untuk partisipasi anggaran adalah sebesar -0,292 dengan nilai p=0,771, sedangkan besarnya nilai t
tabel
pada taraf signifikansi 5 adalah 2,000. Hasilnya t
hitung
t
tabel
-0,292 2,000 dengan p0,05, sehingga H
1
ditolak. Artinya partisipasi anggaran dalam penelitian ini tidak terdukung secara statistik, yaitu partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap
motivasi. Artinya keikutsertaan dalam penyusunan anggaran tidak mendorong motivasi yang dimiliki oleh pegawai pemerintah Kabupaten Karanganyar untuk
mencapai target anggaran tersebut. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kenis 1979 dalam Munawar, dkk 2006 yang menunjukkan hasil
bahwa keikutsertaan manajer dalam proses penyusunan anggaran mendorong motivasi dan sikap positif karyawan terhadap anggaran.
b. Kejelasan tujuan anggaran terhadap variabel motivasi Nilai t
hitung
untuk kejelasan tujuan anggaran adalah sebesar -0,858 dengan nilai p=0,394, sedangkan besarnya nilai t
tabel
pada taraf signifikansi 5 adalah 2,000. Hasilnya t
hitung
t
tabel
-0,858 2,000 dengan p0,05, sehingga H
1
ditolak. Artinya kejelasan tujuan anggaran dalam penelitian ini tidak terdukung secara statistik, yaitu
kejelasan tujuan anggaran tidak berpengaruh terhadap motivasi, artinya ketidakjelasan tujuan anggaran tidak dapat mendorong motivasi pegawai dalam
mencapai target anggaran tersebut. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan Kenis 1979 dalam Munawar, dkk 2006 yang
menunjukkan hasil bahwa manajer memberikan reaksi positif dan secara relatif sangat kuat untuk meningkatkan kejelasan tujuan anggaran dan secara signifikan
mendorong motivasi untuk meningkatkan kejelasan dan ketegasan tujuan anggaran.
c. Umpan balik anggaran terhadap motivasi Nilai t
hitung
untuk umpan balik anggaran adalah sebesar 4,718 dengan nilai p=0,00, sedangkan besarnya nilai t
tabel
pada taraf signifikansi 5 adalah 2,000. Hasilnya t
hitung
t
tabel
4,718 2,000 dengan p0,05, sehingga H
1
diterima. Artinya umpan balik anggaran dalam penelitian ini dapat terdukung secara statistik, yaitu
umpan balik anggaran berpengaruh terhadap motivasi. Sehingga umpan balik anggaran mendorong motivasi pegawai dinas pemerintah kabupaten karanganyar
dalam mencapai tujuan anggaran tersebut.
d. Evaluasi anggaran terhadap variabel motivasi. Nilai t
hitung
untuk evaluasi anggaran adalah sebesar 7,675 dengan nilai p=0,000, sedangkan besarnya nilai t
tabel
pada taraf signifikansi 5 adalah 2,000. Hasilnya t
hitung
t
tabel
7,675 2,000 dengan p0,05, sehingga H
1
diterima. Artinya evaluasi anggaran dalam penelitian ini dapat terdukung secara statistik, yaitu
evaluasi anggaran berpengaruh terhadap motivasi. Hal ini diartikan bahwa evaluasi dari pencapaian tujuan anggaran mempunyai pengaruh terhadap motivasi untuk
mencapai target anggaran oleh pegawai sub bagian keuangan pada Dinas Pemerintah Kabupaten Karanganyar. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh Kenis 1979 dalam Munawar, dkk 2006 yang menunjukkan hasil bahwa manajer memberikan reaksi yang tidak menguntungkan untuk
menggunakan anggaran dalam evaluasi kinerja dalam suatu gaya punitive meningkatkan ketegangan kerja, menurunkan kinerja anggaran.
e. Kesulitan anggaran terhadap variabel motivasi. Nilai t
hitung
untuk kesulitan anggaran adalah sebesar 1,267 dengan nilai p=0,210, sedangkan besarnya nilai t
tabel
pada taraf signifikansi 5 adalah 2,000. Hasilnya t
hitung
t
tabel
1,267 2,000 dengan p0,05, sehingga H
1
ditolak. Artinya kesulitan anggaran dalam penelitian ini tidak terdukung secara statistik, yaitu
kesulitan anggaran tidak berpengaruh terhadap motivasi. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan dalam pencapaian tujuan anggaran tidak
mendorong motivasi pegawai sub bagian keuangan pada Dinas Pemerintah Kabupaten Karanganyar dalam pelaksanaan anggaran. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Anthony dan Govindarajan 1998 dalam Munawar, dkk 2006 yang menunjukkan hasil bahwa target anggaran yang
mudah dicapai tidak memberikan tantangan, tetapi hanya memberikan efek motivasi yang kecil bagi pelaksana anggaran, sedangkan target yang terlalu ketat dan sulit
dicapai menyebabkan timbulnya perasaan tidak puas, gagal, serta frustasi.
4. Uji Regresi Serempak Uji F terhadap variabel komitmen organisasi