43
Suguro tidak peduli, ia semakin erat merangkul bahu Mitsu dan mengantarnya sampai ke taksi.
Suguro segera pulang untuk menenangkan dirinya. Keesokan harinya ketika ia sedang bercakap-cakap dengan istrinya, istrinya mengatakan kepala
perawat menemukan ada beberapa orang yang awalnya sakarat tetapi kemudian hidup lagi. Mendengar cerita itu ia cemas istrinya bertemu dengan nyonya Naruse.
Tetapi ketika ditanya, istrinya tidak bertemu dengan nyonya Naruse, ketika ia berkunjung ke rumah sakit perawat mengatakan bahwa sudah lama nyonya
Naruse tidak masuk kerja. Pada suatu hari ia dipanggil kepala perusahaan. Ia mengatakan ada seorang
wartawan muda yang hendak menulis artikel tentang dirinya. Mengingat dampak negativ yang akan ditimbulkan oleh artikel tersebut, kepala perusahaan
memutuskan untuk membeli foto tersebut berikut negatifnya dengan harga yang diminta si wartawan. Setelah itu foto tersebut beserta negatifnya dimusnahkan. Ia
juga meminta wartawan tersebut berjanji untuk tidak menawarkan kisah tersebut kepada penerbit lain.
3.2 Analisis Tokoh Utama Suguro
Cuplikan 1 hal 51-52 Suguro tersenyum kecut, menyadari betapa mulusnya pidato temannya itu.
Mata para undangan di ruangan itu semuanya terarah kapada Kano. Pada saat-saat seperti itulah dia membela diri dengan mengatakan bahwa oranga yang sudah
berada di dalam kekuasaan Tuhan takkan pernah bisa melepaskan diri lagi.
Universitas Sumatera Utara
44
Analisis Dari cuplikan cerita di atas menunjukkan bahwa Suguro tetap berbesar hati
karena semua tamu undangan lebih terfokus pada pidato Kano. Dari cuplikan di atas adanya Ego yang yang menyadarkan sikap Id yang muncul dari diri Suguro
yang terlihat dari sikap yang menyadarkan dirinya bahwa semua kejadian yang terjadi pada dirinya itu semua kuasa Tuhan. Suguro tetap menyerahkan segala
urusannya kepada Tuhan, Karena diketahui Suguro adalah seorang penulis yang taat pada agamanya. Kalau Id tadi diterangkan sebagai sumber dari ketidaksadaran
manusia, maka Ego menunjukkan sebaliknya ialah sumber rasa sadar. Di sini Ego berhasil mengkontrol sikap Id dari tokoh utama. Karena diketahui bahwa Ego
tidak mempunyai energi sendiri, sehingga harus menarik energi dari Id. Berangsur-angsur semakin banyak energi Id yang dapat diambil oleh Ego, karena
Ego lebih berhasil dari pada Id dalam mereduksi tegangan. Seperti halnya sikap mengkontrol diri Suguro terhadap Kano, jika Suguro mengikuti Id maka dia akan
melakukan hal-hal di bawah sadarnya, yang mungkin akan berdampak buruk terhadap dirinya maupun citra baiknya. Namun sikap Ego Suguro mampu
mengkontrol terhadap keinginan Id nya itu. Cuplikan 2 hal 57-58
“Saya tidak begitu tahu mengenai pertanyaan-pertanyaan sulit seperti itu. Tapi ada perasaan saya, mungkin karena anda Kristen, anda selalu
menghubungkan seks dengan dosa.” Saya bukan gadis sekolah yang baru menginjak akil-balik, bantah Suguro di
dalam hati. Tetapi disadarinya jauh di dalam lubuk hatinya perubahan kekristenan
Universitas Sumatera Utara
45
yang melekat pada dirinya semenjak masa remaja menyebabkan dia mengadakan pembedaan antara seks yang sehat dan seks yang mesum. seks yang sehat
adalah . . . Suguro terbayang wajah istrinya. “Maafkan pertanyaan saya ini, tetapi bagaimana pandangan anda sendiri
tentang seks?” “Terus terang saja” kata wanita itu sambil tersenyum, “saya ngeri
terhadapnya.” “Apa sebabnya? Jika saya berbicara seperti orang Kristen, anda berbicara
seperti perawan. “Tidak, bukan itu maksud saya. . . Saya merasa seolah-olah tingkah laku
kita dalam hal-hal yang berhubungan dengan seks mencerminkan rahasia kita yang paling terpendam. Yang oleh kita sendiripun tidak disadari adanya.”
Analisis Dalam cuplikan cerita di atas menunjukkan sikap Id dari tokoh utama yang
menanyakan hal yang berhubungan dengan seks kepada lawan bicaranya. Itu benar-benar pertanyaan yang tidak pantas diajukan kepada wanita yang lebih tua
dengannya, terlebih lagi mereka baru pertama kali berjumpa. Namun pada cuplikan cerita itu juga terdapat Ego yang tidak bekerja dengan Super Ego,
Karena pada dasarnya Super Ego hanya menginginkan dorongan-dorongan yang sesuai dengan nilai-nilai moral saja. Tetapi Ego yang terdapat di dalam diri
Suguro yang mengkaitkan hubungan seks dan pandangan agama tentak seks itu. Di dalam seks itu adalah hal yang diidentikkan dengan dosa. Tetapi Ego yang
Universitas Sumatera Utara
46
terdapat pada tokoh utama ini bertolak belakang dengan Super Ego yang hanya menjalankan berdasarkan moral dalam diri seoran penulis terkenal yang tidak
selayaknya membucarakan seks kepada orang yang baru di kenal. Di jepang hal ini dianggap sangat tabu, dan tidak sopan.
Dari cerita di atas terlihat kalau Suguro memiliki keiniginan Id di dalam hatinya dan langsung dia lakukan. Malahan tidak ada rasa enggan ataupun
canggung dalam memperbincangkan hal yang berbau dengan seks. Padahal itu tidak selayaknya dilakukan seorang penulis yang terkenal.
Cuplikan 3 hal 112 “Tetapi hubungan sekslah yang menyebabkan terbentukknya ikatan antara
kami berdua-atau tepatnya, sesuatu di dalam lubuk hati kami berdua yang terwujud dalam bentuk seks. Dari segi itu ada kesatuan diantara kami.”
Akhirnya wanita itu menyentuh ke pokok persoalan yang oleh Suguro ingin sekali dibicarakan dengannya. Sebagai pengarang sangat dirasakan adanya
tanggapan atau keasyikan seperti yang ikan yang menyambar umpan kailnya. Analisis
Dari cuplikan cerita di atas menunjukkan perbincangan antara Suguro dengan Naruse. Hal yang mereka bicarakan adalah tentang seks. Di sini awal mula
kedekatan hubungan antara Naruse dan Suguro. Dari cuplikan di atas adanya keinginan-keinginan dari sikap tokoh utama untuk mengetahui rahasia seks
Naruse dengan pasangannya.
Universitas Sumatera Utara
47
Dalam hal ini Ego gagal menjalakan keinginan-keinginan dari Id yang terdapat di dalam diri Suguro. Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang
berusaha untuk kepuasan segera dari semua keinginan, kesenangan, dan kebutuhan. Sikapimpuls id itu dapat dipenuhi melalui proses menunda kepuasan –
ego pada akhirnya akan memungkinkan perilaku, tetapi hanya dalam waktu yang tepat dan tempat. Id Suguro yang sangat ingin mengetahui rahasia seks Naruse
dan pasangannya, tidak mampu dikontrol oleh Ego. Tapi keinginan-keinginan Id Suguro tidak dapat terealisasi, bukan karena Sikap Ego yang mampu mengkontrol
dari Id tersebut, Melainkan Naruse tidak mau menceritakan hal-hal pribadinya kepada orang lain. ketika ditanya oleh Suguro, Naruse hanya menggeleng dengan
sikap yang serius. Dan mengatakan bahwa hubungan seksnya dengan pasangannya yang menyebabkan terciptanya ikatan yang erat antara Naruse
dengan pasangannya. Cuplikan 4 hal 114-116
Dengan gerakan sumpit yang cekatan, nyonya Naruse menyorongkan nasi garing yang disebut shi jin guo ba, ke dalam mulutnya. Terdengar bunyi
kemerisik di dalam mulut wanita itu ketika ia mengunyah-nguyah . Sementara Suguro menatap mulut yang bergerak-gerak itu, ia melihat adanya kegairaham
yang nyata di situ. Suatu kesan erotis yang mengingatkan perbuata seksual dengan cara yang tidak pernah terlintas di dalam pikirannya sewaktu sedang makan
bersama istrinya atau wanita lain manapun juga selama ini. Dan gerak-gerik jari- jemari tangan nyonya Naruse pada saat memainkan sumpit dan mengangakat
mangkuknya ke dalam mulut mengandung kelincahan yang menyebabkan Suguro teringat pada laba-laba yang membelit korbannya di dalam jaringnya.
Universitas Sumatera Utara
48
Analisis Pada cuplikan cerita di atas timbul sikap-sikap Id dari Suguro. Suguro
memandangi wajah Nyonya Naruse ketika makan, bayangan Suguro terhadap Nyonya Naruse pada saat itu sangat tidak layak dilakukan jika dilihat dari segi
citranya sebagai seorang penulis terkenal yang taat pada agama katoliknya. Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk kepuasan segera dari
semua keinginan, kesenangan, dan kebutuhan. Suguro tak henti-hentinya memandangi Nyonya Naruse dari mulai dia
mengangkat sumpit sampai mengunyah makanannya, samapi-sampai Suguro menyamakan hal itu dengan seekor laba-laba yang menangkap korbannya. Dalam
Cuplikan di atas terlihat dari Id tokoh utama, akan adanya ketertarikian Suguro dengan wanita yang bernama Naruse. Hubungan mereka adalah hubungan yang
tidak sah. Karena hubungan mereka itupertemua Nyonya Naruse denga Suguro sama sekali tidak pernah diketahui oleh istri Suguro. Sikap Ego di sini tidak
mampu meredam dorongan-dorongan instingtual dari Id. Ego tidak mampu memnjembatani antara keinginan Id dan mencegah dunia eksternal. Dan Id
berkerja dengan hasrat yang tidak terjinakkan. Id yang terdapat di dalam diri Suguro di lihat dengan cara dia memandangi
lawan bicaranya ketika makan. Hal ini sangat tidak sopan di dalam budaya masyarakat jepang. Jika di lihat dari citranya sebagai seorang penulis novel yang
sangat terkenal pada saat itu, tentu saja hal yang dilakukannya pada cuplikan di atas sudah termasuk tindakan yang tidak sopan. Apalagi sampai membandingkan
Nyonya Naruse bak Laba-laba yang membelit korban ke dalam jaringnya. Korban
Universitas Sumatera Utara
49
yang dimaksudkan di sini adalah Suguro sendiri, Suguro menganggap sudah masuk ke dalam jaring perangkap nyonya Naruse. Suguro menganggap bhwa
dirinya adalah korban yang sulit untuk melepaskan dari perangkap Nyonya Naruse. Sifat Id Suguro sangat terlihat jelas disini. Perilaku semacam ini akan
berdampak tidak baik dan sulit diterima masyarakat sosial. Dan dapat mempengaruhi citra dan nama baik Suguro yang dikagumi para pembaca novel
dan di dalam masyarakat luas. Cuplikan 5 hal 142-143
Suatu gumpalan getir terasa naik di dalam dada suguro, ia merasakan adanya tusukan rasa bersalah, seakan ia telah berbohong terhadap kepada anak
muda yang mengirimkan surat yang begitu mutlak kepercayaanya kepada tulisan- tulisannya, bahkan berbohong terhadap semua pembacanya yang sebanyak itu.
Ingin rasanya mengatakan kepada mereka, janganlah terlalu tinggi menilai diriku. Mengulangi masalah-masalahku sendiri saja, aku sudah kewalahan. Dalam
ruangan Bar di Meguro itu, yang salah satu uendelanya ditutup dengan tirai yang berderak-derik, kano dan yang lain-lainya setelah membaca tulin – tulisannya
pertama memberikan penilaian mereka: ‘tidak meyakinkan’. Mereka benar. Rasa bersalah menempel terus di dalam hatinya, selama tiga puluhan tahu sesudah itu
dan tidak mau melonggarkan cengkramannya, tidak peduli sudah berapa lama waktu berlalu.
Analisis Dari cuplikan di atas terlihat kesadaran Suguro atas semua perbuatannya
Ego. Suguro menyadari dari kebanyakan isi novel yang ditulisnya bertolak
Universitas Sumatera Utara
50
belakang dengan kehidupan pribadinya. Dia menyadari itu ketika menerima sepotong surat dari salah satu pnggemarnya, di dalam surat itu si pengirim
mengatakan bahwa dia baru saja di baptis, si pengirim mengatakan dia mendapat semua pengalaman-pengalaman berharga hidup, itu semua terinspirasi dari buku-
buku, novel-novel yang ditulis oleh Suguro. Dengan membaca Novel milik Suguro sehingga dia maju selangkah demi selangkah dan mengatakan Tuhan
Allah bersabda kepadanya melalu karya fiksi Suguro. Di situlah Suguro tersentak dan menyadarai, bahwa selama ini dia hanya
melakukan penipuan-penipuan melalui karya fiksinya. karena semua isi karya fiksinya sangat tidak sesuai dengan hidup yang dijalaninya. Ego bertanggung
jawab untuk menangani dengan realitas, Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan Id dengan cara-cara yang realistis dan
sosial yang sesuai. Dalam cuplikan cerita di atas Ego berkerja dengan baik dalam hal mengkontrol tindakan Id yang selama ini di lakukan oleh tokoh utama. Suguro
merasa telah membohongi publik, membohongi para penggemarnya. Cuplikan 6 hal 195-197
Sambil membuka kunci sabuk pengamannya Suguro, Suguro mengatakan dengan nada bangga kepada istrinya, “pertama-tama kita dari Ishahaya ke Obama.
Dari situ terus ke Kuchinotsu dan Kazusa”. “Dua puluh tahun yang lalu”, gumamnya kepada istrinya
“Alam memang luar biasa. Tidak pernah berubah ,” gumam istrinya mengiyakan.
Universitas Sumatera Utara
51
Ketikan mendengarkan ‘mengalami perubahan’ Suguro menyadari bahwa itu mencakup arti lain yang semula tak terduga olehnya. Ia tidak mengatakan apa-
apa kepada istrinya bahwa dia pergi makan dengan Nyonya Naruse. Itu merupakan kejadian-kejadian yang dinilainya tidak perlu diceritakan pada istrinya,
pengalaman-pengalaman yang jangan sampai diketahui istrinya. Analisis
Pada cuplikan cerita di atas Suguro memutuskan untuk tidak menceritakan kedekatannya dengan Nyonya Naruse, Suguro berusaha merahasiakan segala
kejadian yang bisa menyebabkan terganggunya ketentraman rumah tangganya yang sudah tercipta lama di dalam hubungan mereka. Sikap membungkam Suguro
ini dapat disamakan denhan seorang ayah yang merasa tidak tega menjelaskan fakta-fakta kehidupan kepada anak perempuannya sendiri.
Dari cuplikan di atas terlihat Ego berjalan dengan baik. Karena masih bisa mengkontrol Id yang muncul di dalam diri Suguro sehingga dia masih bisa
merahasiakan segala rahasia yang menurutnya akan berdampak buruk jika dia menceritakan itu kepada istrinya. Setelah berhasilnya Ego mengkontrol Id,
kemudian Suguro pun melanjutkan perjalannya bersama sang istri tercinta. Suguro banyak merencanakan mengunjungi sebuah tempat-tempat yang indah yang ada di
Jepang. Cuplikan 7 hal 256
Pelayan datang membawa dua mangkuk kecil ikan, Nyonya Naruse menjumput ikan buntal yang diiris tipis-tipis dan mengangkat mulutnya . Gerakan
Universitas Sumatera Utara
52
pipinya memberitahu Suguro tentang keenakan rasa ikan yang dinikmatinya dengan santai.
“Saya tidak suka minum sendiri”. Diteguknya cangkir sampai habis. “Anda benar-benar tidak mau? Persis seperti sangkaan saya pada buku-buku anda.
Anda pengecutkan ?” Mungkin wanita itu sudah mulai mabuk, ia tidak lagi berbicara dengan
nadanya yang biasa, yang sopan, tapi justru mengambil sikap menyerang. “Dokter saya sudah melarang”
“Siapa peduli dokter anda? Dimana bedanya” Karena merasa tidak berdaya, Suguro mengangkat cangkir sakenya.
“Baiklah saya akan minum”. Analisis
Dari cuplikan di atas terlihat bahwa Suguro tetap meminum sake, padahal dokter sudah menyarankan untuk menjaga kesehatannya. Tapi karena pengaruh
dari Nyonya Naruse akhirnya Suguro meminum sake. Alasannya dia tidak dapat menolak permintaan Nyonya Naruse yang pada saat itu sudah mabuk. Sudah
berulang kali Suguro menolak ajakan meminum sake, Tapi Nyonya Naruse tetap saja memaksa Suguro untuk meminum sake bersama dia.
Dari kejadian tersibut terlihat kegagalan Ego unutk mengkontrol keinginan-keinginan dari Id yang terdapat di dalam diri Suguro. Tetapi keinginan
Id tersebut tidak sesuai dengan kenyataan dan tuntutan-tuntutan dari Super Ego yang menjalankan berdasarkan norma-norma yang ada. yang berarti Ego gagal
mengkontrol antara keinginan Id dan Super Ego. Karena pada dasarnya Super Ego hanya menginginkan dorongan-dorongan yang sesuai dengan nilai-nilai
Universitas Sumatera Utara
53
moral yang dipenuhi, Tapi kalau tidak sesuai dengan nilai-nilai moral itu tidak boleh dipenuhi. Seperti halnya Suguro yang menerima tawaran Nyonya Naruse
untuk meminum sake. Itu sangat bertentangan dengan nilai moral dalam kehidupan masyarakat Jepang. Sake adalah salah satu minuman keras, yang tidak
baik untuk kesehatan, seperti halnya Tuak yang ada di Masyarakat Batak. Karena tindakan yang dilakukan oleh Suguro dengan cara meminum sake di usianya yang
kian lanjut, yang selalu disinggahi penyakit sama saja melakukan tindakan bunuh diri yang sangat dilarang pemerintahan di Jepang. Karena meminum Sake
berlebihan dan secara terus menerus di usia yang semakin lanjut dapat meninbulkan masalah yang serius, atau bisa saja menimbulkan kematian.
Cuplikan 8 hal 267-270 Beberapa hari kemudian Suguro mendapat kabar dari Kurimoto, Kano
telah meninggal dunia. Saat itu Suguro hampir kehilangan kesadarannya dan meneteskan airmata. Tidak terasa teman-teman seangkatan dirinya telah mulai
hilang, dan ia tidak lama lagi akan menyusul. Diluar rumah Kano ia melihat orang-orang berpakaian hitam, dan hari ketika tengah malam Suguro
mengucapkan belasungkawa kepada isrtinya. Keesokan harinya ia pergi kerumah sakit untuk memeriksakan kesehatannya. Dokter mengatakan kesehatannya
mengalami penurunan dan ia harus dirawat. Tetapi Suguro tidak bersedia untuk dirawat.
Analisis Dalam cuplikan cerita di atas menunjukkan adanya Ego yang berjalan di
dalam di Suguro. terlihat dari kesedihan Suguro karena kehilangan sahabatnya. Sudah banyak sahabat yang seusianya telah meninggal. Wajah mayat Kano
Universitas Sumatera Utara
54
tampak pasi seperti terbuat lilin, dan bekas-bekas kenyerian masih membayang di antara kedua alisnya. Suguro menatap wajah Kano yang terbaring kaku, hendak
direkamnya di dalam ingatan kawan lamanya itu yang pada akhirnya telah menyelesaikan kehidupannya.
Suguro menyadari usianya kini sudah semakin lanjut, sehingga berbagai penyakitpun menyerangnya. Sering sekali dokter yang merawat Suguro
menyarankan agar Suguro dirawat, tapi Suguro tidak mau mendengarkan saran dokter.
Universitas Sumatera Utara
55
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan