Biografi Pengarang Analisis Psikologis Tokoh Utama Suguro Dalam Novel Skandal karya Shusaku Endo Endo Shusaku No Sakuhin No “Sukyandaru” No Shousetsu Ni Okeru Shujinkou No Shinrinteki No Bunseki

36 mencocokkan gambaran mental dari Id dengan kenyataan aktual. Id berprinsip bahwa obyek nyata harus sama dengan gambaran atau fantasi mengenai obyek yang diinginkan, sedang Ego berprinsip gambaran obyek bisa berbeda dengan obyek nyata, gambaran itu harus dikonfrontasi dengan kenyataan dan peluang untuk memperolehnya. Seperti Ego, Super Ego mendapat energi dari Id melalui proses identifikasi. Id tetap menerima kepuasaan melalui identifikasi yang dilakukan Super Ego, dalam bentuk pilihan menerima Ego ideal dan conscience. Trjadilah perpindahan dari Id ke Super Ego. Apa yang dikerjakan oleh Super Ego seringkali meski tidak selalu bertentangan dengan implus-implus Id. Ini terjadi karena aturan moral itu mewakili usaha masyarakat untuk mengkontrol dan mencegah pengungkapan dorongan primitif, terutama dorongan seksual dan agresi. Orang yang “baik” adalah yang dapat mengkontrol diri agar tidak melanggar aturan, dan mengekang implus-implus primitifnya. Super Ego juga bisa bertentangan dengan Ego, ketika rasional pragmatis dari Ego melanggar moralitas dan tidak mempertimbangkan nilai-nilai kesempurnaan.

2.6. Biografi Pengarang

Shusaku Endo dilahirkan di Tokyo pada tahun 1923. Ketika berumur tiga tahun, keluarganya pindah ke Manchuria yang waktu itu diduduki Jepang. Orangtuanya kemudian bercerai, dan ia bersama ibunya kembali ke Jepang. Ibunya yang beragama Katolik membesarkan Endo dalam agama yang sama. Endo pun dibaptis menjadi Katolik ketika ia berusia 12 tahun.Setelah lulus dari fakultas sastra Prancis di Keio University, dia mendapat beasiswa dari pemerintah Universitas Sumatera Utara 37 Prancis selama dua setengah tahun di Lyon. Pengalaman ini kelak dituangkan dalam beberapa novelnya. Salah satunya novel berjudul Shiroi HitoThe White Man, yang mendapat penghargaan bergengsi Akutagawa Prize, yang merupakan penghargaan pertama dari sekian banyak penghargaan yang kelak diperolehnya dalam dunia sastra. Ia juga diangkat menjadi anggota Nihon Geijutsuin, sebuah Akademi Seni Jepang yang sangat bergengsi.Walaupun Shusaku Endo sudah meninggal pada tahun 1996, sampai sekarang sejumlah bukunya masih diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di dunia. Salah satu novelnya yang banyak dibicarakan adalah SilenceHening, yang rencananya akan diangkat kelayar lebar. Sebagai pengarang, Shusaku Endo adalah salah satu dari sedikit pengarang Jepang yang menulis dari persfektif yang unik sebagai seorang Jepang dan Katolik pemeluk Kristen di Jepang kurang dari 1. Buku-bukunya mencerminkan bayak pengalamannya dalam membahas jalinan moral kehidupan. Iman Katoliknya dapat dilihat dalam kadar tertentu di setiap bukunya, yang sering kali merupakan ciri khas dari karya-karyanya. Kebanyakan tokoh novel Shusaku Endo bergumul dengan dilema moral yang rumit sebagai orang Katolik, dan piliha-pilihan mereka sering kali membawa hasil yang bercampur tragedi. Kebanyakan dari tokoh-tokohnya bergumul dengan dilema moral yang rumit, dan pilihan-pilihan mereka seringkali membawa hasil yang bercampur tragedi. Dalam hal ini karyanya seringkali dibandingkan dengan karya Graham Greene. Malah, Greene secara pribadi pernah menyebut Endo sebagai salah satu penulis terbaik di abad ke-20. Universitas Sumatera Utara 38 BAB III ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA SUGURO DALAM NOVEL SKANDAL KARYA SHUSAKU ENDO 3.1 Ringkasan Cerita Suguro sebagai seorang penulis novel sangat dihormati di Jepang, bukan karena umurnya yang sudah tua, tetapi karena karya-karya yang dihasilkannya. Selain itu ia seorang novelis Katolik, yang pada waktu itu sangat langka di Jepang. Pada malam itu Suguro menghadiri penyerahan hadiah kesusastraan untuk sebuah novel yang sudah ia tulis selama tiga tahun belakangan ini. Kata sambutan diberikan oleh Kano salah seorang anggota komite penganugrahan yang sudah tiga puluh tahun lamanya berteman dengan Suguro. Sewaktu Suguro masih muda, novel yang ia tulis sering diejek oleh teman-temannya, salah seorang diantara temannya tersebut adalah Kano. Selesai Kano memberikan kata sambutannya, acara dilanjutkan dengan penyerahan penghargaan kepada para novelis. Sebelum pulang Suguro bercakap-cakap dengan beberapa orang rekannya yang ada disana. Disela-sela perbincangan seorang wanita muda berusia sekitar dua puluh tujuh tahun menyapa Suguro. Ia mengatakan sering melihat Suguro di salah satu kawasan mesum di Jalan Sakura di Shinjuku. Selain itu ia juga mengatakan bahwa Suguro pernah menghabiskan waktu bersama dengannya dalam suatu pesta di sebuah hotel dan Suguro meminta dirinya untuk dilukis. Mendengar hal itu, Suguro langsung kaget dan membantah tuduhan tersebut. Ia merasa tidak pernah berkeliaran di kawasan tersebut dan melakukan hal-hal Universitas Sumatera Utara 39 seperti yang dikatakan wanita tersebut. Tetapi wanita tersebut tetap ngotot, Suguro pun tidak dapat menahan emosi, ia menyentakkan jasnya yang dipegang kuat oleh wanita tersebut. Para tamu yang berkeliling langsung melihat ke arah Suguro, tetapi Suguro bersikap seakan tidak terjadi apa-apa. Keesokannya ia menyusuri jalan sesuai petunjuk Kurimoto. Sesuai dengan perkataan Kurimoto kawasan tersebut memang kawasan mesum, disana banyak tersedia salon- salon tempat orang berbuat mesum. Ia mencari sebuah galeri yang memajang lukisan dirinya disana. Saat menemukan galeri tersebut ia langsung mencari lukisan dirinya dan mendapati lukisan tersebut dengan ekspresi wajah yang kejam dengan senyum mesum yang menjijikkan. Di depan pintu masuk galeri tersebut Suguro bertemu pertama kali dengan nyonya Naruse. Ketika berada di kedai kopi untuk menenangkan diri setelah dari galeri tersebut ia bertemu lagi dengan nyonya Naruse dan mereka minum bersama. Mereka bercakap-cakap tanpa mengetahui bahwa ada seorang wartawan yang sedang memperhatikan. Suguro mulai merasa cemas. Bersama Kurimoto ia pergi ke kawasan mesum tersebut. Disana mereka bertemu Hanae. Ketika melihat Suguro, Hanae langsung mengenalinya seakan mereka sudah cukup lama saling mengenal. Suguro langsung membantah dan menegaskan bahwa ia sama sekali tidak pernah berkunjung ke kawasan ini. Orang yang sering dilihat Hanae itu mungkin orang yang sangat mirip dengan Suguro dan mengaku-ngaku bahwa dirinya adalah Suguro. Hubungannya dengan nyonya Naruse pun semakin berlanjut. Suguro sangat tertarik sekali dengan perkataan nyonya Naruse bahwa seks itu Universitas Sumatera Utara 40 melambangkan prilaku sehari-hari kehidupan seseorang. Pada awalnya nyonya Naruse tidak terlalu banyak bercerita tentang hal tersebut dengan Suguro, tetapi seiring berjalannya waktu ia pun semakin terbuka dengan Suguro melalui surat- surat yang ia kirimkan. Nyonya Naruse juga mengatakan ia diberi hadiah potret diri Suguro sebagai kenang-kenangan. Suguro semakin tidak tenang mendengar itu dan diakhir pertemuan nyonya Naruse menawarkan apakah Suguno ingin bertemu dengan sosok seseorang yang mirip dirinya tersebut. Mereka menyepakati hari pertemuan tersebut dan kemudian berpisah. Kobari terpakasa mengatakan yang sebenarnya. Ia mengatakan bahwa Suguro adalah seorang novelis gadungan di Jepang. Dalam tulisannya ia memberikan pelajaran tentang moral-moral yang sebaiknya dilakukan di masyarakat. Tetapi ia menjalani kehidupan yang lain sama sekali dengan apa yang ia tulis dan bicarakan. Ia adalah seorang yang palsu. Kobari berharap dengan tulisannya tentang Suguro yang dimuat di media massa pada suatu hari, bisa menjatuhkan popularitas Suguro. Seperti seorang wartawan, dengan tulisannya mampu memaksa seorang Perdana Menteri turun dari jabatannya. Itulah yang sangat diinginkan Kobari. Ia kesal karena orang seperti Suguro yang dihormati sebagai pengarang terkemuka bisa duduk nyaman, sementara orang miskin seperti dia harus berjuang untuk dapat bertahan hidup. Pada hari yang telah ditentukan Suguro datang ke hotel untuk menemui orang yang mirip dirinya. Ketika berada didepan hotel, Sugundo merasa ia seakan sudah pernah kesana dan sangat mengenal hotel tersebut. Awalnya ia bertemu dengan nyonya Naruse dan mereka berbincang-bincang sebentar. Nyonya Naruse Universitas Sumatera Utara 41 meminta Suguro untuk melihat kamar sebelah sebentar. Disana ia melihat seorang gadis terbaring dengan menggunakan celana jeans dan sweater Rambutnya menutupi wajahnya, tetapi Suguro mengenalnya, gadis itu adalah Mitsu. Nyonya Naruse mengenal Mitsu ketika Mitsu juga ikut bekerja dirumah sakit sebagai tenaga sukarelawan. Sesudah itu nyonya Naruse membawanya ke rumah untuk menjadi pembantu. Melihat Mitsu terbaring disana, Suguro merasa dipermainkan. Tujuannya kesini adalah bertemu dengan orang yang mirip dengannya bukan dengan Mitsu. Nyonya Naruse tidak menanggapi dan malah berkata penampilan luar Mitsu sudah semakin dewasa tapi ia masih anak-anak. Ia sangat lembut, ia tidak membiarkan seorang pun mengalami kesulitan, biarlah ia sendiri yang merasakan kesulitan tersebut. Mungkin hal inilah yang menyebabkan Suguno mencintai gadis ini. Suguro merasa tersinggung dengan perkataan tersebut Suguro bertanya apa yang akan dilakukan orang tersebut kepada Mitsu. Nyonya Naruse menjawab, ia hanya akan mengungkapkan perasaan Suguro kepada gadis tersebut. Sekali lagi Suguro membantah bahwa ia memiliki perasaan terhadap gadis tersebut. Nyonya Naruse tidak mau kalah, alam sadar Suguro memang tidak mengatakan bahwa ia menyukai gadis tersebut, tapai alam bawah sadarnya mengatakan iya Nyonya Naruse meminta Suguro untuk memperhatikan terus apa yang terjadi di kamar tersebut. Suguro menjadi kacau balau. Sebagian dari dirinya menginginkan dengan secepatnya membawa pergi Mitsu dari situ. Tetapi ia juga sangat tergoda untuk melihat sekilas apa yang dikatakan nyonya Naruse tentang Universitas Sumatera Utara 42 rangsangan yang ada dalam alam bawah sadarnya yang menyebabkan ia tertarik pada Mitsu. Nyonya Naruse menawari ia minum, meskipun dokter sudah dengan tegas melarangnya untuk minum, tetapi seklai ini tidak apa-apalah melanggar. Minuman itu membuatnnya tidak punya keinginan lagi membawa Mitsu dari sana. Ia mulai melangkah masuk ke lemari yang ditunjukkan nyonya Naruse. Sebuah lensa khusus terpasang dalam lubang itu, ia bisa melihat seluruh isi kamar dengan jelas. Selain itu juga ada alat untuk mendengar secara sembunyi-sembunyi. Ia melihat tubuh Mitsu terbaring telanjang, tanpa dia tahu siapa yang membuka bajunya. Mungkin saja nyonya Naruse. Suguro terus menempelkan matanya ke lubang tersebut, tetapi baik nyonya Naruse maupun lelaki gadungan tersebut tidak muncul. Tidak lama kemudian terdengar suara musik dan nyonya Naruse muncul. Ia membelai kepala Mitsu yang sedang tidur, sepertinya ia mabuk. Mitsu terbangun namun nyonya Naruse membisikkan kata-kata berupa hipnotis ke telinga Mitsu hingga Mitsu tertidur lagi. Nyonya Naruse pergi, muncullah lelaki itu. Ketika melihat lelaki tersebut melakukan perbuatan yang tidak pantas kepada Mitsu, Suguno merasakan seakan-akan dirinya yang melakukan perbuatan tersebut. Tubuhnya dilanda kelelahan, keringat bercucuran dari kening dan lehernya. Di dalam ruangan gelap dengan sempoyongan ia berjalan ke kamar sebelah. Ia bangunkan Mitsu dan menyuruhnya berpakaian. Ia pun segera membawa Mitsu ke luar. Di lobi hotel ia berpapasan dengan Kobari yang sedang memegang kamera foto. Kobari mengoceh lagi dan mengancam akan menyebarkan foto tersebut. Universitas Sumatera Utara 43 Suguro tidak peduli, ia semakin erat merangkul bahu Mitsu dan mengantarnya sampai ke taksi. Suguro segera pulang untuk menenangkan dirinya. Keesokan harinya ketika ia sedang bercakap-cakap dengan istrinya, istrinya mengatakan kepala perawat menemukan ada beberapa orang yang awalnya sakarat tetapi kemudian hidup lagi. Mendengar cerita itu ia cemas istrinya bertemu dengan nyonya Naruse. Tetapi ketika ditanya, istrinya tidak bertemu dengan nyonya Naruse, ketika ia berkunjung ke rumah sakit perawat mengatakan bahwa sudah lama nyonya Naruse tidak masuk kerja. Pada suatu hari ia dipanggil kepala perusahaan. Ia mengatakan ada seorang wartawan muda yang hendak menulis artikel tentang dirinya. Mengingat dampak negativ yang akan ditimbulkan oleh artikel tersebut, kepala perusahaan memutuskan untuk membeli foto tersebut berikut negatifnya dengan harga yang diminta si wartawan. Setelah itu foto tersebut beserta negatifnya dimusnahkan. Ia juga meminta wartawan tersebut berjanji untuk tidak menawarkan kisah tersebut kepada penerbit lain.

3.2 Analisis Tokoh Utama Suguro

Dokumen yang terkait

Analisis Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel “Her Sunny Side” Karya Osamu Koshigaya Osamu Koshigaya No Sakuhin No “Her Sunny Side” To Iu Shousetsu No Shujinkou No Shinriteki No Bunseki

5 124 71

Shakaigakuteki Ni Yoru Inggrid J. Parker No Sakuhin No Rashomon Gate No Shousetsu Ni Okeru Shujinkou No Seikatsu No Bunseki

1 47 65

Aktualisasi Diri Tokoh Utama Suguro Dalam Novel “Skandal” Karya Shusaku Endo Shusaku Endo No Sakuhin No “Skandal” No Shousetsu Ni Okeru Suguro No Shujinkou No Jibun No Jitsugen

6 91 79

Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite

3 59 89

SKIZOFRENIA PARANOID TOKOH SUGURO DALAM NOVEL SUKYANDARU KARYA ENDO SHUSAKU ; TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA.

0 0 9

Motivasi Tokoh Kobari Dalam Novel Sukyandaru karya Shusaku Endo.

0 5 45

Analisis Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel “Her Sunny Side” Karya Osamu Koshigaya Osamu Koshigaya No Sakuhin No “Her Sunny Side” To Iu Shousetsu No Shujinkou No Shinriteki No Bunseki

0 0 17

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL SKANDAL, PSIKOANALISA SIGMUN FREUD DAN BIOGRAFI PENGARANG 2.1 Definisi Novel - Analisis Psikologis Tokoh Utama Suguro Dalam Novel Skandal karya Shusaku Endo Endo Shusaku No Sakuhin No “Sukyandaru” No Shousetsu Ni Okeru

0 1 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Psikologis Tokoh Utama Suguro Dalam Novel Skandal karya Shusaku Endo Endo Shusaku No Sakuhin No “Sukyandaru” No Shousetsu Ni Okeru Shujinkou No Shinrinteki No Bunseki

0 0 14

Makna Hubungan Antartokoh dalam Proses Pembentukan Kepribadian Ganda Tokoh Suguro pada Novel Sukyandaru Karya Endo Shusaku

0 0 12