8. Prinsip materialitas Materialitas berpandangan bahwa transaksi atau peristiwa
ekonomis yang pengaruhnya tidak signifikan cukup ditangani secara ringkas terlepas apakah penanganannya sesuai prinsip
akuntansi atau tidak, dan tidak perlu disclosure.
9. Prinsip keseragaman dan daya banding Prinsip keseragaman menyangkut penggunaan prosedur yang
sama dengan yang dilakukan oleh perusahaan lain.
Dari penjabaran prinsip-prinsip akuntansi diatas, keseluruhan prinsip tersebut sangat diperlukan dalam penetapan teknik akuntansi.
Penelitian ini membahas lebih lanjut mengenai prinsip konservatisme, yaitu kehati-hatian dalam memilih metode akuntansi yang akan
digunakan, atau dengan cara mengakui beban walaupun belum terealisasi dan tidak mengakui pendapatan sebelum pendapatan tersebut
terealisasi.
2.1.4. Konservatisme Akuntansi
Menurut FASB Statement of Concept No.2 dalam Dwi 2011konservatisme adalah “reaksi hati-hati untuk menghadapi
ketidakpastian dalam mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko pada situasi bisnis telah dipertimbangkan”.
Konservatisme dalam Tuanakotta 2000: 101 mengandung pengertian bahwa “biaya-biaya harus diakui sedini mungkin sedangkan
pendapatan harus diakui selambat mungkin”. Konservatisme dalam Nafarin 2004: 6 yaitu “dalam penyusunan laporan keuangan
hendaknya diusahakan tidak sampai terjadi kelebihan penilaian terhadap dapatan atau harta”.
Prinsip konservatisme dalam Ahmed dan Belkaouli 2006: 288 adalah
sebuah prinsip pengecualian atau modifikasi dalam hal bahwa prinsip tersebut bertindak sebagai batasan terhadap penyajian
data akuntansi yang relevan dan handal. Prinsip konservatisme
Universitas Sumatera Utara
menganggap bahwa ketika memilih antara dua atau lebih teknik akuntansi yang berlaku umum, suatu preferensi ditunjukkan
sebagai opsi yang memiliki dampak paling tidak menguntungkan terhadap ekuitas pemegang saham.
Dalam Cynthia dan Desi 2009 “konservatisme menyebabkan understatement terhadap laba dalam periode kini dapat mengarahkan
pada overstatement terhadap laba pada periode – periode berikutnya, sebagai akibat understatement terhadap biaya pada periode tersebut”.
Dari definisi-definisi konservatisme di atas, dapat disimpulkan bahwa konservatisme akuntansi adalah kehati-hatian dalam memilih
metode akuntansi yang akan digunakan, atau dengan cara mengakui beban walaupun belum terealisasi dan tidak mengakui pendapatan
sebelum pendapatan tersebut terealisasi. Hal ini akan menyebabkan beban yang dilaporkan terlalu tinggi dan laba terlalu rendah.
Untuk mengetahui tingkat konservatisme dapat diukur dari Net Income dikurangi Cash Flow dari kegiatan operasi Dwi, 2011. Jika
selisih antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi bernilai negatif, maka perusahaan tersebut masuk kategori konservatif 1 dan
jika hasilnya positif maka masuk kategori non konservatif 0.
2.1.5. Debt Covenant