menyatakan bahwa struktur kepemilikan berpengaruh pada konservatisme, tetapi debt covenant dan growth opportunities tidak berpengaruh terhadap
konservatisme. Dalam penelitian Cynthia Sari dan Desi Adhariani 2009 adanya hubungan negatif antara rasio leverage dengan konservatisme
akuntansi.Tetapi, dalam penelitian Nikolaev 2010dikatakan bahwa “kontrak hutang debtcovenant merupakan kunci penjelasan mengenai konservatisme
akuntansi”.
Peneliti memilih objek penelitian industri barang-barang konsumsi yang terdaftar di BEI karena pada industri barang-barang konsumsi terdapat
perubahan harga produk yang cukup cepat, persaingan yang nampak dan ketat dan keadaan yang labil dengan kondisi global.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis memilih judul penelitian “Pengaruh Debt Covenant dan Growth Opportunities Terhadap
Konservatisme Akuntansi pada Industri Barang-barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah;
1. Bagaimana pengaruh debt covenantdan growth opportunities secara simultan terhadap konservatisme akuntansi?
2. Bagaimana pengaruh debt covenant secara parsial terhadap konservatisme akuntansi?
3. Bagaimana pengaruh growth opportunities secara parsial terhadap konservatisme akuntansi?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris:
1. Pengaruh debt covenantdan growth opportunities secara simultan terhadap konservatisme akuntansi pada industri barang-barang
konsumsi yang terdaftar di BEI. 2. Pengaruh debt covenant secara parsial terhadap konservatisme
akuntansipada industri barang-barang konsumsi yang terdaftar di BEI. 3. Pengaruh growth opportunities secara parsial terhadap konservatisme
akuntansi pada industri barang-barang konsumsi yang terdaftar di BEI.
1.3.1. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat sebagai tambahan wawasan
peneliti dan dapat memberikan masukan apabila dimintai pendapat mengenai pengaruh debt covenant dan growth opportunities
terhadap konservatisme akuntansi. 2. Bagi investor, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai informasi
yang diperlukan sehubungan dengan debt covenant dan growth opportunities perusahaan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi tambahan wawasan dan
salah satu referensi untuk penelitian sejenis selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Pengertian Akuntansi
Pengertian akuntansi dalam Mursyidi 2010:17 adalah “proses pengidentifikasian data keuangan, memproses pengolahan dan
penganalisisan data yang relevan untuk diubah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pembuatan keputusan”.
Akuntansi adalah pengukuran dan pengklasifikasian aktivitas keuangan yang bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan yang
dapat dimanfaatkan dalam mengambil keputusan.
2.1.2. Tujuan Akuntansi
Tujuan akuntansi menurut Simamora 2000: 5 yaitu: 1. Mengalokasikan sumberdaya langka masyarakat
2. Mengelola dan mengarahkan sumber-sumber daya di dalam perusahaan
3. Melaporkan pertanggungawaban sumber-sumber daya yang dikendalikan oleh individu maupun organisasi
Dari pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa tujuan akuntansi adalah untuk menyediakan laporan mengenai informasi
keuangan kepada publik yang akan membantu pihak-pihak terkait dalam mengambil keputusan.
2.1.3. Prinsip Akuntansi
Universitas Sumatera Utara
Prinsip akuntansi dalam Winwin 2010: 72 adalah “ketentuan pedoman yang diputuskan dan disepakati secara umum berdasarkan
tujuan dan konsep teoretis akuntansi, yang dijadikan landasan untuk penetapan teknik akuntansi”.
Prinsip-prinsip akuntansi dalam Winwin 2010: 77-86 : 1. Prinsip biaya
Berdasarkan prinsip biaya, nilai perolehan atau nilai historis merupakan dasar penilaian untuk pengakuan atas perolehan
barang, jasa yang dinilai berdasarkan harga pertukaran yang terjadi saat terjadinya transaksi.
2. Prinsip pendapatan Prinsip pendapatan menetapkan hal-hal seperti pemahaman dan
komponen dari pendapatan, pengukuran pendapatan dan pengakuan pendapatan.
3. Prinsip matching Prinsip matching merupakan pandangan di mana beban diakui
dalam periode yang sama dengan pendapatan yang timbul sebagai akibat dari pengeluaran beban yang bersangkutan.
4. Prinsip objektivitas Prinsip objektifitas merupakan prinsip yang ditandai oleh
adanya perbedaan interpretasi. 5. Prinsip konsistensi
Prinsip konsistensi adalah pandangan bahwa peristiwa ekonomis yang sama dan dilaporkan, maka pelapornya harus
konsisten dengan pelaporan yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
6. Prinsip full disclosure Prinsip full disclosure diperlukan agar laporan keuangan
dirancang dan disajikan untuk mengungkapkan informasi yang akurat mengenai peristiwa-peristiwa ekonomis yang terjadi
pada perusahaan dalam suatu periode dan mengungkapkan informasi yang cukup agar berguna serta tidak menyesatkan
bagi para pengambil keputusan.
7. Prinsip konservatisme Prinsip konservatisme diterapkan dalam situasi pilihan di
antara dua teknik akuntansi atau lebih. Pilihan utama adalah yang berdampak rendah terhadap asset dan revenue, serta
berdampak tinggi terhadap liabilities dan expenses.
Universitas Sumatera Utara
8. Prinsip materialitas Materialitas berpandangan bahwa transaksi atau peristiwa
ekonomis yang pengaruhnya tidak signifikan cukup ditangani secara ringkas terlepas apakah penanganannya sesuai prinsip
akuntansi atau tidak, dan tidak perlu disclosure.
9. Prinsip keseragaman dan daya banding Prinsip keseragaman menyangkut penggunaan prosedur yang
sama dengan yang dilakukan oleh perusahaan lain.
Dari penjabaran prinsip-prinsip akuntansi diatas, keseluruhan prinsip tersebut sangat diperlukan dalam penetapan teknik akuntansi.
Penelitian ini membahas lebih lanjut mengenai prinsip konservatisme, yaitu kehati-hatian dalam memilih metode akuntansi yang akan
digunakan, atau dengan cara mengakui beban walaupun belum terealisasi dan tidak mengakui pendapatan sebelum pendapatan tersebut
terealisasi.
2.1.4. Konservatisme Akuntansi
Menurut FASB Statement of Concept No.2 dalam Dwi 2011konservatisme adalah “reaksi hati-hati untuk menghadapi
ketidakpastian dalam mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko pada situasi bisnis telah dipertimbangkan”.
Konservatisme dalam Tuanakotta 2000: 101 mengandung pengertian bahwa “biaya-biaya harus diakui sedini mungkin sedangkan
pendapatan harus diakui selambat mungkin”. Konservatisme dalam Nafarin 2004: 6 yaitu “dalam penyusunan laporan keuangan
hendaknya diusahakan tidak sampai terjadi kelebihan penilaian terhadap dapatan atau harta”.
Prinsip konservatisme dalam Ahmed dan Belkaouli 2006: 288 adalah
sebuah prinsip pengecualian atau modifikasi dalam hal bahwa prinsip tersebut bertindak sebagai batasan terhadap penyajian
data akuntansi yang relevan dan handal. Prinsip konservatisme
Universitas Sumatera Utara
menganggap bahwa ketika memilih antara dua atau lebih teknik akuntansi yang berlaku umum, suatu preferensi ditunjukkan
sebagai opsi yang memiliki dampak paling tidak menguntungkan terhadap ekuitas pemegang saham.
Dalam Cynthia dan Desi 2009 “konservatisme menyebabkan understatement terhadap laba dalam periode kini dapat mengarahkan
pada overstatement terhadap laba pada periode – periode berikutnya, sebagai akibat understatement terhadap biaya pada periode tersebut”.
Dari definisi-definisi konservatisme di atas, dapat disimpulkan bahwa konservatisme akuntansi adalah kehati-hatian dalam memilih
metode akuntansi yang akan digunakan, atau dengan cara mengakui beban walaupun belum terealisasi dan tidak mengakui pendapatan
sebelum pendapatan tersebut terealisasi. Hal ini akan menyebabkan beban yang dilaporkan terlalu tinggi dan laba terlalu rendah.
Untuk mengetahui tingkat konservatisme dapat diukur dari Net Income dikurangi Cash Flow dari kegiatan operasi Dwi, 2011. Jika
selisih antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi bernilai negatif, maka perusahaan tersebut masuk kategori konservatif 1 dan
jika hasilnya positif maka masuk kategori non konservatif 0.
2.1.5. Debt Covenant
Menurut Dwi 2011 kontrak utang debt covenant merupakan “perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman dari tindakan-tindakan
manajer terhadap kepentingan kreditor, seperti pembagian dividen yang berlebihan, atau membiarkan ekuitas di bawah tingkat yang telah
ditentukan”.
Menurut Cynthia dan Desi 2009 Debt covenant hypotheses memprediksikan bahwa
manager ingin meningkatkan laba dan aktiva untuk mengurangi biaya renegosiasi kontrak utang ketika perusahaan memutuskan
perjanjian utangnya. Tidak seperti investor yang ada, kreditor
Universitas Sumatera Utara
yang ada tidak memiliki mekanisme untuk meningkatkan laba mereka. Meskipun demikian, kreditor mungkin dilindungi oleh
standar akuntansi yang konservatif.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan Debt Covenant adalah surat perjanjian antara perusahaan dengan kreditur untuk melindungi
kreditur dari ketidakpastian perekonomian atau dari tindakan-tindakan managemen dalam meningkatkan laba dan mengurangi biaya saat
perusahaan memutuskan perjanjian utangnya.
Untuk mengetahui atau mengidentifikasi debt covenant maka digunakan tingkat leverage. Leverage merupakan perbandingan utang
jangka panjang terhadap total asset yang dimiliki perusahaan. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur
modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang.
2.1.6. Growth Opportunities
Dalam Bringham and Houston 2006: 610 investasi dikatakan memiliki suatu pilihan pertumbuhan growth option “jika suatu
investasi menumbuhkan peluang untuk menciptakan investasi-investasi lain yang memiliki potensi menguntungkan yang tidak akan mungkin
ada jika investasi awal tidak dilakukan”.
Growth Opportunities adalah “kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan” Dwi, 2011.
Untuk mengidentifikasi growth opportunities adalah dengan menggunakan ratio market value to book value dari total equity.
2.1.7. Hubungan Debt Covenant dan Growth Opportunities Terhadap
konservatisme Akuntansi
Debt Covenant yang diukur dengan Leverage adalah rasio yang memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang. Tak tertagihnya suatu utang akan mempengaruhi beban
perusahaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi konservatisme dari segi net income dan cashflow. Sedangkan Growth Opportunities yang
diukur dengan ratio market value to book valuedapat menentukan kelangsungan sebuah perusahaan karena memberikan hasil terkait
dengan harga penutupan saham, jumlah saham beredar dan total equity. Terkait dengan hasil tersebut, maka akan mempengaruhi konservatisme
dari segi net income. Karena harga penutupan saham dipengaruhi oleh tingkat laba yang dihasilkan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.8. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Widya 2004 Analisis Faktor-Faktor
YangMempengaruhi Pilihan Perusahaan
Terhadap Akuntansi
Konservatif Hasil penelitiannya adalah
semakin sering perusahaan memutuskan perjanjian utang
maka perusahaan cenderung memilih strategi akuntansi
yang kurangkonservatif. Cynthia Sari dan
Desi Adhariani 2009
Konservatisme Perusahaan di Indonesia
dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya
Hasil penelitiannya adalah adanya hubungan negatif
antara rasio leverage dengan konservatisme
akuntansi. Valeri V
Nikolaev 2010 Debt Covenant and
Accounting Conservatism Debt Covenant pada kontrak
utang publik berpengaruh positif terhadap timely of
recognition.
Universitas Sumatera Utara
Dwi Astarini 2011
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pilihan
Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi
Hasil uji klasifikasi 2x2 menunjukkan bahwa terdapat
47 perusahaan
yangmenggunakan prinsip konservatisme dalam
menjalankan usahanya. Dan hanya variabel struktur
kepemilikan yang mempunyai pengaruh signifikanterhadap
konservatisme akuntansi. Sumber: Hasil Olahan Penulis 2012
Dalam penelitian Cynthia Sari dan Desi Adhariani 2009, dari keseluruhan variable independent SIZE, RATIO, INTENSITY, BETA
dan DEBT dihasilkan bahwa variable yang mempengaruhi konservatisme adalah SIZE, RATIO dan NOA.
Dalam penelitian Dwi Astarini 2011, dari 56 perusahaan hanya 47 yang menggunakan prinsip konservatisme dalam
menjalankan usahanya. Faktor yang mempengaruhi konservatisme akuntansi hanya struktur modal, sedangkan debt covenant dan growth
opportunities tidak berpengaruh terhadap konservatisme.
Dalam penelitianValeri V Nikolaev 2010, debt covenant merupakan penjelasan kunci konservatisme. Dan dalam Widya 2004,
semakin sering perusahaan memutuskan perjanjian utang debt covenant maka perusahaan cenderung memilih strategi akuntansi
yang kurangkonservatif.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual akan menguraikan hubungan variable-variabel secara teoritis. Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber: Hasil Olahan penulis 2012
Dalam penelitian Nikolaev 2010 dikatakan bahwa debt covenant merupakan kunci dalam penjelasan mengenai konservatisme. Hasil penelitian
Cynthia dan Desi 2009 yaitu debt covenant yang dihitung dengan leverage berpengaruh negative terhadap konservatisme.
Dari penelitian-penelitian tersebut, penulis menggambarkan kerangka konseptual yaitu debt covenant dan growth opportunities berpengaruh terhadap
konservatisme. Pengaruh debt covenant terhadap konservatisme dapat dilihat dari semakin sering perusahaan memutuskan perjanjian utang maka perusahaan
cenderung memilih strategi akuntansi yang kurangkonservatif.Sedangkan pengaruh growth opportunities terhadap konservatisme dalam penelitian Dwi
2011 yaitu perusahaan yang menggunakan prinsip konservatisme terdapat cadangan tersembunyi yang digunakan untuk investasi, sehingga perusahaan
yang konservatif identik dengan perusahaan yang tumbuh growth opportunities.
Debt Covenant X 1
Growth Opportunities
Konservatisme Akuntansi
Y
Universitas Sumatera Utara
2.3. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut:
H1: Debt Covenantdan Growth Opportunitiessecara simultan berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
H2: Debt Covenant secara parsial berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
H3: Growth Opportunities secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
konservatisme akuntansi
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3. 1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kausal. Jenis penelitian kausal adalah penelitian untuk mengetahui hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya. Dalam penelitian ini, akan diketahui hubungan debt covenant dan growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi.
3. 2. Batasan Operasional
Batasan operasional penelitian ini adalah Industri barang-barang konsumsi consumer goods industries yang terdaftar di BEI selama tahun
2008, 2009 dan 2010, yang terdiri dari: food and beverages, tobacco manufacturers, pharmaceuticals, cosmetics and household danhouseware.
3. 3. Definisi Operasional
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen dan variabel independen.Dalam penelitian ini, variabel dependennya
adalah konservatisme akuntansi dan variabel independennya adalah debt covenant dan growth opportunities.
Universitas Sumatera Utara
Definisi operasional dan pengukuran variable dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 3.1. berikut:
Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Jenis Variabel
Nama Variabel
Definisi Pengukuran
Skala
Dependen Konservatisme kehati-hatian
dalam memilih metode akuntansi
yang akan digunakan
C
it
= NI
it
–CFO
it
Nominal
Independen Debt Covenant
surat perjanjian antara
perusahaan dengan kreditur
untuk melindungi
kreditur dari ketidakpastian
perekonomian �������� =
utang jangka panjang total aktiva
x 100 Rasio
Growth Opportunities
kesempatan perusahaan untuk
melakukan investasi pada
hal-hal yang menguntungkan
����������������� �� ������ =
jumlah saham beredar x harga penutupan sah ������������
x 100
Rasio
Sumber: Hasil Olahan Penulis 2012
Universitas Sumatera Utara
3. 4. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah “sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada
dalam satu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian” Erlina 2011: 80. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Industri Barang-barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2010, yaitu berjumlah 32 perusahaan.
Sampel adalah “bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi” Erlina, 2011: 81.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel
berdasarkan kriteria tertentu.
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah:
1. Industri barang-barang konsumsi yang terdaftar di BEI selama tahun 2008- 2010 dan tidak pernah delisted selama periode tersebut.
2. Mempublikasikan laporan keuangan tahunan untuk periode 31 Desember dari tahun 2008-2010.
3. Mempublikasikan jumlah lembar saham dan harga penutupan saham untuk peridode 2008-2010.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah sampel adalah 21 dengan tahun penelitian selama tiga tahun, sehingga total sampel penelitian berjumlah
63.
Tabel 3.2. Populasi dan Sampel
No. Nama Perusahaan
Kriteria Sampel
1 2
3
1 Aqua Golden Mississippi Tbk. [S]
√ x
x 2
BAT Indonesia Tbk. √
x x
3 Bentoel International Investama Tbk.
√ √
√ 1
4 Cahaya Kalbar Tbk.
√ √
√ 2
5 Davomas Abadi Tbk.
√ x
x 6
Darya-Varia Laboratoria Tbk. [S] √
√ √
3 7
Delta Djakarta Tbk. √
√ √
4 8
Gudang Garam Tbk. √
x x
9 HM Sampoerna Tbk.
√ √
√ 5
10 Indofarma Tbk.
√ x
x 11
Indofood Sukses Makmur Tbk √
√ √
6 12
Kalbe Farma Tbk. [S] √
√ √
7 13
Kedaung Indah Can Tbk. [S] √
√ √
8 14
Kedawung Setia Industrial Tbk. [S] √
√ √
9 15
Kimia Farma Persero Tbk. [S] √
√ √
10 16
Langgeng Makmur Industri Tbk. [S] √
√ √
11 17
Mandom Indonesia Tbk. [S] √
√ √
12
Universitas Sumatera Utara
18 Mayora Indah Tbk. [S]
√ √
√ 13
19 Merck Tbk. [S]
√ √
√ 14
20 Multi Bintang Indonesia Tbk.
√ √
√ 15
21 Mustika Ratu Tbk. [S]
√ √
√ 16
22 Prasidha Aneka Niaga Tbk.
√ √
√ 17
23 Pyridam Farma Tbk. [S]
√ x
√ 24
Sara Lee Body Care Indonesia Tbk [S] √
x x
25 Sekar Bumi Tbk.
√ x
x 26
Sekar Laut Tbk. [S] √
√ √
18 27
Siantar TOP Tbk. [S] √
x x
28 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. [S]
√ √
x 29
Tempo Scan Pacific Tbk. [S] √
√ √
19 30
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. √
√ √
20 31
Ultra Jaya Milk Tbk. [S] √
√ √
21 32
Unilever Indonesia Tbk. [S] √
x √
Sumber: Hasil Olahan Penulis 2012
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3. Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan
1 Bentoel International Investama Tbk.
2 Cahaya Kalbar Tbk.
3 Darya-Varia Laboratoria Tbk. [S]
4 Delta Djakarta Tbk.
5 HM Sampoerna Tbk.
6 Indofood Sukses Makmur Tbk
7 Kalbe Farma Tbk. [S]
8 Kedaung Indah Can Tbk. [S]
9 Kedawung Setia Industrial Tbk. [S]
10 Kimia Farma Persero Tbk. [S]
11 Langgeng Makmur Industri Tbk. [S]
12 Mandom Indonesia Tbk. [S]
13 Mayora Indah Tbk. [S]
14 Merck Tbk. [S]
15 Multi Bintang Indonesia Tbk.
16 Mustika Ratu Tbk. [S]
17 Prasidha Aneka Niaga Tbk.
18 Sekar Laut Tbk. [S]
19 Tempo Scan Pacific Tbk. [S]
20 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
21 Ultra Jaya Milk Tbk. [S]
Sumber: Hasil Olahan Penulis 2012
Universitas Sumatera Utara
3. 5. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series, yaitu data yang didapat dari beberapa interval waktu. Dalam penelitian ini data
yaitu laporan keuangan dan informasi keuangan lainnya di ambil dari data sekunder padasitus www.idx.co.id dalam interval waktu 3 tahun yaitu tahun
2008, 2009 dan 2010.
3. 6. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data yang terdapat di BEI.
3. 7. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistik dengan menggunakan alat analisis datasoftware SPSS
Statistical Product and Services Solution 16. 3.6.1.
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan
diinterpretasikan Erlina, 2011: 93. Analisis deskriptif ini meliputi beberapa hal sub menu deskriptif statistik seperti frekuensi, deskriptif,
eksplorasi data, tabulasi tabung dan analisis rasio Situmorang et al,
Universitas Sumatera Utara
2008:18. Penelitian ini memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari frekuensi dan deskriptif yaitu minimum, maksimum, mean, standar
deviasi.
3.6.2. Uji Asumsi Klasik
3.6.2.1. Uji Normalitas Data
Dalam metode pemilihan analisis data, uji normalitas diperlukan pada tahap awal. Jika data normal, maka digunakan
statistic parametric, dan jika data tidak normal, gunakan data nonparametric atau lakukan treatment agar data normal.
Tujuan uji normalitas adalah ingin “mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal” Erlina, 2011: 100. Uji ini dilakukan karena dalam melakukan uji t atau uji secara parsial,
dan uji f atau uji secara simultan, nilai residual dianggap sudah mengikuti distribusi normal. Jika nilai residual belum
mengikuti distribusi normal, maka uji statistik tidak akan valid untuk jumlah sampel kecil.
Menurut Erlina 2011: 100 ada beberapa cara untuk mengatasi data yang tidak normal, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
- Lakukan transformasi data ke bentuk lainnya - Lakukan trimming, yaitu membuang data yang outlier
- Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu
Untuk mendeteksi data yang tidak normal dapat dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik. Pada analisis
grafik, jika grafik histogram pola distribusi menceng ke kiri dan jika pola penyebaran menjauhi garis diagonal maka data
tersebut tidak normal. Jika pola distribusi mengikuti garis diagonal, maka data tersebut adalah normal. Menurut Ghozali
2007: 110 “jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya”. Pada uji statistik, untuk melihat apakah suatu data
memiliki distribusi normal dapat dilihat dari nilai Z
skewness
. Yaitu jika Z
hitung
lebih kecil dari Z
tabel
, dimana nilai Z
tabel
pada tingkat signifikansi 0.05 sebesar 1.96. sedangkan pada tingkat
signifikansi 0.01 nilai Z
tabel
sebesar 2.58. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji
statistic nonparametric Kolmogorov-Smirnov K-S yang jika
Universitas Sumatera Utara
nilai Asymp.Sig 2-tailed lebih besar dari 0.05, maka data residual terdistribusi secara normal.
3.6.2.2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah “situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang
lainnya” Erlina, 2011: 102. Tujuan uji multikolinearitas adalah “untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel bebas” Ghozali, 2007: 91. “Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
korelasi antara variabel-variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak
ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen adalah nol”
Ghozali, 2007: 91. Untuk mengetahui multikolinearitas dapat dilihat dari
nilai Variance Inflation Factor VIF dan nilai toleransi tolerance value. Nilai cut off yang umum dipakai adalah
nilai toleransi 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10. Jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinearitas
yang cukup berat antara variable independen.
Universitas Sumatera Utara
3.6.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan “menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain” Ghozali, 2007: 105. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas, atau
tidak terjadi heteroskedastisitas. Umumnya heteroskedastisitas sering terjadi pada model yang menggunakan data cross
section silang waktu daripada data time series runtut waktu. Dalam Erlina 2011: 105 ada beberapa pengujian yang
dapat digunakan untuk mendeteksi masalah heteroskedastistisitas diantaranya adalah:
1. Dengan melihat grafik nilai-nilai residu. Suatu model mengandung
heteroskedastisitas apabila nilai-nilai residunya membentuk pola sebaran yang meningkat, yaitu
secara terus-menerus bergerak menjauhi garis nol. 2. Uji Park. Uji park mengemukakan metode bahwa varians
s2 merupakan fungsi dari variable-variabel bebas.
Universitas Sumatera Utara
3.6.2.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan “menguji apakah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1” Ghozali, 2007: 95. Autokorelasi muncul karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya.salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya korelasi dapat dilakukan dengan uji
Durbin-Watson DW test.
Tabel 3.4. Durbin-Watson
Hipotesis nol Keputusan
Jika Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negative
Tidak ada autokorelasi negative Tidak ada autokorelasi positif atau
negatif Tolak
No decision Tolak
No decision Tidak ditolak
0 d dl dl
≤ d ≤ du 4 – dl d 4
4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
du d 4 - du
Sumber: Ghozali 2007: 9
Universitas Sumatera Utara
3.6.3. Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan analisis regresi berganda. Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen. Hasil dari analisis regresi berganda berupa koefisien untuk setiap variabel
independen. Persamaan regresi linear berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = α + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ е
Keterangan: Y
= konservatisme α
= konstanta β
1
, β
2
= koefisien regresi dari variable independen X
1
= debt covenant X
2
= growth opportunities е
= error
3.6.4. Uji Kelayakan Model Regresi Goodnessof Fit
Menurut Ghozali 2007: 83 “ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari uji kelayakan model
Universitas Sumatera Utara
regresi Goodness of Fit. Secara statistik setidaknya dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t”.
3.6.4.1. Koefisien Determinasi R
2
“Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu” Ghozali, 2007: 83. Apabila koefisien determinasi
mendekati satu, maka akan semakin besar variabel independen menerangkan varians variabel dependennya. Sedangkan
koefisien determinasi mendekati nol maka semakin terbatas variabel independen menerangkan varians variabel
dependennya.
3.6.4.2. Uji Signifikansi Simultan Uji F
“Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat” Ghozali, 2007: 84. Ketentuan
yang digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Jika F hitung lebih besar dari F table atau tingkat signifikansi lebih kecil dari 5 sig. 0.05 maka semua
variabel independen berpengaruh secara simultan. b. Jika F hitung lebih kecil dari F table atau tingkat
signifikansi lebih besar dari 5 Sig. 0.05 maka semua variabel independen tidak berpengaruh secara simultan.
3.6.4.3. Uji Signifikansi Parsial Uji t
“Uji ini menunjukkan seberapa besar pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependennya” Ghozali, 2007: 87. Uji t dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t setiap variable
yang terdapat pada output hasil regresi. Jika nilai signifikansi t lebih kecil dari 5, maka variable independen tersebut
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan perusahaan industri barang-barang konsumsi yang terdaftar di BEI pada tahun 2008, 2009 dan 2010 sebagai objek
penelitian. Bursa efek di Indonesia berdiri pada tahun 1912 di Batavia yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang
diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia
ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa
efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun
kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Pada tanggal 16 juni 1989
Bursa Efek Surabaya BES mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya. Dan pada tahun 2007,
Universitas Sumatera Utara
dilakukan penggabungan Bursa Efek Surabaya BES ke Bursa Efek Jakarta BEJ dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI.
Dari populasi yang ada, sampel diambil berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu sebanyak 21 perusahaan dengan tiga tahun pengamatan
sehingga berjumlah 63 unit analisis.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan regresi linear berganda. Pengujian asumsi
klasik dan regresi dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16. Proses pengolahan data dimulai dengan memasukkan variabel-variabel
penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.
4.2. Analisis Data Hasil Penelitian