menganggap bahwa ketika memilih antara dua atau lebih teknik akuntansi yang berlaku umum, suatu preferensi ditunjukkan
sebagai opsi yang memiliki dampak paling tidak menguntungkan terhadap ekuitas pemegang saham.
Dalam Cynthia dan Desi 2009 “konservatisme menyebabkan understatement terhadap laba dalam periode kini dapat mengarahkan
pada overstatement terhadap laba pada periode – periode berikutnya, sebagai akibat understatement terhadap biaya pada periode tersebut”.
Dari definisi-definisi konservatisme di atas, dapat disimpulkan bahwa konservatisme akuntansi adalah kehati-hatian dalam memilih
metode akuntansi yang akan digunakan, atau dengan cara mengakui beban walaupun belum terealisasi dan tidak mengakui pendapatan
sebelum pendapatan tersebut terealisasi. Hal ini akan menyebabkan beban yang dilaporkan terlalu tinggi dan laba terlalu rendah.
Untuk mengetahui tingkat konservatisme dapat diukur dari Net Income dikurangi Cash Flow dari kegiatan operasi Dwi, 2011. Jika
selisih antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi bernilai negatif, maka perusahaan tersebut masuk kategori konservatif 1 dan
jika hasilnya positif maka masuk kategori non konservatif 0.
2.1.5. Debt Covenant
Menurut Dwi 2011 kontrak utang debt covenant merupakan “perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman dari tindakan-tindakan
manajer terhadap kepentingan kreditor, seperti pembagian dividen yang berlebihan, atau membiarkan ekuitas di bawah tingkat yang telah
ditentukan”.
Menurut Cynthia dan Desi 2009 Debt covenant hypotheses memprediksikan bahwa
manager ingin meningkatkan laba dan aktiva untuk mengurangi biaya renegosiasi kontrak utang ketika perusahaan memutuskan
perjanjian utangnya. Tidak seperti investor yang ada, kreditor
Universitas Sumatera Utara
yang ada tidak memiliki mekanisme untuk meningkatkan laba mereka. Meskipun demikian, kreditor mungkin dilindungi oleh
standar akuntansi yang konservatif.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan Debt Covenant adalah surat perjanjian antara perusahaan dengan kreditur untuk melindungi
kreditur dari ketidakpastian perekonomian atau dari tindakan-tindakan managemen dalam meningkatkan laba dan mengurangi biaya saat
perusahaan memutuskan perjanjian utangnya.
Untuk mengetahui atau mengidentifikasi debt covenant maka digunakan tingkat leverage. Leverage merupakan perbandingan utang
jangka panjang terhadap total asset yang dimiliki perusahaan. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur
modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang.
2.1.6. Growth Opportunities
Dalam Bringham and Houston 2006: 610 investasi dikatakan memiliki suatu pilihan pertumbuhan growth option “jika suatu
investasi menumbuhkan peluang untuk menciptakan investasi-investasi lain yang memiliki potensi menguntungkan yang tidak akan mungkin
ada jika investasi awal tidak dilakukan”.
Growth Opportunities adalah “kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan” Dwi, 2011.
Untuk mengidentifikasi growth opportunities adalah dengan menggunakan ratio market value to book value dari total equity.
2.1.7. Hubungan Debt Covenant dan Growth Opportunities Terhadap