Uji Asumsi Klasik Hipotesis Penelitian

2008:18. Penelitian ini memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari frekuensi dan deskriptif yaitu minimum, maksimum, mean, standar deviasi.

3.6.2. Uji Asumsi Klasik

3.6.2.1. Uji Normalitas Data

Dalam metode pemilihan analisis data, uji normalitas diperlukan pada tahap awal. Jika data normal, maka digunakan statistic parametric, dan jika data tidak normal, gunakan data nonparametric atau lakukan treatment agar data normal. Tujuan uji normalitas adalah ingin “mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal” Erlina, 2011: 100. Uji ini dilakukan karena dalam melakukan uji t atau uji secara parsial, dan uji f atau uji secara simultan, nilai residual dianggap sudah mengikuti distribusi normal. Jika nilai residual belum mengikuti distribusi normal, maka uji statistik tidak akan valid untuk jumlah sampel kecil. Menurut Erlina 2011: 100 ada beberapa cara untuk mengatasi data yang tidak normal, yaitu: Universitas Sumatera Utara - Lakukan transformasi data ke bentuk lainnya - Lakukan trimming, yaitu membuang data yang outlier - Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu Untuk mendeteksi data yang tidak normal dapat dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik. Pada analisis grafik, jika grafik histogram pola distribusi menceng ke kiri dan jika pola penyebaran menjauhi garis diagonal maka data tersebut tidak normal. Jika pola distribusi mengikuti garis diagonal, maka data tersebut adalah normal. Menurut Ghozali 2007: 110 “jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya”. Pada uji statistik, untuk melihat apakah suatu data memiliki distribusi normal dapat dilihat dari nilai Z skewness . Yaitu jika Z hitung lebih kecil dari Z tabel , dimana nilai Z tabel pada tingkat signifikansi 0.05 sebesar 1.96. sedangkan pada tingkat signifikansi 0.01 nilai Z tabel sebesar 2.58. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistic nonparametric Kolmogorov-Smirnov K-S yang jika Universitas Sumatera Utara nilai Asymp.Sig 2-tailed lebih besar dari 0.05, maka data residual terdistribusi secara normal.

3.6.2.2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah “situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya” Erlina, 2011: 102. Tujuan uji multikolinearitas adalah “untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas” Ghozali, 2007: 91. “Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi korelasi antara variabel-variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen adalah nol” Ghozali, 2007: 91. Untuk mengetahui multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor VIF dan nilai toleransi tolerance value. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai toleransi 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10. Jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinearitas yang cukup berat antara variable independen. Universitas Sumatera Utara

3.6.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan “menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain” Ghozali, 2007: 105. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas, atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Umumnya heteroskedastisitas sering terjadi pada model yang menggunakan data cross section silang waktu daripada data time series runtut waktu. Dalam Erlina 2011: 105 ada beberapa pengujian yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah heteroskedastistisitas diantaranya adalah: 1. Dengan melihat grafik nilai-nilai residu. Suatu model mengandung heteroskedastisitas apabila nilai-nilai residunya membentuk pola sebaran yang meningkat, yaitu secara terus-menerus bergerak menjauhi garis nol. 2. Uji Park. Uji park mengemukakan metode bahwa varians s2 merupakan fungsi dari variable-variabel bebas. Universitas Sumatera Utara

3.6.2.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan “menguji apakah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1” Ghozali, 2007: 95. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya korelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson DW test. Tabel 3.4. Durbin-Watson Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negative Tidak ada autokorelasi negative Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tolak No decision Tolak No decision Tidak ditolak 0 d dl dl ≤ d ≤ du 4 – dl d 4 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl du d 4 - du Sumber: Ghozali 2007: 9 Universitas Sumatera Utara

3.6.3. Pengujian Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, GROWTH OPPORTUNITIES, DEBT COVENANT, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi Empiris Pada Seluruh Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015).

5 12 143

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DEBT COVENANT DAN GROWTH OPPORTUNITIES TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengertian Akuntansi - Pengaruh Debt Covenant dan Growth Opportunities Terhadap Konservatisme Akuntansi pada Industri Barang-Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI

0 0 10

Pengaruh Debt Covenant dan Growth Opportunities Terhadap Konservatisme Akuntansi pada Industri Barang-Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI

0 1 11

1 PENGARUH TINGKAT KESULITAN KEUANGAN, STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, GROWTH OPPORTUNITIES DAN DEBT COVENANT TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI) Lina Rizky Suryoningtyas

0 0 20

PENGARUH TINGKAT KESULITAN KEUANGAN, STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, GROWTH OPPORTUNITIES DAN DEBT COVENANT TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI) - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - PENGARUH TINGKAT KESULITAN KEUANGAN, STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, GROWTH OPPORTUNITIES DAN DEBT COVENANT TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI) - Per

0 0 33

PENGARUH TINGKAT KESULITAN KEUANGAN, STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, GROWTH OPPORTUNITIES DAN DEBT COVENANT TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI) - Perbanas Institutional Repository

0 1 9

PENGARUH TINGKAT KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DEBT COVENANT DAN RISIKO LITIGASI TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, GROWTH OPPORTUNITIES, DAN TINGKAT KESULITAN KEUANGAN TERHADAP TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang dan Konsumsi yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2014) - repository p

0 0 17