BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laporan keuangan diterbitkan untuk mengetahui kinerja yang telah dilakukan oleh perusahaan. Informasi mengenai kinerja perusahaan dibutuhkan
oleh banyak pihak terutama investor. Karena dari informasi tersebut investor dapat menentukan keputusan yang harus diambil. Karena itu laporan keuangan
harus memenuhi standar dan prinsip-prinsip akuntansi agar informasi yang dihasilkan dapat memberikan manfaat bagi pengguna dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Prinsip akuntansi yang akan dibahas adalah prinsip konservatisme. Menurut FASB Statement of Concept No.2 dalam Dwi 2011konservatisme
adalah “reaksi hati-hati untuk menghadapi ketidakpastian dalam mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko pada situasi bisnis telah
dipertimbangkan”. Reaksi kehati-hatian ini dilakukan dalam memilih metode akuntansi yang akan digunakan, atau dengan cara mengakui beban walaupun
belum terealisasi dan tidak mengakui pendapatan sebelum pendapatan tersebut terealisasi. Hal ini akan menyebabkan beban yang dilaporkan terlalu tinggi dan
laba terlalu rendah.
Dapat dikatakan bahwa laporan keuangan yang menggunakan konsep konservatisme sebenarnya tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Karena informasi yang dihasilkan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Menurut Harahap 2007: 15 “konservatisme jelas menunjukkan keberpihakan
akuntansi kepada para pemilik modal, kapitalis atau pemilik perusahaan. Karena jika potensi laba akan terealisasi nantinya, maka akan dinikmati pemilik modal
yang terus bertahan”.
Konservatisme dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Misalnya debt covenant dan growth opportunities.Debt Covenant adalah surat perjanjian
antara perusahaan dengan kreditur untuk melindungi kreditur dari ketidakpastian perekonomian atau dari tindakan-tindakan managemen dalam
meningkatkan laba dan mengurangi biaya saat perusahaan memutuskan
Universitas Sumatera Utara
perjanjian utangnya, dan semakin sering perusahaan memutuskan perjanjian utang maka perusahaan cenderung memilih strategi akuntansi yang
kurangkonservatif. Sedangkan Growth Opportunities adalah “kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan”
Dwi, 2011.
Banyak perusahaan besar yang terlibat skandal memanipulasi laporan keuangan demi kepentingan sendiri. Seperti misalnya Enron, PT. Kimia Farma,
Tbk dan PT. Lippo, Tbk.
Enron mengumumkan kebangkrutan disaat hasil audit keuangan menyatakan laporan keuangan wajar tanpa syarat. Ini terjadi karena laporan
keuangan yang dihasilkan tidak reliable sehingga perusahaan melakukan manipulasi akuntansi. Dampak kasus Enron adalah kerugian yang sangat besar
yang ditanggung para investor dari anjloknya harga saham dalam waktu dua minggu. Dalam kasus ini, maka diketahui bahwa growth opportunities sangat
berperan untuk menentukan kelangsungan sebuah perusahaan karena memberikan hasil terkait dengan harga penutupan saham, jumlah saham beredar
dan total equity.
PT. Kimia Farma, Tbk adalah produsen obat di Indonesia. Pada akhir tahun 2001, PT. Kimia Farma, Tbk melaporkan laba bersih sebesar Rp 132
milyar dan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik. Karena adanya dugaan bahwa laba yang dilaporkan terlalu besar, maka laporan keuangan PT. Kimia
Farma kembali di audit dan laba bersih dilaporkan menjadi Rp 99.56 milyar. Hal itu terjadi karena penjualan dan persediaan dilaporkan terlalu besar
overstated. Dalam kasus ini dapat kita lihat bahwa perusahaan tersebut tidak menganut prinsip konservatisme dan melakukan manipulasi laporan keuangan.
PT. Lippo, Tbk melakukan manipulasi dengan menerbitkan laporan keuangan ganda. Satu laporan diberikan kepada Bursa Efek Jakarta BEI
dikatakan belum diaudit, dan kepada publik dikatakan sudah diaudit. Informasi yang berbeda akan menimbulkan pandangan yang berbeda dari pembaca
laporan sehingga mempengaruhi pengambilan keputusan.
Berdasarkan fenomena yang terjadi, dapat kita ketahui bahwa konservatisme akuntansi dapat dipengaruhi oleh berbagai variabel. Penelitian
tentang konservatisme telah banyak dilakukan, tapi penelitian-penelitian tersebut memberikan hasil yang berbeda-beda. Hasil penelitian Dwi 2011
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa struktur kepemilikan berpengaruh pada konservatisme, tetapi debt covenant dan growth opportunities tidak berpengaruh terhadap
konservatisme. Dalam penelitian Cynthia Sari dan Desi Adhariani 2009 adanya hubungan negatif antara rasio leverage dengan konservatisme
akuntansi.Tetapi, dalam penelitian Nikolaev 2010dikatakan bahwa “kontrak hutang debtcovenant merupakan kunci penjelasan mengenai konservatisme
akuntansi”.
Peneliti memilih objek penelitian industri barang-barang konsumsi yang terdaftar di BEI karena pada industri barang-barang konsumsi terdapat
perubahan harga produk yang cukup cepat, persaingan yang nampak dan ketat dan keadaan yang labil dengan kondisi global.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis memilih judul penelitian “Pengaruh Debt Covenant dan Growth Opportunities Terhadap
Konservatisme Akuntansi pada Industri Barang-barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI”.
1.2. Perumusan Masalah