Bentuk Tumbuh Karang Kondisi Ekosistem Terumbu Karang

hingga sesuai bersyarat. Lokasi dan luas kawasan yang sesuai untuk ekowisata bahari kategori selam dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Luas dan lokasi yang sesuai untuk ekowisata bahari selam No Kelas kesesuaian Luas ha Lokasi 1 Sangat sesuai S1 12.49 Perairan Pantai Nirwana 2 Cukup sesuai S2 67.28 Arah Selatan Pantai Nirwana, Tanjung Sulaa, Perairan Pantai Lakeba 3 Sesuai bersyarat S3 3.87 Perairan Kelurahan Sulaa Berdasarkan Tabel 13, secara ekologis hampir sepanjang wilayah perairan Kecamatan Betoambari yang memiliki sebaran terumbu karang, memenuhi syarat untuk wisata bahari kategori selam, sehingga dapat direkomendasikan menjadi kawasan ekowisata. Namun demikian, kawasan yang paling sesuai adalah perairan yang berada tepat di depan wisata pantai Nirwana, dengan luas 12.49 ha. Kawasan tersebut terpilih paling sesuai karena kondisi ekosistem terumbu karang di lokasi ini masih cukup baik, dengan tutupan karang di atas 60 , jenis lifeform sangat beragam melebihi 10 jenis dan jenis ikan karang yang ada pun sangat banyak. Selain itu tingkat kecerahan perairan di lokasi tersebut sangat tinggi dengan rata- rata 95. Secara spasial, kesesuaian ekowisata bahari kategori selam ini dapat dilihat pada Gambar 17. Menurut Lynch et al. 2004, ekowisata bahari selam sangat terkait dengan keberadaan ekosistem terumbu karang sebagai objek penyelaman yang menyediakan keindahan organisme laut dan pengalaman baru yang menantang. Begitu pula` Arifin et al. 2008 mengatakan bahwa persentase tutupan karang hidup, jenis lifeform, dan jenis ikan karang mempunyai daya tarik bagi wisatawan karena memiliki variasi morfologi dan warna yang menarik. Tidak hanya itu, kecerahan merupakan syarat utama yang harus dipenuhi dalam wisata bahari. Semakin cerah perairan maka keindahan bawah laut makin dinikmati. 66 Gambar 17 Kesesuaian kawasan ekowisata bahari kategori selam berbasis ekologis

5.2. Ruang Ekowisata Bahari Optimal

5.2.1. Pemanfaatan Kawasan di Perairan Kecamatan Betoambari

Perairan Kecamatan Betoambari dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan baik oleh masyarakat, pemerintah, maupun swasta. Pemanfaatan sumberdaya maupun kawasan yang ada di wilayah ini antara lain aktifitas budidaya rumput laut, pelabuhan, daerah penangkapan, dan alur kapal. Pada penelitian ini, berbagai kegiatan pemanfaatan tersebut digunakan sebagai input fitur biaya dalam analisis Marxan. Meskipun fitur-fitur ini berpengaruh negatif terhadap fitur konservasi terumbu karang dan biota unik lain, namun karena memiliki fungsi penting bagi penunjang kebutuhan hidup dan aktifitas masyarakat setempat, sehingga keberadaannya harus dipertimbangkan dalam menentukan ruang ekowisata. Berdasarkan tingkat kepentingan dan manfaat maka fitur biaya diurutkan sebagai berikut: pelabuhan, budidaya rumput laut, dan alur kapal contohnya kapal nelayan dan kapal penumpang. Aktifitas pemanfaatan sumberdaya dan kawasan di perairan Kecamatan Betoambari dapat dilihat pada Gambar 18. Fitur biaya pertama pelabuhan; berdasarkan pengamatan wilayah perairan Betoambari, terdapat beberapa pelabuhan yang memiliki fungsi penting sebagai infrastruktur penunjang di antaranya dermaga kapal penghubung Kelurahan Sulaa dan Pulau Kadatua Kabupaten Buton, pelabuhan PT Arahon Indah sebagai tempat bersandar kapal nelayan cakalangtuna ketika hendak mengambil es balok ataupun memasok hasil tangkapan, serta pelabuhan transit depo pertamina yang diperkirakan difungsikan pada akhir Tahun 2011 ini. Fitur biaya kedua budidaya rumput laut; merupakan profesi utama sebagian besar masyarakat setempat, khususnya Kelurahan Sulaa dan Katobengke. Berdasarkan pengamatan dan wawancara di lapangan, kegiatan budidaya di wilayah tersebut dilakukan pada bulan April hingga Desember setiap tahunnya. Lokasi yang menjadi budidaya rumput laut di antaranya tersebar pada perairan tepat di daerah pusat pemukiman warga Kelurahan Sulaa, sebagian besar di perairan Pantai Lakeba, dan pantai Katana arah selatan pantai Nirwana. Beberapa nelayan yang ditemui mengaku sangat bergantung pada aktifitas budidaya rumput laut demi mencukupi kebutuhan keluarga. Pada awalnya mata pencaharian utama mereka adalah sebagai nelayan penangkap ikan, namun saat ini