halus menyebabkan interpretasi solusi bersifat umum dan bias Lampiran 7. Sebaliknya ukuran satuan perencanaan 100 m
2
D. Pemasukan Data Fitur Konservasi dan Fitur Biaya
seharusnya merupakan yang terbaik karena paling halus, namun karena jumlahnya 194 698 melebihi 65 000
maka tidak dipakai. Hal ini telah dibuktikan dengan melakukan pengujian, ditemukan proses Marxan tidak berjalan dengan baik. Meski telah menggunakan
perangkat komputer spesifik tinggi, ada beberapa tahapan yang diproses sangat lama diantaranya pembuatan satuan perencanaan, pembaharuan data abudance,
dan pembuatan file Marxan bound.dat.
Fitur konservasi dan fitur biaya yang telah dibuat menjadi peta tematik, kemudian dimasukan ke dalam satuan perencanaan dengan metode
presentabsent. Ini berarti jika suatu heksagon bertumpang susun dengan suatu
fitur konservasi maupun fitur biaya maka heksagon tersebut beratribut present. Jika present maka atributnya sama dengan 1, sebaliknya jika absent atributnya
menjadi 0. Data konservasi yang sudah dimasukkan disebut data habitat habitat shp
dan data fitur biaya disebut data biaya cost.shp. Pada fitur konservasi, setelah atribut data habitat tersebut diselesaikan maka harus dibagi menjadi file
abundance_dbf dan file fitur_txt. Sedangkan pada fitur cost, setelah atribut data
cost dibuat maka menghitung total fitur cost. Caranya, nilai presentabsent setiap heksagon dikalikan dengan nilai skor tertentu yang sudah ditentukan sebelumnya.
E. Pengubah Panjang Batas
Pengubah panjang batas merupakan pengaturankonstanta untuk pengelompokan solusi dalam satuan perencanaan. Pada pengubah panjang batas
yang rendah, satuan perencanaan yang terpilih akan menyebar. Sedangkan pada pengubah panjang batas yang tinggi, satuan perencanaan yang terpilih akan
mengelompok. Ini disebabkan karena Marxan akan berusaha untuk menurunkan panjang batas dari satuan perencanaan tersebut Steward dan Possingham 2005.
Loos 2006 menjelaskan ketika pengaturan panjang batas dinaikkan maka nilai total biaya meningkat. Untuk itu, perlu meminimalkan panjang batas melalui
pengelompokan satuan perencanaan Meerman 2005.
38
Gambar 6 Daerah Kajian perairan Kecamatan Betoambari