kawasan ekowisata adalah 1 760 orang setiap harinya. Sedangkan DDW skenario 1 sebesar 176 oranghari. Nilai DDW ini masih di bawah standar daya dukung
yang dikemukan Davis dan Tisdell 1995 bahwa daya dukung kawasan wisata selam pada kawasan konservasi 200 000 orangtahun300 hari.
Tabel 16 Daya dukung pengembangan ekowisata di perairan Betoambari
Skenario Area ekowisata
m
2
DDK oranghari
DDW oranghari
DDW orangthn
1
588 213.62
1 760 176
52 939 2
491 821.41
1 480 148
44 264 3
399 602.45
1 200 120
35 964
B. Potensi Nilai Ekonomi Ekowisata
Nilai Kompensasi Ekowisata
Penilaian terhadap kompensasi sumberdaya untuk ekowisata perairan Betoambari dihitung menggunakan metode valuasi berdasarkan preferensi
contigent valuation method dengan pendekatan Willingness to pay WTP atau kesediaan membayar. Responden yang dipilih merupakan para pengunjung yang
sering melakukan aktifitas selam di perairan Kecamatan Betoambari, baik untuk berwisata maupun tujuan pendidikan.
WTP dalam penelitian ini didasarkan pada tingkat kepuasan penyelam terhadap kondisi objek dengan pilihan biaya satu kali penyelaman standar yang
diambil dari survei pendahuluan, antara lain: a Rp 100 000; b Rp 200 000; c Rp 300 000; d Rp 400 000; dan e Rp 400 000. Perhitungan WTP per-individu
untuk ekowisata perairan Kecamatan Betoambari tidak dipengaruhi variabel latar belakang responden seperti umur, asal, pendapatan, dan jumlah rombongan.
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner, semua responden menyatakan kesediaannya mengeluarkan biaya untuk bisa menyelam sekaligus menikmati
keindahan bawah laut. Besaran biaya yang rela dikeluarkan tidak begitu bervariasi yakni 71.43 responden bersedia membayar Rp 300 000 dan 28.57 ingin
membayar Rp 200 000. Berdasarkan kisaran angka tersebut, dapat diartikan bahwa penilaian atau kepuasan penyelam terhadap terumbu karang dan satwa unik
di perairan Betoambari masih standar, bahkan di bawah standar jika dibandingkan dengan nilai rata-rata total biaya dalam 1 kali menyelam Rp 330 000. Kecilnya
nilai biaya yang dipilih responden diperkirakan dipengaruhi adanya pembanding lokasi penyelaman di daerah sekitar seperti Wakatobi.
Total Benefit Ekowisata Dari Tiap Skenario
Potensi nilai ekonomi ekowisata atau total benefit TB dihitung berdasarkan total nilai ekonomi sumberdaya yang diperoleh dari kombinasi nilai
WTP dan DDW. Berdasarkan perhitungan WTP dan DDW pada 3 skenario, diperoleh potensi nilai ekonomi ekowisata berkisar antara Rp 32 607 560 hingga
Rp 47 998 231 per hari. Potensi nilai ekonomi ekowisata dari 3 skenario disajikan
pada Tabel 17. Tabel 17 Potensi nilai ekonomi dari 3 skenario.
Skenario WTP
Rp Daya dukung
orghari Total benefit
Rphari Total benefit
Rpthn
1 272 000
176 47 998 231
14 399 470 000 2
272 000 148
40 132 627 12 039 790 000
3 272 000
120 32 607 560
9 782 270 000
Berdasarkan tabel 17, menunjukkan skenario 1 memiliki total benefit tertinggi, sebesar Rp 47 998 231
per hari atau Rp 14 399 470 000 per tahun. Hal ini disebabkan total benefit berbanding lurus dengan DDW. Semakin besar DDW
maka semakin besar total benefit.
5.2.4. Ruang Ekowisata Optimal Berdasarkan Biaya Minimal dan Manfaat
Ekonomi Maksimal
Ruang ekowisata yang optimal berdasarkan biaya minimal dan manfaat ekonomi maksimal ditentukan dari estimasi nilai keuntungan net benefit
tertinggi di antara 3 skenario. Nilai keuntungan tersebut diperoleh dari selisih antara total benefit per bulan dan total biaya.
Total benefit merupakan nilai
ekonomi dari setiap skenario. Sementara total biaya merupakan biaya ruang ekowisata bahari yang dihasilkan dari analisis Marxan.
Total biaya unit perencanaan terpilih hasil analisis Marxan dikonversi dalam satuan Rupiah. Konversi diasumsikan dari harga lahan per unit perencanaan
di perairan Kecamatan Betoambari. Namun hingga saat ini belum ada ketetapan
harga lahan di laut khususnya di perairan Kota Baubau, maka konversi tersebut didasarkan pada Nilai Jual Objek Pajak NJOP lahan darat di Kecamatan
Betoambari khususnya Kelurahan Sulaa. NJOP Kelurahan Sulaa berkisar antara Rp 14 000 hingga Rp 64 000m
2
. Untuk konversi biaya tersebut, digunakan nilai NJOP yang paling rendah yakni Rp 14 000 m
2
Total biaya ekowisata dalam penelitian ini merupakan biaya akuisisi lahan laut untuk dijadikan kawasan ekowisata, serta biaya manajemen sebagai fungsi
pemeliharaan dan pengawasan. Biaya akuisisi lahan diasumsikan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk masyarakat sekitar, khususnya nelayan yang
memiliki ketergantungan terhadap sumberdaya pesisir sebagai pengganti lahan di laut karena dijadikan kawasan ekowisata. Sedangkan biaya manajemen
merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk kegiatan pemeliharaan maupun pengawasan kawasan ekowisata.
.
Biaya akuisisi lahan dan manajemen ekowisata dihitung berdasarkan jumlah unit perencanaan terpilih untuk ekowisata dikalikan dengan NJOP terendah di
Kelurahan Sulaa dalam satuan waktu per tahun. Total benefit, total biaya dan net benefit
per tahun ruang ekowisata pada 3 skenario disajikan pada Tabel 18. Tabel 18 Penentuan ruang ekowisata optimal berdasarkan nilai ekonomi
Skenario Total benefit
Rpthn Total biaya
Rpthn Net benefit
Rpthn
1 14 399 470 000
1 745 520 000 12 653 950 000
2 12 039 790 000
1 542 240 000 10 497 550 000
3 9 782 270 000
1 333 920 000 8 448 350 000
Tabel 18 menunjukkan bahwa net benefit tertinggi adalah skenario 1, sebesar Rp 12 653 950 000 per tahun. Hal ini menunjukan bahwa skenario 1
merupakan ruang ekowisata yang optimal. Ruang ekowisata skenario 1 memiliki luas paling besar 58.8 ha dibanding skenario lain. Sedangkan skenario 3
memiliki nilai keuntungan terkecil Rp 8 448 350 000, disebabkan luas kawasan ekowisata terpilih pada skenario ini merupakan yang paling kecil 39.96 ha.