C. Jenis Ikan Karang
Ikan karang merupakan salah satu biota yang memiliki keanekaragaman spesies tinggi, di mana hidupnya berasosiasi dengan karang. Terumbu karang
adalah habitat penting bagi ikan karena merupakan tempat pemijahan spawning ground
, pengasuhan nursery ground, dan mencari makan feeding ground Bengen 2001. Keanekaragaman ikan karang merupakan faktor utama yang dapat
menunjang keindahan alam bawah laut Apriliani 2009. Hasil pengamatan yang dilakukan di perairan kecamatan Betoambari
ditemukan ikan karang yang terklasifikasi dalam 20 hingga 22 famili. Famili Pomacentridae
merupakan famili yang memiliki jumlah spesies paling banyak sekitar 27 spesies dibandingkan dengan famili lain. Dominasi jumlah tersebut
diduga karena ikan ini merupakan pemakan plankton, alga, dan omnivore. Hal ini sesuai dengan pendapat Montgomeri et al 1980 in Hukom 2000, yang
mengatakan bahwa salah satu famili ikan karang yang selalu ditemukan di daerah terumbu karang adalah famili Pomacentridae.
Famili ikan karang terbanyak kedua yang dapat ditemukan di perairan Kecamatan Betoambari adalah Chaetodontidae ikan kepe-kepe sebanyak 26
spesies. Ikan kepe-kepe merupakan ikan indikator yang menandakan kondisi terumbu karang cukup baik dan masih sehat. Hal ini sesuai dengan pendapat Myer
dan Randall 1983, bahwa kehadiran ikan kepe-kepe tidak lepas dari keberadaan terumbu karang, karena ikan ini merupakan salah satu indikator kesehatan karang.
Semakin beragam spesies ikan karang dari kelompok indikator maka tingkat kesuburan karang semakin tinggi. Chabanet et al. 1997 dan Bouchon 1989
membenarkan bahwa terdapat hubungan positif antara persentase substrat terumbu karang dengan kehadiran ikan Chaetodontidae. Ikan tersebut memiliki
ketergantungan terhadap karang sebagai makanan dan tempat berlindung, sehingga distribusinya dipengaruhi oleh kondisi tutupan karang hidup.
Jumlah spesies ikan karang yang diidentifikasi pada 6 titik pengamatan berkisar 11 hingga 107 spesies Tabel 12. Berdasarkan Tabel 12, dapat dilihat
jumlah spesies ikan karang yang paling banyak ditemukan adalah di sekitar pantai Nirwana sebanyak 107 spesies dari 22 famili. Kondisi ikan karang yang
berasosiasi dengan hewan karang di perairan Pantai Nirwana dapat dilihat pada
Gambar 15. Jenis-jenis ikan target yang dijumpai berasal dari famili Acanthuridae ikan pakol, Haemullidae ikan bibir tebal, Lutjanidae ikan kakap,
Nemipteridae ikan kurisi dan Serranidae ikan kerapu. Ikan indikator berasal
dari famili Chaetodontidae ikan kepe-kepe. Kelompok ikan mayor utama yang dijumpai berasal dari famili Acanthuridae, Apogonidae, Balistidae, Blennidae,
Caesionidae, Labridae, Pomacanthidae, Pomacentridae dan Scaridae.
Tabel 12 Jumlah spesies ikan karang yang ditemukan di perairan Betoambari
LokasiStasiun Ikan karang
Jumlah spesies Perairan Pantai Nirwana
ST1 11
ST2 89
ST3 107
ST4 20
Tanjung Sulaa
ST5 26
Perairan Pantai Lakeba
ST6 91
Data pengamatan Lembaga Napoleon 2005 Sementara itu, dari hasil survei komunitas ikan karang di sekitar Pantai
Lakeba dan Tanjung Sulaa ditemukan 91 spesies ikan karang dari 21 famili .
Ikan- ikan target yang dijumpai berasal dari famili Holocentridae, Mullidae, Serranidae
dan Siganidae. Kelompok ikan mayor utama yang dijumpai berasal dari famili Acanthuridae, Apogonidae, Blennidae, Caesionidae, Labridae, Pomacanthidae,
Pomacentridae, Scaridae dan Tetraodontidae. Ikan indikator berasal dari famili
Chaetodontidae Ikan kepe-kepe.
Gambar 15 Ikan karang yang berasosiasi dengan hewan karang di perairan Pantai Nirwana.
D. Biota Lain
Perairan di sekitar terumbu karang memiliki tingkat produktifitas primer dan sekunder yang tinggi. Tingginya produktifitas primer tersebut menyebabkan
terumbu karang sering dijadikan tempat pemijahan, pengasuhan, dan mencari makan bagi ikan karang. Sedangkan produktifitas sekunder yang tinggi
memungkinkan terumbu karang menjadi tempat berlindung dan mencari makan bagi hewan invertebrata lain seperti lobster dan penyu Supriharyono 2007.
Berdasarkan pengamatan langsung dan wawancara beberapa lembaga yang konsen terhadap pelestarian terumbu karang seperti Napoleon dan Buton Resort,
ditemukan selain ikan karang, di wilayah tersebut terdapat biota unik di antaranya penyu, ikan pari, ikan hiu, lobster, kuda laut, dan frogfish Gambar 16. Daerah
penyebaran biota-biota tersebut hanya di perairan Pantai Nirwana. Biota-biota termasuk dalam daftar hewan langka, serta merupakan objek pelengkap keindahan
bawah laut. Hal ini sesuai dengan pendapat Hutabarat et al 2009 bahwa beberapa jenis biota yang mempunyai karakteristik khas dan langka mempunyai
daya tarik wisata bawah laut.
Gambar 16 Satwa unik di perairan Kecamatan Betoambari. a Ikan Hiu, b Kuda Laut, c Ikan Pari, d Frogfish
a b
c d
5.1.2. Kualitas Perairan
Kondisi lingkungan perairan yang terkait dengan kesesuaian ekowisata bahari kategori selam berbasis ekologis dalam penelitian ini adalah kecerahan
perairan dan kedalaman terumbu karang. Berdasarkan pengamatan pada, kecerahan perairan pada lokasi penelitian sedikit bervariasi yakni pada stasiun 1
hingga 4 perairan Pantai Nirwana mencapai 95, stasiun 5 perairan Kelurahan Sulaa sebesar 50, dan stasiun 6 perairan Pantai Lakeba adalah 75. Tingkat
kecerahan yang kecil pada stasiun 5 ini diduga disebabkan karena lokasi tersebut berada tepat di depan pusat pemukiman masyarakat Kelurahan Sulaa, serta tingkat
pemanfaatan kawasan yang cukup besar antara lain aktivitas pelabuhan dan budidaya rumput laut. Beragamnya kegiatan tersebut dapat menyebabkan
kekeruhan perairan, sehingga penetrasi cahaya yang masuk ke kolom air semakin berkurang dan pada akhirnya kecerahan makin berkurang.
5.1.3. Kesesuaian Kawasan Pengembangan Ekowisata Bahari
Kesesuaian kawasan untuk pengembangan ekowisata bahari kategori selam dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor pembatas yang terdiri dari 5
parameter, yakni kecerahan perairan, tutupan karang hidup, jenis lifeform, jenis ikan karang, dan kedalaman terumbu karang. Proses analisis kesesuaian tersebut
diawali dengan penyusunan matrik sekaligus pemberian bobot dan skoring pada semua parameter pembatas sesuai tingkat kepentingan. Parameter kecerahan dan
tutupan karang hidup memiliki bobot paling tinggi dibanding parameter lain. Hal ini disebabkan karena kecerahan merupakan penentu penetrasi cahaya untuk
kelangsungan hidup bagi ekosistem terumbu karang. Dengan kecerahan yang tinggi, para wisatawan dapat dengan jelas melihat objek ekosistem terumbu
karang. Sementara itu, tutupan karang hidup merupakan daya tarik wisatawan dalam menikmati keindahan bawah laut.
Hasil analisis matrik kesesuaian kawasan untuk ekowisata bahari kategori selam, melalui analisis spasial yang dibantu dengan software ArcView 3.3,
diperoleh hampir seluruh kawasan terumbu terumbu di perairan Kecamatan Betoambari dikatakan sesuai, berkisar dari kelas sangat sesuai, cukup sesuai,
hingga sesuai bersyarat. Lokasi dan luas kawasan yang sesuai untuk ekowisata bahari kategori selam dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 Luas dan lokasi yang sesuai untuk ekowisata bahari selam
No Kelas kesesuaian
Luas ha Lokasi
1 Sangat sesuai S1
12.49 Perairan Pantai Nirwana
2 Cukup sesuai S2
67.28 Arah Selatan Pantai Nirwana, Tanjung
Sulaa, Perairan Pantai Lakeba 3
Sesuai bersyarat S3 3.87
Perairan Kelurahan Sulaa
Berdasarkan Tabel 13, secara ekologis hampir sepanjang wilayah perairan Kecamatan Betoambari yang memiliki sebaran terumbu karang, memenuhi syarat
untuk wisata bahari kategori selam, sehingga dapat direkomendasikan menjadi kawasan ekowisata. Namun demikian, kawasan yang paling sesuai adalah perairan
yang berada tepat di depan wisata pantai Nirwana, dengan luas 12.49 ha. Kawasan tersebut terpilih paling sesuai karena kondisi ekosistem terumbu karang di lokasi
ini masih cukup baik, dengan tutupan karang di atas 60 , jenis lifeform sangat beragam melebihi 10 jenis dan jenis ikan karang yang ada pun sangat banyak.
Selain itu tingkat kecerahan perairan di lokasi tersebut sangat tinggi dengan rata- rata 95. Secara spasial, kesesuaian ekowisata bahari kategori selam ini dapat
dilihat pada Gambar 17. Menurut Lynch et al. 2004, ekowisata bahari selam sangat terkait dengan
keberadaan ekosistem terumbu karang sebagai objek penyelaman yang menyediakan keindahan organisme laut dan pengalaman baru yang menantang.
Begitu pula` Arifin et al. 2008 mengatakan bahwa persentase tutupan karang hidup, jenis lifeform, dan jenis ikan karang mempunyai daya tarik bagi wisatawan
karena memiliki variasi morfologi dan warna yang menarik. Tidak hanya itu, kecerahan merupakan syarat utama yang harus dipenuhi dalam wisata bahari.
Semakin cerah perairan maka keindahan bawah laut makin dinikmati.