Parameter Lingkungan Perairan Data Komunitas Karang

• Fitur Konservasi Fitur konservasi dalam penelitian ini didefinisikan sebagai sumberdaya pesisir yang akan dilindungi dengan tujuan dimanfaatkan untuk ekowisata bahari. Fitur konservasi yang ditentukan pada lokasi perencanaan ekowisata bahari di perairan Betoambari terdapat 6 fitur dengan bobot nilai berkisar 3.0 hingga 4.0 Tabel 7. Terumbu karang dan habitat hiu merupakan fitur dengan tingkat kepentingan dan kualitas data yang tinggi dibandingkan fitur lain, sehingga diberikan nilai faktor denda paling tinggi sebesar 4.0. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan terumbu karang adalah fitur utama yang akan dilindungi, begitu pula ikan hiu dan habitatnya gua hiu. Daerah penyu dan pari merupakan fitur yang memiliki kepentingan tinggi namun kualitas datanya rendah, karena hanya berdasarkan wawancara beberapa orang penyelam. Sementara itu, fitur lobster dan habitatnya gua lobster serta frogfish memiliki kepentingan sedang. Tabel 7. Penentuan nilai faktor denda SPF fitur konservasi No Fitur konservasi Tingkat kepentingan Kualitas data Faktor denda SPF 1 Terumbu Karang Tinggi Tinggi 4.0 2 Daerah Ikan Hiu Tinggi Tinggi 4.0 3 Daerah Penyu Tinggi Rendah 3.5 4 Daerah Ikan Pari Tinggi Rendah 3.5 5 Lobster Sedang Tinggi 3.0 6 Frogfish Sedang Tinggi 3.0 • Fitur Biaya Fitur biaya untuk input Marxan berupa data sosial yang berkaitan dengan penduduk, pola pemanfaatan sumberdaya, dan pemanfaatan kawasan. Data tersebut diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan berupa hasil wawancara dengan masyarakat pengguna langsung sumberdaya. Fitur biaya pada lokasi perencanaan ekowisata bahari di perairan Betoambari terdiri atas 3 jenis yakni pelabuhan, budidaya rumput laut, dan alur kapal. Biaya unit perencanaan fitur-fitur tersebut dihitung dari adanya pemanfaatan sumberdaya yang membuat total biaya akan lebih tinggi. Daftar peringkat penggunaan sumberdaya dan kawasan di perairan Kecamatan Betoambari ditampilkan pada Tabel 8. Tabel 8 Penentuan nilai bobot fitur biaya No Fitur biaya Tingkat kepentingan Kualitas data Bobot 1 Pelabuhan Tinggi Tinggi 4.0 2 Budidaya rumput laut Tinggi Rendah 3.5 3 Alur kapal Sedang Rendah 2.5 Fitur pelabuhan memiliki skor paling besar 4.0, karena tingkat kepentingan dan kualitas datanya tinggi. Pelabuhan memiliki peranan penting sebagai infrastruktur dasar yang menunjang perekonomian masyarakat. Sementara fitur yang memiliki bobot terendah terkecil adalah alur kapal. Ini disebabkan tingkat kepentingan sedang dan kualitas datanya rendah. Alur kapal merupakan pemanfaatan jasa lingkungan yang tidak memberikan dampak negatif terhadap perlindungan sumberdaya di perairan Kecamatan Betoambari.

B. Penentuan Daerah Kajian

Penentuan daerah kajian area of interest dan satuan perencanaan merupakan hal penting dan utama dalam analisis Marxan. Pada lokasi studi, daerah kajian didasarkan atas kewenangan daerah Kota Baubau untuk mengelola laut. Dimana sesuai Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, suatu kabupatenkota memiliki kewenangan pengelolaan laut sejauh 4 mil untuk wilayah yang berbatasan dengan laut yang luas. Namun karena perairan Baubau berada di Selat Buton laut sempit yang berbatasan langsung dengan daerah administrasi Kabupaten Buton, maka penentuan daerah kajian dengan cara penarikan titik tengah. Berdasarkan hasil pengukuran dengan bantuan SIG, diperoleh jarak antara garis pantai terluar Kecamatan Betoambari dan Pulau Kadatua Kabupaten Buton sekitar 2.18 mil laut. Dengan demikian, agar penentuan ruang ekowisata masih termasuk dalam kewenangan Kota Baubau maka daerah kajian penelitian ini hanya digunakan buffer sejauh 1 mil laut dari garis pantai terluar Kecamatan Betoambari. Ruang lingkup studi dalam penelitian ini hanya difokuskan pada wilayah laut maka daratan dihilangkan sehingga tidak diikutkan pada proses analisis Marxan. Cara ini dilakukan dengan tumpang tindih antara shapefile daratan dengan perairan Kecamatan Betoambari, kemudian mengedit dan menggunakan delete features untuk menghapus wilayah daratan. Untuk lebih jelasnya, daerah kajian dilihat pada Gambar 6.

C. Penentuan Satuan Perencanaan

Satuan perencanaan planning unit merupakan pembagian unit terkecil dari daerah kajian. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan satuan perencanaan ini yakni bentuk dan ukurannya. Bentuk satuan perencanaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah heksagon. Menurut Geselbracht et al 2005; Miller 2003; dan Warman 2001 bahwa bentuk heksagon merupakan satuan perencanaan yang paling efisien, lebih natural, memiliki rasio kecil, serta mengeluarkan hasil analisis yang lebih halus. Sementara itu, penentuan ukuran satuan perencanaan disesuaikan dengan luas area studi. Oleh karena wilayah perairan Kecamatan Betoambari terbilang sempit yang memiliki panjang garis pantai sekitar 10.30 km diperoleh melalui hasil pengukuran dengan bantuan SIG, maka digunakan ukuran satuan perencanaan yang kecil. Penentuan ukuran heksagon dilakukan pengujian beberapa nilai dari yang besar 1 ha atau 10 000 m 2 hingga relatif kecil 100 m 2 Terkait dengan pembuatan unit perencanaan, hal yang perlu diperhatikan adalah pembatasan jumlah satuan perencanaan, sehingga dapat diproses dengan baik dalam analisis Marxan. Menurut Oetting dan Knight 2003, Marxan tidak akan melakukan proses dengan baik ketika jumlah satuan perencanaan lebih dari 65 000; Loos 2006 menambahkan, batasan untuk jumlah unit perencanaan yang dapat diproses Marxan yakni 65 678. . Berdasarkan pengujian, ditemukan ukuran heksagon 300 m 2 merupakan paling minimum yang jumlah satuan perencanaannya mendekati 65 000. Namun dalam analisis ini diasumsikan ruang ekowisata akan dimanfaatkan kegiatan wisata bahari selam maka dipakai ukuran unit perencanaan 1 000 m 2 Sementara itu, penggunaan satuan perencanaan dengan ukuran 1 ha di perairan Betoambari terbilang besar sehingga dalam analisis membuat peta fitur konservasi maupun biaya menjadi general, keluaran yang dihasilkan pun tidak Lampiran 6. Ini didasarkan area yang digunakan untuk aktifitas wisata selam. Jumlah unit perencanaan yang dihasilkan sebanyak 19 697.