Tingkat Harga Kopi Robusta di Indonesia Perkembangan Ekspor Kopi Robusta Indonesia

Produksi kopi robusta saat ini menempati posisi ketiga dunia, di bawah Vietnam dan Brazil Tabel 5.5. Keadaan jumlah produksi dari Vietnam dan Brazil cukup mempengaruhi kestabilan produksi maupun harga kopi robusta di pasar internasional. Bahkan saat ini sudah berkembang beberapa negara yang semakin memantapkan produksi kopi robusta-nya baik dari segi kualitas maupun kuantitas seperti Negara Pantai Gading yang semakin meningkatkan jumlah produksinya. Tabel 5.5 Jumlah Produksi Negara-Negara Produsen Utama Kopi Robusta di Dunia Pada Tahun 1999-2004 000 Bags Negara produsen 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Rata- rata Vietnam 11.631 14.775 13.133 11.555 15.320 12.500 13.152 Brazil 4.536 4.654 5.837 9.676 6.778 7.557 6.506 Indonesia 5.072 6.142 5.900 5.849 5.511 6.467 5.824 Pantai Gading 6.321 4.846 3.595 3.145 2.689 1.950 3.758 India 3.178 2.525 2.511 2.467 2.528 3.007 2.703 Uganda 2.742 2.883 2.858 2.575 2.175 2.200 2.572 Sumber: AEKI, 2006

5.6 Tingkat Harga Kopi Robusta di Indonesia

Perkembangan harga kopi robusta di Indonesia dapat dikatakan tergantung dari tingkat harga kopi dunia. Hal ini karena kopi robusta merupakan komoditas ekspor dan hampir sebagian besar kopi robusta Indonesia dijual ke luar negeri sehingga harga jual maupun harga beli mengikuti harga yang terbentuk dalam pasar kopi internasional. Harga kopi robusta pun berbeda dengan arabika. Harga kopi arabika cenderung lebih tinggi daripada robusta. Hal ini terjadi karena sebagian besar konsumen lebih menyukai kopi arabika. Perbedaan harga antara 31 kopi robusta dengan kopi arabika umumnya sebesar 10 hingga 30 persen Warta Puslit Kopi dan Kakao, 1997 Perkembangan harga kopi robusta di pasar domestik cukup berfluktuatif dimana fluktuasi harga di pasar domestik tidak selalu sama dengan di pasar internasional.

5.7 Perkembangan Ekspor Kopi Robusta Indonesia

Sebagai komoditas perdagangan, pencapaian ekspor sangat tergantung dari harga kopi internasional yang umumnya berfluktuasi sesuai dengan perkembangan permintaan dan produksi dunia, sehingga peningkatan volume ekspor tidak selalu diikuti dengan nilai ekspornya. Namun, hal ini tidak terjadi pada periode 20042005, dimana nilai ekspor dapat melebihi volumenya sehingga dapat dikatakan ekspor kopi Indonesia pada saat itu sedang bernilai tinggi. Tabel 5.7 Pengembangan Ekspor Kopi Robusta Indonesia Periode 20002001-20052006 Periode Robusta Volume Ton Nilai USD 20002001 269.424 134.289 20012002 205.049 169.230 20022003 166.557 115.112 20032004 262.198 178.255 20042005 343.764 350.422 20052006 118.691 114.476 Sumber: Dit. Ekspor, Depag RI dalam AEKI 2006 Keterangan: Angka Sementara Dengan kata lain fluktuasi nilai ekspor lebih dipengaruhi oleh perubahan harga kopi dibandingkan dengan perubahan volume ekspor. Nilai ekspor kopi 32 robusta Indonesia lebih kecil dibandingkan dengan volume ekspornya. Namun, hal ini tidak terjadi pada periode 20042005, dimana nilai ekspor dapat melebihi volumenya sehingga dapat dikatakan ekspor kopi Indonesia pada saat itu sedang bernilai tinggi.

5.8 Bentuk Kopi yang Diekspor