Suhu pH Kualitas Air

stratifikasi suhu. Secara keseluruhan suhu pada kedua situ masih menunjang perkembangan fitoplankton yang membutuhkan suhu antara 20-30 o C. Gambar 3. Pola distribusi Suhu di situ bekas galian pasir

5.1.2 pH

pH merupakan hasil pengukuran ion hidrogen dalam perairan yang menunjukkan kesetimbangan asam dan basa. Nilai pH di ke dua stasiun penelitian selama pengamatan berkisar antara 6-9 dimana nilai tersebut masih menunjang untuk kehidupan organisme perairan. Sepanjang waktu pengamatan nilai pH tidak menunjukkan variasi yang signifikan Gambar 4. Hasil penelitian sebelumnya pada Situ no 5 menunjukkan nilai pH berkisar antara 6-9 Octorina et al. 2009. Hal tersebut serupa dengan pengamatan Celik 2002 yang mendapatkan nilai pH pada situ bekas galian pasir di Texas dalam kurun waktu satu tahun tidak mengalami perubahan yang signifikan. pH Situ No 5 2 4 6 8 10 1 2 3 4 Periode Pengamatan pH Permukaan Kedalaman Secchi Dibawah secchi 7 m 16 m pH Situ No 6 2 4 6 8 10 1 2 3 4 Periode Pengamatan pH Permukaan Kedalaman Secchi Dibawah secchi 6 m 12 m Gambar 4. Pola distribusi pH di situ bekas galian pasir Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Situ no 5 cenderung memiliki pH yang lebih tinggi dari Situ no 6 sehingga dapat dikatakan Situ no 5 lebih basa dari Situ no 6. pH berkaitan erat dengan alkalinitas dan karbondioksida, semakin tinggi nilai pH semakin besar alkalinitas dan semakin rendah karbondioksida Boldan Padovan 2002 dalam Octorina et al. 2009. Tingginya pH pada Situ no 5 sesuai dengan tingginya nilai alkalinitas yaitu lebih dari 40 mgliter dan minimnya konsentrasi CO2, bahkan hingga tidak terdeteksi pada lapisan epilimnion Octorina et al. 2009. Salah satu penyebab tingginya pH di Situ no 5 adalah perairan tersebut banyak mendapat masukan ion-ion OH - yang bersifat basa yang berasal dari sisa-sisa sabun pencucian kendaraan proyek penggalian pasir.

5.1.3 Oksigen Terlarut

Oksigen terlarut merupakan faktor yang penting dalam metabolisme suatu mahluk hidup akuatik, sehingga bila ketersediannya dalam air tidak mencukupi akan dapat menghambat pertumbuhannya. Kdanungan oksigen terlarut di lapisan epilimnion dan hypolimnion selama pengamatan berkisar antara 1,93-10,95 mgliter pada Situ no 5 dan 1,56-9,56 mgliter pada Situ no 6 lampiran 2. Distribusi vertikal oksigen terlarut menunjukkan semakin dalam perairan maka kelarutan oksigen akan semakin berkurang Gambar 5. Hal tersebut berkaitan dengan semakin minimnya sumber oksigen yaitu hasil fotosintesis fitoplankton dan difusi dari udara serta semakin besarnya kebutuhan oksigen untuk penguraian bahan organik. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa konsentrasi oksigen antara situ no 5 dan no 6 pada setiap kedalaman tidak berbeda nyata Lampiran 3. Tingginya suhu di Situ no 5 menyebabkan meningkatnya konsumsi oksigen oleh organisme air karena peningkatan metabolisme dan respirasi. Brown 1987 dalam Effendi 2003 menyatakan bahwa peningkatan suhu sebesar 1 o C akan meningkatkan konsumsi oksigen sebesar 10. Dengan demikian walaupun kelimpahan fitoplanton yang tercatat lebih tinggi dari Situ no 6 tetapi konsumsi oksigen yang lebih besar di Situ no 5 menyebabkan konsentrasi oksigen terlarut di kedua situ tidak berbeda. Pada Situ no 5 terjadi penurunan yang drastis dari konsentrasi oksigen terlarut pada kedalaman di bawah zona euphotik. Kondisi ini mencerminkan suatu perairan berada dalam kondisi eutrofik. Seperti halnya dikemukankan oleh Sager 2009 yang menyatakan pada bagian permukaan perairan terjadi kegiatan fotosintesis secara intensif yang menyebabkan kadar oksigen terlarut sangat tinggi, kemudian menurun drastis karena digunakan untuk mendekomposisi alga yang telah mati dan bahan organik lainnya. Oksigen terlarut sangat dipengaruhi oleh kdanungan bahan organik suatu perairan sehingga jika kandungan bahan organik cukup tinggi maka akan terjadi proses degradasi secara aerobik oleh bakteri sehingga menyebabkan defisit oksigen terlarut Wetzel 2001. Gambar 5. Pola distribusi vertikal Oksigen terlarut di situ bekas galian pasir Pada Situ no 5 terjadi rata-rata oksigen terlarut saturasi menunjukkan fenomena oksigen terlarut super saturasi pada bagian permukaan dan kedalaman Secchi Lampiran 3. Kondisi ini diperkirakan berhubungan dengan besarnya biomassa fitoplankton yang dicirikan dengan tingginya nilai khlorofil-a pada kedalaman tersebut Lampiran 8. Hal serupa dilaporkan oleh Brooks et al. 2003 yang menemukan fenomena supersaturasi oksigen terlarut pada Danau Patzcuaro berhubungan dengan nilai khlorofil-a yang tinggi yaitu 44 mgm 3 . Selain itu situ bekas galian pasir umumnya memiliki sumber oksigen selain dari hasil fotosintesis adalah melalui difusi dari udara terutama untuk bagian permukaan Pincock Holt 2006. Difusi oksigen atmosfer ke air terjadi pada kondisi air diam maupun bergolak karena tertiup angin, pada saat air bergolak terjadi peningkatan peluang bagi molekul air untuk bersentuhan dengan atmosfer Wetzel 2001. Dengan demikian pada lapisan permukaan di situ bekas galian fenomena super saturasi