Laju Pertumbuhan Harian dan Pertambahan Biomassa

12

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil 3.1.1 Morfologi dan Kelangsungan Hidup Pada akhir percobaan, warna rumput laut terlihat lebih muda hijau muda dibandingkan dengan saat awal penanaman yang tampak hijau tua. Talus rumput laut terlihat lebih panjang dan lebih berisi pada akhir pemeliharaan. Bentuk percabangan rumput laut yang terlihat yaitu dichotomus atau bercabang dua terus menerus. A B C D Gambar 3. Rumput laut Kappaphycus alvarezii awal dan akhir pemeliharaan pada setiap perlakuan kepadatan biomassa awal A 95 gm 3 , B 143 gm 3 , C 191 gm 3 , D 238 gm 3 Rumput laut yang dipelihara pada tingkat kepadatan biomasa awal yang berbeda menunjukkan mampu bertahan hidup dengan baik. Nilai tingkat kelangsungan hidup semua rumput laut mencapai 100 .

3.1.2 Laju Pertumbuhan Harian dan Pertambahan Biomassa

Grafik di bawah ini Gambar 4 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan harian y rumput laut semakin menurun dengan meningkatnya kepadatan biomassa awal x mengikuti persamaan y = 4,600 – 0,2801x P0,2 Lampiran 11. Berdasarkan garis linier yang terbentuk terlihat bahwa titik tertinggi atau maksimum terdapat pada perlakuan kepadatan biomassa awal 95 gm 3 , dan setelah 13 itu menurun seiring dengan bertambahnya kepadatan dengan titik terendah atau minimum pada perlakuan kepadatan biomassa awal 238 gm 3 . Gambar 4. Laju pertumbuhan harian rumput laut Kappaphycus alvarezii pada perlakuan kepadatan biomassa awal 95, 143, 191, dan 238 gm 3 selama 7 minggu pemeliharaan. Grafik di bawah ini Gambar 5 menunjukkan bahwa biomassa rumput laut pada setiap perlakuan semakin bertambah setiap minggunya. Pada perlakuan kepadatan biomassa awal terendah yaitu 95 gm 3 terlihat bahwa jumlah biomassa minggu pertama sampai minggu keempat mampu mendekati jumlah biomassa pada kepadatan 143 dan 191 gm 3 dan memiliki jumlah yang lebih sedikit jika dibandingan dengan kepadatan 238 gm 3 . Pada minggu kelima hingga minggu ketujuh jumlah biomassa pada perlakuan 95 gm 3 terlihat cukup jauh dengan jumlah biomassa pada perlakuan kepadatan yang lainnya. Gambar 5. Biomassa rumput laut Kappaphycus alvarezii pada perlakuan kepadatan biomassa awal 95, 143, 191, dan 238 gm 3 selama 7 minggu pemeliharaan. 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 95 143 191 238 4,21 ±0,32 4,16 ±0,42 3,83 ±0,07 3,39 ±0,47 A A A B Kepadatan Biomassa Awal gm 3 Laju Per tu mb u h an Har ian h ar i y = 4,600 – 0,2801x R 2 = 0,507 20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 3 4 5 6 7 95 143 191 238 B io m ass a ru m p u t lau t g ram Minggu ke- Kepadatan biomassa awal gm 3 14 Grafik di bawah ini Gambar 6 menunjukkan bahwa pertambahan biomassa y rumput laut meningkat seiring meningkatnya kepadatan biomassa awal x mengikuti persamaan y = 23,73 + 54,99x – 8,440x 2 P0,2 Lampiran 11. Kurva garis kuadratik menunjukkan peningkatan pertambahan biomassa dari perlakuan kepadatan biomassa awal 95 gm 3 ke perlakuan kepadatan biomassa awal 143 dan 191 gm 3 , kemudian mengalami penurunan pada perlakuan kepadatan biomassa awal 238 gm 3 . Penurunan ini dapat dilihat pada gambar 5 bahwa pada perlakuan kepadatan 238 gm 3 memiliki bentuk yang lebih landai jika dibandingkan dengan kepadatan 191 gm 3 . Gambar 6. Pertambahan biomassa rumput laut Kappaphycus alvarezii pada perlakuan kepadatan biomassa awal 95, 143, 191, dan 238 gm 3 selama 7 minggu pemeliharaan.

3.1.3 Laju Pertumbuhan Harian Individu dan Pertambahan Bobot Individu