Nagari Pandai Sikek TINJAUAN PUSTAKA

dari gunung Merapi. Karena dekat dengan gunung Merapi, Pandai Sikek juga sering ditimpa abu vulkanis dari letusan gunung berapi. Oleh sebab itu tanahnya sangat subur dan bagus untuk pertanian, daerah sebelah Barat bagus untuk peternakan dan usaha penggemukan dengan rumput yang subur karena air gunung Singgalang, sedang daerah sebelah Timur bagus untuk pertanian karena selalu mendapat vertilizer dari gunung Merapi berupa hujan abu kepundan dan aliran anak Sungai Guntung yang kaya dengan belerang dan mineral-mineral lainnya. Nagari Pandai Sikek yang merupakan areal cocok yang untuk pertanian, sehingga tanaman sayuran merupakan penghasil utama . Hasil pertanian yang utama adalah sayuran seperti terong, cabe, selederi, wortel. Juga tanaman keras seperti kulit manis. Pemilihan jenis tanaman ditentukan oleh permintaan pasar. Padi umumnya ditanam hanya untuk kebutuhan sendiri dan tidak merupakan tanaman produksi Gambar 6. Pada tahun 2010 sektor pertanian masih menjadi kontributor terbesar dari kegiatan perekonomian di Tanah Datar dan khususnya Nagari Pandai Sikek dengan kontribusi sebesar 37.79 persen atau naik 0.02 persen dari tahun sebelumnya www.pdrbtanahdatar.com. Setiap harinya, tidak kurang dari 8 angkutan cigak baruak mengakut hasil pertanian ke pasar Koto Baru dan Padang Luar, kira-kira satu atau dua kali dalam satu hari saja, tiap Jorong di Nagari Pandai Sikek mengeluarkan hasil tani 3 ton perhari, sementara Nagari Pandai Sikek terdiri dari 4 Jorong, berarti output hasil tani pada tiap harinya adalah sekitar 12 ton. Perhitungan ini diambil berdasarkan rata-rata saja, karena pada hari pasar hasil yang di keluarkan lebih besar. Penduduk Pandai Sikek juga banyak mengusahakan kolam ikan dan peternakan sapi dan kerbau. Diperkirakan kontribusi sektor pertanian adalah 60 – 80. Sumber : Wali Nagari Pandai Sikek, 2011 Sumber : Google Earth, 2011 Hasil deliniasi dari google earth Gambar 6 Lahan Pertanian Pandai Sikek

4.1.2. Tatanan Lanskap Budaya Pertanian

Nagari Pandai Sikek memiliki konsep tata ruang yang dibagi menjadi ruang makro Nagari, ruang meso permukiman, dan ruang mikro rumah tinggal berdasarkan skala kesatuan kelompok masyarakatnya. Ruang Makro Nagari Masyarakat Nagari Pandai Sikek memiliki pandangan hidup yang berorientasi kepada alam, yang selanjutnya sikap ini menjadi pedoman dalam menyusun adat, maka oleh karena itu setiap kegiatan dalam masyarakat termasuk kegiatan pertanian harus merujuk adat. Adat mendorong orang di Nagari Pandai Sikek untuk selalu memanfaatkan alam dengan hemat, cermat, bijaksana, ekonomis, dan efisien. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai kegiatan mulai dari tata cara penataan permukiman dan mengatur perekonomian, pola penggunaan tanah, orientasi dan menata kehidupan bermasyarakat masih dipakai sampai saat sekarang ini dengan berpedoman kepada adat. Kondisi dari alam yang berbeda-beda yaitu topografi dari lahan seperti ada yang datar, miring, tinggi, dan rendah, maka semua itu dapat dimanfaatkan berdasarkan potensi yang dimilikinya. Perbedaan topografi dari lahan permukiman bukan menjadi masalah, akan tetapi merupakan suatu potensi sehingga tidak ada tanah yang tidak dapat dimanfaatkan untuk keperluan kehidupan. Pola permukiman secara makro disebut Nagari. Secara makro tata ruang lanskap Nagari Pandai Sikek dibagi menjadi ruang hutan, ruang permukiman, dan ruang petanian. Yang termasuk ke dalam ruang pertanian adalah sawah, ladang, dan perkebunan rakyat yang menjadi sumber penghasilan sehari-hari Gambar 7. Hutan berada pada topografi dengan kemiringan bergelombang hingga curam. Perumahan dan ruang pertanian berada pada topografi datar hingga landai. Topografi yang berbeda bukan merupakan suatu hambatan dalam pemanfaatannya, tetapi merupakan suatu potensi yang bisa dikembangkan seoptimal mungkin. Gambar 7 Ruang Makro Ruang Meso Area Permukiman Konsep ruang meso merupakan tata ruang pada area permukiman. Ruang permukiman mencakup kampung sebagai tempat bermukim masyarakat Nagari Pandai Sikek, dan semua elemen-elemen lanskap lain seperti masjid, mushalla Hutan Lahan Pertanian Permukiman Lahan Pertanian Permukiman Hutan atau surau, kantor wali nagari, pasar, gedung pertemuan, kolam dan sekolah- sekolah yang berfungsi untuk kepentingan umum Gambar 8. Penyebaran rumah masyarakat Nagari Pandai Sikek pada umumnya adalah tipe mengelompok compact settlement, jarak antara satu rumah kediaman relatif dekat. Namun pada beberapa tempat, kediaman penduduk ada yang terpecah- pecah fragmented settlement. Walaupun penyebaran rumah penduduk beragam, tetapi tetap ada jalan utama dari rumah-rumah yang tersusun mengikuti jalan-jalan yang terbentuk. Penyebaran rumah dan pekarangan seperti ini lebih dikenal dengan pola line village Djenen,1980. Susunan rumah biasanya menghadap jalan, baik sejajar maupun tegak lurus jalan. Secara tradisional masyarakat Nagari Pandai Sikek tidak mengenal orientasi bangunan secara khusus. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola tempat kediaman masyarakat Nagari Pandai Sikek tersebut mengelompok dan menyebar adalah: 1. Terdapatnya pengaruh yang kuat dari sistem kekerabatan yang berlaku pada suku di Minangkabau. 2. Terdapatnya kawasan yang reliefnya hampir bersamaan pada lokasi tertentu yang menjadi sasaran masyarakat untuk bertempat tinggal. 3. Tersedianya sumber air pada kawasan tertentu sebagai sumberdaya yang sangat menentukan kelangsungan hidup secara layak. 4. Terdapatnya kawasan tertentu yang memiliki lahan yang subur untuk jenis pangan tertentu. 5. Ditemuinya beberapa tempat atau kawasan yang bertopografi kasar berupa perbukitan. 6. Pada sebagian kawasan terdapat permukaan air tanah yang dangkal dan memungkinkan pembuatan sumur di banyak tempat sehingga perumahan dapat didirikan dengan pemilihan tempat yang relatif bebas.