Lanskap Budaya TINJAUAN PUSTAKA

3. Identifikasi

Identifikasi dilakukan secara deskriptif dan spasial untuk mendeskripsikan karakter lanskap budaya pertanian di lokasi penelitian.

4. Analisis

Analisis potensi daya tarik, potensi pendukung wisata, dan kesiapan masyarakat dilakukan melalui metode skoring dan metode perbandingan eksponsial MPE. Analisis metode skoring dilakukan dengan penjumlahan nilaiskoring dari tiap jorong. Dalam MPE dilakukan pembobotan kriteria dengan metode Eckenrode. Pembobotan dilakukan oleh responden ahli. Kuisioner MPE dan tabel nilai bobot dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5. Analisis data merupakan kegiatan mencari hubungan data kuisioner dari aspek-aspek yang dianalisis dan hasil identifikasi data di lapangan untuk mencapai tujuan berupa potensi pengembangan agrowisata dan konsep pengembangan lanskap agrowisata pada lanskap budaya pertanian. Metode perbandingan eksponsial MPE adalah salah satu metode yang digunakan dalam pengambilan keputusan yang mengkuantitatifkan pendapat seorang atau lebih dalam skala tertentu Ma’arif Tanjung, 2003. Kriteria–kriteria yang digunakan untuk menilai lanskap pertanian untuk pengembangan agrowisata tersebut adalah : a. Potensi daya tarik - Keragaman lanskap alami - Landform pertanian - Sistem pertanian - Aktivitas pertanian - Organisasi masyarakat pertanian - Jenis pemukiman penduduk - Aktivitas penduduk - Jenis-waktu kesenian b. Potensi Pendukung wisata - Aksesibilitas - Transportasi - Akomodasi - Tersedia rumah makan - Informasi wisata - Sarana interpertasi - Organisasipengelola wisata - Paket wisata yang ada c. Potensi Kesiapan masyarakat - Hospitaliti keterbukaan,keramahan - Sumber daya manusia - Keterlibatan masyarakat pada pekerjaan wisata - Organisasi pengelola dari penduduk asli - Tingkat Pendidikan - Keindahan, kenyaman, dan keamanan Total nilai setiap pilihan keputusan di hitung dengan persamaan: m Total Nilai = ∑ Rk ij TKK j j=i Rk ij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada keputusan ke-I, yang dapat dinyatakan dengan skala ordinal 1,2,3,4,5 TKK j = derajat kepentingan kriteria keputusan, yang dinyatakan dengan bobot n = jumlah pilihan keputusan m = jumlah kriteria putusan Untuk mendapatkan bobot dari kriteria pada setiap aspek daya tarik wisata, pendukung wisata, dan kesiapan masyarakat dilakukan dengan rumus: n ∑ λ ej j=i We = k ∑ λ ej ∑ λ ej e=I j=I dimana : λ ej = nilai ke λ oleh ahli ke j n = Jumlah responden e = 1,2,… … k we = Kriteria tertinggi Nilai setiap lokasi jorong untuk pengembangan agrowisata sesuai dengan karakter potensi masing-masing berdasarkan range penilaian 1-5 yaitu: 5= Sangat baik 4=Baik 3= Cukup Baik 2= Kurang baik 1= Tidak baik. Tabel hasil penilaian dapat dilihat pada Lampiran 6. Sedangkan hasil penilaian setelah pembobotan disusun sesuai tabel pada Lampiran 7. Dari penilaian berdasarkan secara skoring dan MPE dilakukan analisis secara spasial untuk mengetahui potensi secara spasial.

5. Sintesis Data

Dari hasil penilaian secara skoring, MPE, dan spasial dilakukan penyusunan konsep dasar untuk pengembangan lanskap agrowisata. Berdasarkan konsep dasar, dibuat konsep pengembangan masing-masing jorong sesuai tingkat potensi pada aspek daya tarik, pendukung wisata, dan kesiapan masyarakat.