motif-motif tanaman. Ukiran kayu biasanya ditemukan di banyak desa karena rumah-rumah adat memerlukan kayu-kayu yang telah diukir untuk dindingnya.
Nagari Pandai Sikek merupakan salah satu tempat yang terkenal dengan kerajinan ukiran kayu. Saat ini banyak pengukir kayu yang menciptakan kerajinan-kerajinan
yang dapat dijadikan cendramata untuk dibawa oleh wisatawan sebagai oleh-oleh ke negaranya.
Songket dan ukiran merupakan dua produk terkemuka yang dihasilkan secara tradisional turun temurun oleh seniman pekria Sumatera Barat. Hingga
saat ini belum ditemukan bukti tertulis tentang awal dimulainya kegiatan menyongket. Akan tetapi proses menyongket identik dengan kegiatan bertenun.
Pada awalnya pembuatan kain tenun dibuat dengan maksud melindungi tubuh dan kemudian beralih fungsi sebagai media yang bernilai estetis. Latar belakang
terbentuknya jenis budaya tradisional ukiran kayu seperti yang banyak terdapat pada dinding rumah gadang tidak jauh berbeda dengan proses menyongket.
Ukiran kayu pada awalnya memiliki fungsi estetis untuk menghiasi rumah. Akan tetapi sebuah hiasan tidak saja sekedar memperindah penampilan benda yang
dihias. Namun, hiasan pun mampu dijadikan sebagai media komunikasi yang dapat rnenyampaikan pesan-pesan tertentu kepada pengamat atau masyarakat di
sekitarnya www.uhamka.ac.id. Kontribusi usaha tenun dan ukiran ini cukup besar bagi pendapatan
penduduk nagari secara keseluruhan. Dalam perkembangannya, industri tenun songket ikut terangkat bersamaan dengan peningkatan sektor pariwisata. Pada
tahun-tahun 1980-1990, penghasilan penduduk Nagari dari sektor tenun sangat fenomenal. Salah satu dampak penghasilan yang meningkat ini adalah rumah-
rumah yang dibangun dari penghasilan bertenun, dan yang lebih penting lagi adalah banyaknya penduduk nagari yang berhasil menyelesaikan pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi karena melakukan pekerjaan sampingan membuat tenenun songket www.nagaripandaisikek.com.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Nagari Pandai Sikek yang termasuk dalam wilayah Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, Propinsi Sumatera Barat.
Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan Februari 2011 sampai Mei 2011. Lokasi penelitian berada di Nagari Pandai Sikek dengan batas-batas
wilayah adalah sebagai berikut, dari sebelah Utara berbatasan dengan Nagari Padang Laweh, Kabupaten Agam, sebelah Timur berbatasan dengan Nagari Aie
Angek dan Nagari Koto Baru, sebelah Selatan berbatasan dengan Koto Laweh, dan sebelah Barat berbatasan dengan Nagari Singgalang Gambar 2.
Sumber: www.googleimages.pandaisikek Gambar 2 Lokasi Penelitian
Nagari Pandai Sikek terletak pada koordinat 0°23’49 ″ Lintang Selatan
dan terletak pada koordinat 100°22’54 ″ Bujur Timur. Dilihat posisi tersebut
yang berdekatan dengan garis katulistiwa, maka Nagari Pandai Sikek beriklim tropis.
KM
3.2. Tahapan Penelitian
Penelitian ini
dilakukan melewati
tahap persiapan, survei, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data kemudian diakhiri dengan sintesis seperti yang
disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3 Tahapan penelitian
1. Persiapan
Tahap persiapan diawali dengan penentuan lokasi, batas penelitian, penyusunan proposal dan penggurusan surat izin lokasi penelitian.
2. Survey Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara survey lapang, wawancara dengan nara sumber wali nagari, studi dokumen, serta pengisian kuisioner oleh
Potensi pengembangan agrowisata Konsep pengembangan lanskap agrowisata
Sintesis
Potensi daya tarik wisata • Lanskap alami
• Lahan pertanian • Sistem pertanian
• Aktivitas pertanian • Organisasi masyarakat
• Permukiman penduduk • Aktivitas penduduk
• Kesenian Potensi kesiapan kesiapan
masyarakat • Tingkat pendidikan
• Keindahan, kebersihan ,dan kenyaman Jorong
• Keinginan masyarakat Jorong terhadap wisata
• Kertelibatan masyarakat terhadap wisata saat ini
• Organisasi masyarakat pengelola
Potensi pendukung wisata • Aksesibilitas
• Sarana jalan • Transportasi
• Akomodasi • Rumah makan
• Informasi wisata • Interpertasi wisata
• Organisasi pengelola wisata
• Paket wisata
Analisis Tatanan lanskap budaya pertanian
Aspek legal Adanya aturan
pemerintah Lanskap alami
• Iklim • Tanah
• Landform • Vegetasi
Aspek sosial budaya • Filosofi
• Karakteristik Masyarakat
• Pengelolaan lanskap pertanian
• Organisasi kemasyarakatan
Peng umpu
lan d ata
Aspek wisata • Aktivitas Wisata
• Fasilitas dan saran a
• Pengelolaan • Partisipasi
Masyarakat Lanskap Pertanian Pandai Sikek
responden. Data yang diambil mencakup aspek lanskap alamifisik, aspek sosial budaya, dan faktor eksternal Tabel 1. Untuk penilaian potensi agrowisata secara
skoring dilakukan pengisian tabel kriteria potensi wisata Lampiran 1. Sedangkan untuk pengisian kuisioner metode perbandingan eksponensial MPE,
respondennya berasal dari orang-orang yang mengerti, memahami dan turut merencanakan arah perkembangan Nagari Pandai Sikek, seperti Wali Nagari,
Camat X Koto, Bappeda, Dinas Pertanian, Dinas PU, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Pariwisata, Dosen Pertanian, Dosen Arsitektur Lanskap, dan
Pakar wisata. Tabel 1 Pengamatan di Lapangan dan Pengumpulan Data.
No Jenis Data
Bentuk Data Metode
pengambilan Sumber data
1 Aspek Lanskap Alamifisik
• Gunung, telaga • Badan air, parit
• Iklim • Tanah
• Vegetasi • Landform
Deskriptif, Spasial dan
tabular Studi literatur,
pengamatan lapangan,
wawancara Bappeda,
BMG
2 Aspek sosial budaya
• Filosofi, kepercayaan, nilai
• Karakteristik masyarakat,lembaga adat
• Pengelolaan, pemanfaatan,lanskap pertanian
• Organisasi kemasyarakatan • Jumlah penduduk asli
• Kesiapan masyarakat • Keterlibatan masyarakat
• Organisasi pengelola wisata Kualitatif
deskriptif dan tabular
Studi literatur, pengamatan
lapangan, wawancara
Wali nagari, pemangku
adat nagari, masyarakat.
3 Faktor eksternal
• Kebijakanperaturan • Pendatang dari luar
• Aktivitas wisata • Aksibilitas
• Sarana jalan • Transportasi
• Akomodasi • Rumah makan
• Informasi wisata • Interpertasi wisata
• Organisasi wisata • Paket wisata
Deskriptif dan tabular
Studi literatur pengamatan
lapangan, wawancara
Pemda, Wali nagari,Dinas
Pariwisata
3. Identifikasi
Identifikasi dilakukan secara deskriptif dan spasial untuk mendeskripsikan karakter lanskap budaya pertanian di lokasi penelitian.
4. Analisis
Analisis potensi daya tarik, potensi pendukung wisata, dan kesiapan masyarakat dilakukan melalui metode skoring dan metode perbandingan
eksponsial MPE. Analisis metode skoring dilakukan dengan penjumlahan nilaiskoring dari tiap jorong. Dalam MPE dilakukan pembobotan kriteria dengan
metode Eckenrode. Pembobotan dilakukan oleh responden ahli. Kuisioner MPE dan tabel nilai bobot dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5.
Analisis data merupakan kegiatan mencari hubungan data kuisioner dari aspek-aspek yang dianalisis dan hasil identifikasi data di lapangan untuk
mencapai tujuan berupa potensi pengembangan agrowisata dan konsep
pengembangan lanskap agrowisata pada lanskap budaya pertanian.
Metode perbandingan eksponsial MPE adalah salah satu metode yang digunakan dalam pengambilan keputusan yang mengkuantitatifkan pendapat
seorang atau lebih dalam skala tertentu Ma’arif Tanjung, 2003. Kriteria–kriteria yang digunakan untuk menilai lanskap pertanian untuk
pengembangan agrowisata tersebut adalah : a. Potensi daya tarik
- Keragaman lanskap alami - Landform pertanian
- Sistem pertanian - Aktivitas pertanian
- Organisasi masyarakat pertanian - Jenis pemukiman penduduk
- Aktivitas penduduk - Jenis-waktu kesenian
b. Potensi Pendukung wisata - Aksesibilitas
- Transportasi - Akomodasi
- Tersedia rumah makan - Informasi wisata
- Sarana interpertasi - Organisasipengelola wisata
- Paket wisata yang ada