Lanskap Alami Nagari Pandai Sikek

keputusan dan peraturan yang mengikat untuk nagari itu dihasilkan. Balai adat melambangkan tempat mufakat, tempat melahirkan filsafat alam fikiran khas masyarakat Tanah Datar yang dikenal dengan sistem demokrasi menurut alur dan patur, sebagai lambang konsekuensi dalam melaksanakan demokrasi. Atap balai adat yang melengkung bagai tanduk kerbau meruncing menjulang ke atas merupakan gaya seni bangunan khas Tanah Datar yang melambangkan sifat masyarakat yang dinamis, bekerja berbuat dan bercita-cita luhur untuk kebahagiaan bersama Gambar 11. Sumber : Dokumentasi pribadi, 2011 Gambar 11 Gedung Serbaguna Masjid bertingkat, berkubah, bergonjong dan lurus ke atas melambangkan agama mayoritas masyarakat Tanah Datar adalah Islam, dalam membentuk jiwa yang suci dan berbudi luhur. Kehidupan masyarakatpun pada tiap-tiap Jorong yang ada saling menghargai dan menjujung tinggi adat yang bersandikan kepada agama, sehingga masyarakat menjalaninya dengan sesuai apa yang telah ditetapkan oleh aturan-aturan adat. Organisasi masyarakat yang ada di Nagari Pandai Sikek adalah Lembaga Unsur Alim Ulama, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang dan pemuda, PKK Nagari, LPM Nagari, FKPM Nagari, Gapoktan Nagari, Kopersi Nagari Pandai Sikek KPS, semua organisasi ini ada disetiap Jorong yang ada di Nagari Pandai Sikek. Dalam penentuan musim tanam, pembagian air irigasi, pengendalian hama penyakit, dan ilmu terbaru diterapkan pada pertanian seperti sayuran organik oleh gapoktan. Wali Nagari dan Tungku tigo sajarangan juga turut berperan dalam 39 menjaga dan melestarikan kearifan lokal pertanian. Kearifan lokal yang ada di Nagari Pandai Sikek yaitu penentuan musim tanam, melihat pada kondisi alam. Pola tanam padi sawah dilakukan setiap 3-4 tahun sekali setelah penanaman sayuran hortikultura.

4.1.4. Aspek Wisata Nagari Pandai Sikek

Aspek wisata yang ada di Nagari Pandai Sikek dapat dilihat dari aspek aktivitas wisata, fasilitas dan sarana, dan pengelolaan serta partisipasi masyarakat. Aktivitas pertanian yang ada di Nagari Pandai Sikek yang masih bersifat tradisional baik dari segi budaya maupun dari segi budidaya. Budaya yang masih bertahan adalah pengolahan tanah baik itu untuk tanaman hortikultura maupun untuk tanaman padi sawah masih menggunakan kerbau sebagai alat bajaknya, walaupun teknologi sudah masuk ke Nagari Pandai Sikek, namun masyarakat petani disana masih menggunakan kerbau sebagai alat bajak Gambar 12, begitu juga pada pengolahan tebu menjadi gula tebu atau yang biasa disebut dengan gula merah, ini bisa dijadikan wisata atraksi bagi penggunjung yang datang untuk melihat dan mencoba melakukannya, terutama penggunjung dari wisatawan dari manca negara. Ini akan menambah pendapatan masyarakat Nagari Pandai Sikek dengan adanya wisatawan yang mencoba menampilkan budaya yang di jadikan atraksi. Pariwisata memberikan dampak terhadap masyarakat lokal, baik secara positif maupun negatif yang mencakup sisi sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan Diarta, 2010. Sumber : Dokumentasi pribadi, 2011 Gambar 12 Pengolahan Tanah Pertanian a; Penggilingan Tebu b a b Selain aspek aktivitas wisata dari pertanian yang ada di Nagari Pandai Sikek juga di lihat dari kerajinan yang bisa dijadikan wisata dan atraksi. Atraksi ini bisa menjadikan bagi wisatawan yang datang ke Nagari Pandai Sikek untuk dapat mempelajari, berinteraksi dengan masyarakat setempat sebagai sarana wisata. Menurut Arifin, Munandar, Nurhayati, dan Kaswanto 2009, aktivitas agrowisata adalah melihat, mempelajari, berinteraksi, mendapatkan pengalaman, dan menikmati segala atraksikegiatan pertanian sebagai sarana berwisata. Kerajinan yang ada di Nagari Pandai Sikek adalah kerajinan tenunan kain songket yang sudah terkenal baik dalam negeri maupun luar negeri. Hasil tenun pun sudah ada sampai keluar negeri. Setiap pameran yang diadakan baik di daerah maupun nasional, tenunan Pandai Sikek selalu menjadi unggulan pameran. Begitu juga dengan ukiran kayu yang ada di Nagari Pandai Sikek, ukiran kayu ini untuk rumah gadang, yaitu rumah adat Sumatera Barat. Untuk membuat rumah gadang membutuhkan biaya yang cukup mahal, karena ukirannya pada dinding dan dalam rumah gadang tersebut berupa ukiran Gambar 13. Sumber : Dokumentasi pribadi, 2011 Gambar 13 Tenunan Songket a; Ukiran Rumah Gadang b Nagari Pandai Sikek selain dari aspek aktivitas wisata, view juga merupakan keunggulan dari Nagari Pandai Sikek. View yang terdapat di Nagari Pandai Sikek sangat bagus karena mempunyai latar belakang Gunung Singgalang. Di samping gunung Singgalang ada juga Gunung Merapi, dibawah gunung Singgalang terhampar pemandangan yang sangat indah pertanian hortikultura, dan padi sawah. View ini dapat dilihat sepanjang jalan menuju Nagari Pandai Sikek. Gambar 14. a b 41 Sumber : Dokumentasi pribadi, 2011 Gambar 14 View Lanskap Pertanian Fasilitas dan sarana wisata yang ada di Nagari Pandai Sikek sekarang ini masih sedikit sekali, sehingga informasi wisata, dan pengunjung yang datang hanya mengetahui tentang tenun pandai sikek. Dan didalam pengelolaan wisatapun baru ada PNPM. Partisipasi masyarakat untuk menjadikan Nagari Pandai Sikek sebagai Agrowisata sangat besar, ini dilihat dari banyaknya showroom - showroom dibuat oleh masyarakat untuk menjual tenunan songket kepada pengunjung yang datang ke Nagari Pandai Sikek, sebagai pendukung dalam agrowisata.

4.1.5. Aspek Pengelolaan

Nagari di Minangkabau adalah unit pemerintahan yang otonom, dan mempunyai pemerintahan suku yang dipimpin oleh para penghulu dalam sebuah nagari dibentuk Kerapatan Adat Nagari KAN, yakni lembaga yang beranggotakan tungku tigo sajarangan. Tungku tigo sajarangan merupakan c d a b Gunung Singgalang Pertanaman Cabe, Daun Bawang Permukiman Lahan Pertanian perwakilan anak nagari yang terdiri dari alim ulama, cerdik pandai kaum intelektual dan niniak mamak pemimpin suku-suku dalam nagari. Keputusan penting yang akan diambil selalu dimusyawarahkan antara wali nagari dan tungku tigo sajarangan di balai adat atau balairung sari nagari. Untuk legislasi, dibentuklah Badan Musyawarah Nagari BMN nama lain dari Badan Permusyawaratan Desa BPD. Unsur dalam BMN memuat unsur pada KAN dan dilengkapi dengan unsur pemuda, wanita dan perwakilan tiap suku, Nagari ini dibentuk setelah Orde Baru, pada 1998 UU No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa dinyatakan tidak berlaku lagi. Untuk menggantikan UU tersebut dan UU No. 5 Tahun 1974 dikeluarkan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. UU No. 5 Tahun 1974 dicabut karena tidak sesuai lagi dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah dan perkembangan keadaan dan begitu pula UU No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa yang menyeragamkan nama, bentuk, susunan, dan kedudukan Pemerintahan Desa tidak sesuai dengan jiwa pasal 18 UUD 1945 dan perlu diganti www.nagaridisumaterabarat.com. Dalam penyelenggaraan otonomi daerah dipandang lahirnya UU ini lebih menekankan dalam prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan sebagai potensi dan keragaman daerah seiring dengan derap reformasi nasional yang berlangsung tahun 1998-1999 dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 ini, Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Barat menyikapi dengan kebijakan “kembali ke nagari” dan diikuti dengan dikeluarkannya Perda No. 9 Tahun 2000 tentang Ketentuan Pokok Pemerintahan Nagari. Segala sesuatu yang menyangkut yang ada di Nagari yang berhubungan dengan hukum, akan diselesaikan dengan cara adat dan cara pemerintahan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Namun aturan-aturan yang dibuat bersama oleh nagari juga disesuaikan dengan hukum pemerintahan.

4.2. Potensi Pengembangan Agrowisata

4.2.1. Penilaian Potensi Daya Tarik Wisata

Berdasarkan hasil penilaian potensi daya tarik secara skoring dimana Jorong Pagu-pagu, Jorong Baruah diklasifikasikan sangat potensial dan Jorong Tanjung, Jorong Koto Tinggi cukup potensial Tabel 3. Dilihat dari penilaian 43 pada Jorong Pagu-pagu potensi daya tarik lebih banyak ke unsur katagori lanskap pertanian, sedangkan Jorong Baruah potensi daya tariknya lebih banyak ke unsur aktivitas penduduk. Katagori potensi daya tarik suatu daerah terdapat indikator yang dapat diukur yaitu keragaman dan keunikan, kualitas dan frekuensi kunjungan pada suatu daerah tersebut. Jumlah kunjungan wisatawan merupakan variabel yang berperan sangat menentukan dalam berbagai pengukuran terkait perkembangan pariwisata Isdaryono, 2010. Tabel 3 Hasil Penilaian Potensi Daya Tarik No UnsurSub unsur Pagu-pagu Tanjung Koto tinggi Baruah Skor 1 Lanskap Alami 25 20 15 20 2 Lahan pertanian 25 25 15 10 3 Irigasi 25 25 25 25 4 Pola tanam 25 20 15 10 5 Aktivitas pertanian 25 25 20 20 6 Organisasi masyarakat 20 20 20 25 7 Permukiman penduduk 15 15 20 25 8 Kesenian 25 25 25 25 9 Kerajinan 10 10 25 25 10 Kuliner 25 15 10 25 Jumlah 220Sangat Potensial 200Cukup Potensial 190Cukup Potensial 210Sangat Potensial Keterangan Nilai 201-250 : Sangat Potensial Nilai 151-200 : Cukup Potensial Nilai 101-150 : Kurang Potensial Nilai 50-100 : Tidak Potensial Jorong Pagu-pagu dan Jorong Baruah diklasifikasikan sangat potensial dilihat dari sepuluh unsur untuk penilaian potensi daya tarik. Pada Jorong Pagu- pagu terdapat elemen mayor dan elemen minornya berupa dekat dengan gunung Singgalang, sungai, telaga, lahan pertanian yang berada dibawah kaki gunung Singgalang berbentuk teras dan bertingkat, ada juga berupa bergelombang, sedang yang berada pada dekat dengan perumahan umum datar, sistem irigasi disalurkan secara terus menerus pada saluran primer, sehingga pertanian yang ada didaerah tersebut kebutuhan air tersedia secara menerus, aktivitas pertanian bisa lihat sepanjang tahun dengan komoditi tanaman hortikultura dan tanaman padi sawah yang ditanaman secara tumpang sari dan pengolahan tanah masih menggunakan alat tradisional pada tanaman padi sawah, sedang pada tanaman hortikultura hanya menggunakan alat yang sederhana pertanian. Dalam mencapai meningkatkan hasil produksi pertanian Jorong Pagu-pagu mempunyai organisasi masyarakat baik itu dibidang pertanian, maupun dibidang adat, karena Jorong merupakan daerah terkecil pemerintah di Sumatera Barat yang memegang adat bersandi sarak, sarak bersandi kitabullah segala keputusan berdasarkan kepada adat dan kitab Al-Quran. Pada Nagari Pandai Sikek bangunan pemukiman tradisional rumah adat hanya tersisa 40 Gambar 15, Aktivitas penduduk Jorong Pagu-pagu dominan bertani, untuk kesenian diadakan setiap hari-hari besar, agama, adat, dan nasional seperti kesenian randai. Kerajinan hanya sebagai sebagai usaha sampingan ibu-ibu yang ada pada di Jorong Pagu- pagu setelah mereka melakukan aktivitas pertanian, untuk makan atau kuliner hanya terdapat warung makan yang menyediakan masakan padang siang dan malamnya, sedangkan pagi harinya biasa ditemukan makan-makan tradisional rakyat, goreng pisang ketan, maupun bubur kampium yang di jual, secara keseluruhan daya tarik pada Jorong Pagu-pagu sangat potensial, bila dilihat dari potensi daya tarik. Sedangkan Jorong Baruah dilihat dari sepuluh unsur, pada katagori lanskap alami, lahan pertanian, pola tanam, aktivitas pertanian, bernilai rendah hal ini disebabkan Jorong Baruah lebih banyak industri rumah tangga yang ada seperti showroom-showroom hasil dari tenunan songket dan ukiran, sehingga untuk penilaian katagori kerajinan memiliki nilai yang tinggi. Kemungkinan lainnya adalah letak Jorong Baruah yang sangat datar dan aksebilitas lebih cepat menuju Jorong Baruah dari jalan utama, dan Jorong Baruah lebih banyak pada aktivitas penduduk dibidang industri. 45 Sumber : Dokumentasi pribadi, 2011 Gambar 15 Rumah Gadang Jorong Tanjung diklasifikasikan cukup berpotensi dilihat dari sepuluh unsur untuk penilaian potensi daya tarik, pada katagori lanskap alami, lahan pertanian, pola tanam, dan kuliner. Penilaian yang rendah ini dilihat dari lanskap alami berupa elemen mayornya saja yang dominan berada di bawah kaki gunung Singgalang, pola tanam dan lahan pertaniannya campuran namun yang lebih dominan tanaman tebu, dibandingkan dengan tanaman hortikultura dan padi sawah. Daya tarik yang ada di Jorong Tanjung adalah adanya pengolahan gula tebu yang masih tradisional maupun pengolahan yang menggunakan mesin, pengolahan tebu secara tradisional menggunakan kerbau, dan pengolahan tebu ini tidak terdapat pada Jorong yang lain. Potensi keunikkan budaya dan keragaman alam flora dan fauna sehingga menjadikan menarik bagi wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat Keliwar, Damanik, dan Fandeli, 2010. Jorong Koto Tinggi yang diklasifikasikan cukup potensial dilihat dari sepuluh unsur yang ada untuk penilaian potensi daya tarik. Lanskap alami yang ada hanya telaga, berfungsi untuk mengaliri kolam-kolam yang ada disekitar rumah penduduk, dan kebutuhan rumah tangga, sehingga irigasi di Jorong Koto Tinggi ini sangat baik, namun untuk lahan pertanian dan pola tanaman, aktivitas pertanian sangat sedikit dibandingkan dengan Jorong yang lain. Begitu juga pada kuliner tidak terdapat rumah makan atau pun toko penjualan makanan tradisional. Potensi daya tarik pada Jorong Koto adalah adanya unsur kerajinan, yaitu tempat pelatihan pembuatan tenun. Analisis Penilaian Potensi Daya Tarik berdasarkan Metode Perbandingan Eksponensial MPE Nilai bobot karakter keragaman lanskap alami menurut responden ahli merupakan karakter memiliki nilai tinggi 0.184 mempunyai peran penting untuk pengembangan kegiatan agrowisata dibandingkan dengan karakter yang lain dan karakter jenis waktu kesenian memiliki nilai paling rendah 0.047 Tabel 4. Keragaman lanskap alami yang ada pada Nagari Pandai Sikek memberikan bentuk lanskap pertanian alami pula. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian penentuan pembobotan karakter potensi daya tarik yang ada di Nagari Pandai Sikek oleh para ahli. Penentuan bobot setiap karakter bentuk lanskap pertanian yang menunjukkan bahwa bobot keragaman lanskap alami memiliki nilai paling besar dibandingkan dengan karakter lainnya, dan karakter jenis waktu kesenian memiliki nilai paling kecil dibandingkan dengan karakter yang lainnya. Ini berarti bahwa nilai kakakter keragaman lanskap alami menurut responden ahli merupakan karakter yang memiliki peran penting untuk pengembangan kegiatan agrowisata dibandingankan dengan karakter yang lain. Suatu bentuk karakter keragaman alami pada lanskap pertanian sebagai agrowisata menjadi nilai utama pada potensi daya tarik, karena karakter keragaman dari pertanian hortikultura yang ada di Nagari Pandai Sikek memberikan bentuk keindahan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang datang untuk berwisata. Keindahan keragaman alami memberikan keuntungan untuk wilayah-wilayah yang akan dimanfaatkan dalam kegiatan agrowisata. Begitu juga dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan masyarakat petani yang ada di Nagari Pandai Sikek yang pada umumnya masih bersifat tradisional, ini akan menjadi atraksi wisata yang potensial untuk dikembangkan pada kegiatan agrowisata, terutama pada pengolahan tanah untuk tanaman padi sawah maupun tanaman hortikultura masyarakat masih menggunakan alat bajak tradisional dengan menggunakan kerbau, termasuk pengolahan gula tebu. Hal ini akan banyak menarik wisatawan untuk melihat dan mencoba melakukannya, terutama wisatawan dari luar negeri. 47 Keragaman pertanian merupakan salah satu yang dapat dijadikan agrowisata diyakini mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian masyarakat Permanasari, 2010. Keindahan panorama alam pedesaan dengan hamparan lahan pertanian yang mempunyai daya tarik bagi penduduk yang jenuh dengan keadaan diperkotaan, dan keunikan tatanan sosial budaya pedesaan, Fahmuddi Husen, 2005. Tabel 4 Bobot Karakter Potensi Daya Tarik Berdasarkan Responden Ahli Karakter Bobot Keragaman lanskap alami 0.184 Landform pertanian 0.175 Sistem pertanian 0.135 Aktifitas pertanian 0.152 Organisasi masyarakat pertanian 0.112 Jenis permukiman penduduk 0.109 Aktivitas penduduk 0.084 Jenis waktu kesenian 0.047 Berdasarkan hasil perhitungan nilai total dengan MPE terhadap lokasi yang berpotensi sebagai daya tarik lanskap budaya pertanian dari nilai tertinggi sampai nilai terendah adalah Jorong Pagu-pagu, Jorong Tanjung, Jorong Koto Tinggi, dan Jorong Baruah Tabel 5. Tabel 14 Potensi Daya Tarik berdasarkan MPE Lokasi Jorong KA LP SP AK OM JP AP WK Skor Ranking MPE Tanjung 3.9 3.3 3.8 4.1 3.7 3.3 3,7 3.3 3.6713 2 Koto Tinggi 4.0 3.5 3.2 3.8 3.7 3.3 3.7 3.1 3.5887 3 Baruah 3.5 3.1 3.4 3.6 3.6 3.6 3.8 3.2 3.4575 4 Pagu-pagu 3.9 3.5 4.0 4.0 3.7 3.3 3.7 3.2 3.7134 1 Bobot 0.148 0.175 0.135 0.152 0.112 0.109 0.084 0.047 Jorong Pagu-pagu sangat berpotensi dikarenakan Jorong Pagu-pagu terletak bersebelahan dengan Jorong Tanjung, dengan lanskap pertanian yang terhampar luas dan pertanian hortikulturanya unik dan bagus karena lahan berteras-teras melihatkan pemandangan yang menarik. Hal ini disebabkan juga bahwa Jorong Pagu-pagu terletak dibawah kaki Gunung Singgalang, dan Jorong Tanjung mempunyai pertanian perkebunan tebu berbeda dengan pertanian yang ada pada Jorong lain. Masyarakat Jorong Pagu-pagu ini aktivitas sehari-hari pada umumnya adalah sebagai petani baik itu pertanian hortikultura maupun pertanian tanaman padi sawah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Komoditi tanaman hortikultura yaitu sayuran caisin, cabe, kol, tomat, terung, seledri, dan selain tanaman hortikultura terdapat juga padi sawah. Yang menarik dari budaya pertanian di Nagari Pandai Sikek adalah pertanian tradisional dengan pengolahan tanah menggunakan kerbau. Sedang di Jorong Tanjung juga pengolahan tebu menjadi gula menggunakan tenaga dari ternak kerbau Gambar 16. Sumber : Dokumentasi pribadi, 2011 Pengolahan Tanah Bajak Sawah Manggiriak Pemisahan Padi Malambuik Pemisahan Padi Penggilingan tebu Pemasakan Tebu Pencetakan Gula Tebu Kebun Tebu 49 Gambar 16 Aktivitas Tradisional Untuk Jorong Koto Tinggi dan Jorong Baruah potensi daya tarik budaya pertanian relatif sedikit ini disebabkan oleh banyak industri tenunan kain songket yang ada, serta lahan perumahan lebih banyak dibandingkan dengan Jorong Pagu- pagu dan Jorong Tanjung. Namun untuk keragaman komoditi pertanian yang ditanam masih hortikultura dan padi sawah. Sistem pertaniannya pun sama dengan yang ada di jorong-jorong yang lain.

4.2.2. Penilaian Potensi Pendukung Wisata

Berdasarkan hasil penilaian potensi pendukung wisata secara skoring diperoleh klasifikasi Jorong Pagu-pagu, dan Jorong Baruah sangat potensial, sedangkan Jorong Tanjung dan Jorong Koto Tinggi cukup potensial. Ini dilihat dari unsur aksesibilitas, transportasi, akomodasi, rumah makan, informasi wisata, sarana interpertasi, organisasipengelola wisata, dan paket wisata sudah ada di Jorong Baruah dan Jorong Pagu-pagu dibandingkan dengan Jorong-Jorong yang lain Tabel 6. Tabel 6 Hasil Penilaian Potensi Pendukung Wisata No Unsursub unsur Pagu-pagu Tanjung Koto tinggi Baruah Skor 1 Aksesibilitas - Kondisi jalan 20 20 20 25 - Jarak jalan primer 20 20 25 25 - Jarak dari jalan sekunder 10 10 25 25 - Tipe jalan 25 25 25 25 2 Transportasi - Jenis transportasi 20 20 20 20 - Waktu tempuh 25 25 25 25 3 Akomodasi - Jenis penginapan 10 - Jumlah penginapan 10 4 Rumah Makan - Jumlah rumah makan 0 0 0 15 - Jarak rumah makan 20 5 Informasi wisata - Obyek wisata 25 25 25 25 - Lokasi 25 25 5 25 6 Sarana interpertasi 25 7 Organisasipengelola wisata 10 10 10 15 8 Paket wisata 5 5 5 5 Jumlah 205 Sangat 185 Cukup 185 Cukup 255 Sangat Potensial Potensial Potensial Potensial Keterangan Nilai 201-250 : Sangat Potensial Nilai 151-200 : Cukup Potensial Nilai 101-150 : Kurang Potensial Nilai 50-100 : Tidak Potensial Jorong Pagu-pagu dan Jorong Baruah diklasifikasikan sangat potensial dilihat dari penilaian pendukung wisata. Potensi pendukung wisata yang ada di Jorong Pagu-pagu walaupun diklasifikasikan potensial, namun ada beberapa unsur lemah di Jorong Pagu-pagu yaitu tidak adanya rumah makan, sarana interpretasi, organisasi atau pengelola wisata dan paket wisata, namun untuk akomodasi jenis penginapan dan jumlah penginapan sudah ada walaupun masih mempergunakan rumah masyarakat setempat, menurut informasi dari kepala Jorong Pagu-pagu tiap tahun wisatawan dari Malaysia datang berkunjung ke Jorong Pagu-pagu dan untuk akomodasi penginapan mereka mengginap dirumah masyarakat setempat. Jorong Baruah yang diklasifikasikan sangat potensial dilihat dari penilaian potensi pendukung wisata yaitu aksesibilitas, transportasi, informasi wisata, sarana interpertasi, organisasi atau pengelola wisata, sudah ada dibandingkan dengan jorong-jorong yang lain, terutama pendukung wisata terdapat pusat-pusat penjualan tenunan Pandai Sikek, ukiran-ukiran rumah gadang, sehingga banyak turis-turis yang datang untuk membeli hasil kerajinan tenunan dan ukiran. Aksesibilitas untuk menuju Jorong Baruah juga paling mudah karena dekat dengan jalan raya Padang Panjang dan Bukit Tinggi. Pada Jorong Baruah juga terdapat pengelolaan wisata program nasional pemberdayaan masyarakat PNPM yang bergerak dalam wisata walaupun masih baru. Potensi pendukung yang tidak ada di Jorong Baruah adalah tidak adanya akomodasi atau penginapan, walaupun banyak didatangi turis manca negara dan lokal, untuk melihat dan membeli hasil tenun dan ukiran. Jorong Tanjung dan Jorong Koto Tinggi diklasifikasikan cukup potensial dilihat dari penilaian pendukung wisata yaitu aksesibilitas, tipe jalan, dan jarak tempuh, informasi wisata. Untuk Jorong Tanjung aksesibilitas tipe jalan sudah beraspal lebih dari 80 dan jarak tempuh 0.5 jam dari jalan primer utama. 51 Unsur potensi pendukung wisata yang sangat lemah di Jorong Tanjung tidak akomodasi, rumah makan, sarana interpretasi, organisasi atau pengelola wisata, dan paket wisata. Analisis Penilaian Potensi Pendukung Wisata berdasarkan Metode Perbandingan Eksponensial MPE Nilai bobot karakter aksesibilitas menurut responden ahli merupakan karakter yang mempunyai nilai tinggi 0.16, dibandingkan dengan karakter yang lain, dan karakter sarana interpretasi memiliki nilai paling rendah 0.080 Tabel 7. Salah satu faktor yang dipertimbangkan wisatawan untuk mengunjungi tempat wisata adalah kemudahan dalam aksesibilitas mencapai lokasi wisata. Tabel 7 Bobot Karakter Potensi Pendukung Wisata Berdasarkan Responden Ahli Karakter Bobot Aksesibilitas 0.160 Transportasi 0.133 Akomodasi 0.146 Tersedia rumah makan 0.115 Informasi wisata 0.131 Sarana interpretasi 0.080 Organisasipengelola wisata 0.122 Paket wisata yang ada 0.112 Wisatawan yang datang menuju lokasi agrowisata apabila ditunjang akan sarana akses yang bagus, ada kemungkinan akan kembali lagi ketempat wisata tersebut, ini dilihat dari jarak waktu yang ditempuh akan lebih cepat dengan aksesibilitas yang ada, ditambah dengan setiap jalan yang ditempuh menyajikan pemandangan pertanian yang bagus. Dampak yang ditimbulkan dari aksesibilitas yang baik, kemungkinan pengunjung melanjutkan ke tempat yang lain. Semakin mudah akses menuju lokasi biasanya tempat wisata tersebut akan semakin sering didatangi wisatawan. Lokasi yang strategis dan kondisi jalan yang baik akan mendukung adanya kegiatan wisata. Nagari Pandai Sikek sendiri merupakan nagari yang terletak di jalan raya antara Kotamadya Padang Panjang dan Kotamadya Bukit Tinggi. Aksesibilitas dalam pengembangan agrowisata sangat diutamakan untuk pengunjung menuju lokasi, begitu juga untuk aktivitas produksi pertanian, dalam membawa hasil produksi yang dihasilkan. Berdasarkan hasil perhitungan nilai total MPE terhadap daerah yang berpotensi untuk pendukung wisata budaya pertanian yang dikembangkan sebagai agrowisata, dari nilai yang tertinggi sampai nilai yang terendah adalah Jorong Baruah, Jorong Pagu-pagu, Jorong Koto Tinggi, dan Jorong Tanjung Tabel 8. Tabel 8 Potensi Pendukung Wisata berdasarkan MPE Lokasi Jorong AK TR AM RM IW SI OW PW Skor Ranking MPE Tanjung 3.6 3.5 3.3 2.6 2.2 2.2 2.4 2.3 2.8327 4 Koto Tinggi 3.7 3.5 3.3 2.6 2.3 2.5 2.3 2.2 2.8610 3 Baruah 3.9 5.2 3.3 3.0 2.8 2.6 2.9 2.4 3.3314 1 Pagu-pagu 3.4 4.0 3.3 2.5 2.2 2.4 2.4 2.2 2.8633 2 Bobot 0.146 0.133 0.160 0.115 0.131 0.080 0.122 0.112 Jorong Baruah dinilai oleh para responden dengan nilai tertinggi dan diikuti oleh Jorong Pagu-pagu karena Jorong Baruah dan Jorong Pagu-pagu paling dekat dengan akses ke jalan raya antara Padang Panjang dan Bukit Tinggi menuju Nagari Pandai Sikek, baik dari kondisi jalan, jarak tempuh dan karakteri yang lainnya. Yang lebih menarik dari Jorong Baruah menjadi nilai tambah dalam pengembangan agrowisata adalah banyaknya terdapat industri kerajinan kain tenun atau yang terkenal dengan sebutan songket Pandai Sikek. Di Jorong Baruah hampir setengah Jorongnya merupakan tempat penjualan atau toko-toko hasil tenunan dan ukiran rumah gadang Gambar 17, sehingga masyarakat di Jorong Baruah mempunyai mata pencaharian sebagai pemilik toko yang langsung menjual hasil tenunannya, begitu juga dengan Jorong Koto Tinggi. Di Jorong Koto Tinggi terdapat pusat pelatihan kerajinan tenunan songket, dan tempat pelatihan ini sudah diresmikan oleh ibu wakil Presiden Muhfida Yusuf Kalla pada Tahun 2006 Gambar 18. 53 Gambar 17 Showroom Tenunan Songket a; Hasil Tenunan b Gambar 18 Pusat Pelatihan Tenun Pandai Sikek Masyarakat di Jorong Koto Tinggi mempunyai mata pencaharian dari tenunan songket, baik yang dihasilkan dari pusat pelatihan maupun hasil dari rumah mereka masing-masing. Hampir di setiap rumah ada alat tenunan songket, dan anak-anak mereka juga dari kecil sudah diajarkan untuk menenun Gambar 19. Sumber : Dokumentasi pribadi, 2011 Gambar 19 Alat Tenun a b Jorong Pagu-pagu dan Jorong Tanjung untuk potensi pendukung cukup, ini disebabkan oleh kondisi masyarakat lebih banyak beraktivitas dibidang pertanian, namun masih ada sebagian kecil masyarakat yang menenun songket dirumah-rumah mereka, yang hasilnya nanti ditampung oleh masyarakat yang ada di Jorong Baruah.

4.2.3. Penilaian Potensi Kesiapan Masyarakat

Berdasarkan hasil penilaian potensi masyarakat secara skoring Jorong Pagu-pagu diklasifikasikan sangat potensial. Jorong Tanjung, Jorong Koto Tinggi, Jorong Baruah cukup potensial. Potensi kesiapan masyarakat yang ada pada Jorong Pagu-pagu terletak pada unsur keindahan, kebersihan, kenyamanan, serta keinginan masyarakat yang tinggi. Pada Jorong Tanjung, Jorong Koto Tinggi, dan Jorong Baruah hampir sama rata-rata penilain terhadap kesiapan masyarakat untuk mendukung lanskap budaya pertanian namun dari unsure keindahan, kebersihan, dan kenyamanan rendah ini disebabkan banyak pengerajin tenun yang ada Tabel 9. Berdasarkan hasil penilaian potensi masyarakat yang ada pada tiap-tiap jorong di Nagari Pandai Sikek, yang mendukung lanskap budaya pertanian tiap- tiap katagori hampir sama, namun perbedaan yang pada tiap-tiap jorong adalah tingkat pendidikan. Pendidikan yang bisa dikatakan bagus yang berada pada Jorong Baruah, sedang pada jorong-jorong lainnya masing rendah. Hal ini mungkin disebabkan dengan Jorong Baruah lebih dekat jalan raya dibandingkan Jorong yang lain. Untuk tingkat keindahan, kebersihan dan kenyamanan, Jorong Pagu-pagu, dan Jorong Tanjung, memiliki keindahan dan kebersihan yang bagus, hal ini disebabkan topografi yang tinggi dan lahan pertanian yang luas dibandingkan dengan Jorong yang lain. Pada Jorong Koto Tinggi dan Jorong Baruah keindahan untuk lanskap pertanian sedikit ini disebabkan lahan-lahan pertanian sudah beralih fungsi sebagai toko-toko penjualan hasil tenunan dan ukiran, bisa dikatakan industri lebih banyak di Jorong ini. 55 Tabel 9 Hasil Penilaian Potensi Kesiapan Masyarakat No Unsursub unsur Pagu-pagu Tanjung Koto Tinggi Baruah Skor 1 Tingkat pendidikan 10 10 10 15 2 Keindahan,kebersihan dan kenyamanan Jorong 25 25 15 10 3 Keinginan masyarakat wisata 25 25 25 25 4 Keterlibatan masyarakat saat ini 20 15 20 15 5 Organisasi masyarakat Nagari 10 10 10 15 Jumlah 105 Sangat Potensial 100 Cukup Potensial 95 Cukup Potensial 95 Cukup Potensial Keterangan Nilai 201-250 : Sangat Potensial Nilai 151-200 : Cukup Potensial Nilai 101-150 : Kurang Potensial Nilai 50-100 : Tidak Potensial Keinginan masyarakat lokal untuk adanya wisata di Nagari Pandai Sikek ini sangat tinggi sekali ini dilihat dari dimulainya adanya sarana informasi wisata dari PNPM yang berada di Jorong Baruah mewakili semua jorong. Berdasarkan wawancara dengan Wali nagari akan dibangun pasar tradisional, karena mereka sudah mulai menyadari bahwa Nagari Pandai Sikek setiap hari dikunjungi wisatawan untuk melihat dan membeli tenun kain Pandai Sikek, begitu juga dengan keadaan alam yang ada di Nagari Pandai Sikek. Semua keinginan masyarakat ini akan terlaksana bila telah disampaikan pada organisasi ada yang ada tiap-tiap Jorong atau biasa disebut dengan KAN Kerapatan Adat Nagari, karena semua diputuskan berdasarkan adat, setelah itu baru disampaikan oleh Wali Nagari. Analisis Penilaian Potensi Kesiapan Masyarakat berdasarkan Metode Perbandingan Eksponensial MPE Karakter dari hospitaliti keterbukaan dan keramahan menurut responden para ahli merupakan karakter yang mempunyai nilai tinggi 0.217 dibandingkan dengan karakter yang lain, dan karakter organisasi pengelola dari penduduk asli memiliki nilai paling rendah 0.118 Tabel 10. Ini menunjukan bahwa karakter hospitality menurut responden para ahli merupakan karakter yang memiliki peran