Persiapan Survey Pengumpulan Data

Gambar 8 Fasilitas Umum Nagari Pandai Sikek Surau Gadang Kantor Wali Nagari Kantor PNPM Gedung Serbaguna Sekolah Tenun Masjid Haji Miskin Pasar Pandai Sikek Pasar Pandai Sikek a i f h g d b c e Pola permukiman secara meso masyarakat Minangkabau berdasarkan sistem pemerintahannya disebut sebagai kampung. Kampung ini terdiri dari beberapa paruik, yang bisa diartikan satu kaum besar tetapi masih ada pertalian darah. Kelompok keluarga paruik mendiami rumah gadang rumah adat, yang menyediakan sederetan kamar disepanjang serambi untuk setiap wanita dewasa dan suaminya. Jika satu keluarga tidak memiliki ruang yang cukup untuk semua wanita di dalam rumah itu, maka biasanya dibuat rumah baru di atas tanah keluarga. Rumah-rumah tersebut dapat berhadapan ataupun saling bersampingan Kelompok kekerabatan paruik yang biasanya tinggal dalam satu rumah gadang, sekarang tidak ada lagi yang tinggal dalam satu rumah. Biasanya mereka telah tinggal terpisah-pisah dalam satu rumah yang umumnya berbentuk keluarga inti dan sebagian kecil berbentuk keluarga luas. Tetapi umumnya mereka masih tetap tinggal dalam lingkungan ikatan kekerabatan matrilineal. Apabila suatu keluarga inti membangun rumah baru mereka tetap membangun di lingkungan kerabat ibunya. Ruang Mikro Area Rumah Tinggal Tata ruang mikro adalah tata ruang dasar rumah dan pekarangan di Nagari Pandai Sikek pekarangannya terdapat kolam yang berfungsi sebagai tempat memelihara ikan, kebutuhan cuci dan juga terdapat pekarangan yang ditanami dengan berbagai jenis tanaman yang berfungsi sebagai kebutuhan rumah tangga, bumbu masak, obat, maupun tanaman yang memiliki fungsi estetik. Aktifitas masyarakat yang mayoritas sebagai petani mempengaruhi pekarangan mereka. Gambar 9 Sumber : Dokumentasi pribadi, 2011 Gambar 9 Kolam di Depan Rumah a; Pekarangan Rumah b b a 35

4.1.3. Aspek Sosial Budaya

Nagari Pandai Sikek yang terletak dibawah kaki Gunung Singgalang dengan luas Nagari 2.577 Ha, jumlah penduduk 5.523 jiwa dengan komposisi jumlah penduduk laki-laki 2.598 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 2.925 jiwa yang tersebar ke dalam empat Jorong Penduduk Nagari Pandai Sikek sangat taat beragama dan masih menjunjung tinggi Adat salingka Nagari, dengan Falsafah “ Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah “ bersendikan adat dan agama, serta senantiasa menaati hukum, musyawarah mufakat, yang berdasarkan alur dan patut. Ungkap ini berarti bahwa apapun yang digariskan oleh agama Islam secara konseptual akan dipatuhi dan dilaksanakan oleh adat secara operasional Elok dek awak, katuju dek urang serta konsekuen melaksanakan hasil mufakat menuju kebahagiaan hidup bersama yang adil dan makmur dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Pada Lanskap budaya pertanian yang ada di Nagari Pandai Sikek tidak mempunyai filosofi khusus, hanya filosofi yang umum dipakai dalam budidaya pertanian. Seperti “Alam takambang jadi guru” ini berarti sesuatu pelajaran dari pertanian yang ada di Nagari Pandai Sikek belajar dari Alam. Tanah pertanian yang digarap ada yang merupakan tanah dari turun temurun, dan ada juga tanah yang berasal dari adat berupa tanah ulayat. Karakteristik masyarakat yang ada pada Nagari Pandai Sikek sama dengan daerah-daerah di lainnya, yaitu dengan bersifat gotong royang dan umumnya masyarakat di Nagari Pandai Sikek adalah petani dan industri tenun kain songket. Dapat dilihat dari data-data yang ada di Nagari Pandai Sikek, mata pencaharian penduduk Nagari Pandai Sikek 75 adalah petani, 10 bekerja diswasta, 10 pengerajin, 3 PNS, dan 2 lainnya. Dilihat dari mata pencaharian yang terbanyak adalah pertanian, pertanian ini tersebar di Jorong-Jorong di Nagari Pandai Sikek. Tata guna lahan di Nagari Pandai Sikek terdiri permukiman, pekarangan, kolam, sawah, tegalan, hutan rakyat, hutan Negara, Tabel 2.