W a k t u j a m
4.4. Surut terendah dari superposisi komponen harmonik pasut dalam selang waktu tertentu
Perhitungan surut terendah dari superposisi komponen harmonik pasut dalam selang waktu tertentu dimulai dengan penentuan selang waktunya. Selang
waktu ditentukan dengan cara visual dari terbentuknya satu gelombang baru yang terjadi secara berulang berdasarkan grafik superposisi komponen harmonik pasut.
Grafik pada Gambar 18 sampai 22 menunjukkan nilai kisaran surut terendah yang konstan dimana kisaran tersebut terdapat juga pada selang waktu 18,6 tahun
163032 jam. Pada selang waktu 18,6 tahun terbentuk empat gelombang baru yang diperjelas dengan visual pada Gambar 23 sampai 27, sehingga selang waktu
untuk menentukan surut terendah adalah 4,65 tahun 18,6 tahun dibagi 4. Jadi, penentuan surut astronomis terendah dilakukan berdasarkan surut terendah dari
superposisi komponen harmonik pasut dalam selang waktu 4,65 tahun.
Gambar 23. Grafik penentuan selang waktu dari superposisi komponen harmonik pasut selama 18,6 tahun 163032 jam di Sabang
A m
p li
tu d
o m
W a k t u j a m
W a k t u j a m
W a k t u j a m
Gambar 24. Grafik penentuan selang waktu dari superposisi komponen harmonik pasut selama 18,6 tahun 163032 jam di Sibolga
Gambar 25. Grafik penentuan selang waktu dari superposisi komponen harmonik pasut selama 18,6 tahun 163032 jam di Padang
Gambar 26. Grafik penentuan selang waktu dari superposisi komponen harmonik pasut selama 18,6 tahun 163032 jam di Cilacap
A m
p li
tu d
o m
A m
p li
tu d
o m
A m
p li
tu d
o m
-0,909 -0,512
-0,635 -0,99
-1,378
-1,6 -1,4
-1,2 -1
-0,8 -0,6
-0,4 -0,2
Sabang 04032007
22:00 WIB Sibolga
13092007 07:00 WIB
Padang 05032007
19:00 WIB Cilacap
22042008 09:00 WIB
Benoa 21042008
09:00 WITA
A m
p li
tu d
o m
W a k t u j a m
Gambar 27. Grafik penentuan selang waktu dari superposisi komponen harmonik pasut selama 18,6 tahun 163032 jam di Benoa
Hasil perhitungan surut terendah dari superposisi komponen harmonik pasut dalam selang waktu 4,65 tahun di Sabang, Sibolga, Padang, Cilacap, dan Benoa
dapat dilihat pada Gambar 28. Secara berurutan pengaruh gaya pembangkit pasut dari yang terbesar sampai terkecil terhadap surut terendah berdasarkan Gambar 28
adalah stasiun pasut Benoa, Cilacap, Sabang, Padang, dan Sibolga. Kemudian waktu terjadinya surut terendah dari waktu yang terjadi terlebih dahulu sampai
akhir pada kelima stasiun pasut secara berurutan adalah stasiun pasut Sabang, Padang, Sibolga, Benoa, dan Cilacap.
Gambar 28. Grafik waktu dan amplitudo surut terendah dari superposisi komponen harmonik pasut dalam selang waktu 4,65 tahun
A m
p li
tu d
o m
0,213 1,297
1,163 0,293
-0,491
-1 -0,5
0,5 1
1,5 Sabang
04032007 22:00 WIB
Sibolga 13092007
07:00 WIB
Padang 05032007
19:00 WIB
Cilacap 22042008
09:00 WIB
Be noa 21042008
09:00 WITA
A m
p li
tu d
o m
4.5. Surut astronomis terendah