Amplitudo surut astronomis terendah pada kelima stasiun pasut berdasarkan Gambar 29 menunjukkan bahwa amplitudo terendah terjadi di stasiun pasut Benoa
dan berturut-turut diikuti oleh stasiun pasut Cilacap, Sabang, Padang, dan Sibolga. Hal ini menunjukkan bahwa gaya pembangkit pasut di stasiun pasut Benoa
mempunyai pengaruh yang lebih besar untuk menghasilkan amplitudo surut astronomis terendah dibandingkan dengan stasiun pasut lainnya. Selain itu,
kondisi geografis pada setiap stasiun juga menjadi penyebab perbedaan surut astronomis terendah pada kelima stasiun pasut.
Waktu terjadinya surut astronomis terendah di setiap stasiun pasut berbeda- beda, hal ini disebabkan oleh posisi lintang dan bujur dari stasiun pasut yang
berbeda sehingga pengaruh gaya pembangkit pasut seperti bulan dan matahari juga akan berbeda karena bulan dan matahari mempunyai lintasan yang berbeda
untuk setiap titik di permukaan bumi, penjelasan mengenai fase bulan akan dijelaskan pada sub bab berikutnya. Namun, waktu terjadinya surut astronomis
terendah pada kelima stasiun pasut berada setiap 4,65 tahun sekali.
4.6. Posisi fase bulan saat surut astronomis terendah
Posisi bulan dan matahari terhadap bumi menyebabkan terjadinya perbedaan fase bulan yang teramati dari bumi sehingga posisi tersebut akan berpengaruh
terhadap kondisi pasut di suatu lokasi tertentu. Posisi fase bulan terhadap pasut di suatu lokasi tertentu juga akan mempengaruhi surut astronomis terendahnya.
Oleh karena itu, akan dibahas posisi fase bulan saat terjadinya surut astronomis terendah di setiap stasiun pasut. Posisi fase bulan yang dimaksud adalah posisi
fase bulan purnama, bulan baru, kuartal pertama dan kuartal akhir yang waktu terjadinya tergantung pada posisi lintang dan bujur pengamatan bumi.
Waktu terjadinya fase bulan pada kelima stasiun pasut didapatkan dari perangkat lunak Mawaaqid 2001. Perangkat lunak Mawaaqid 2001 merupakan
suatu perangkat lunak yang dapat menghitung terjadinya fase bulan di lokasi dan waktu tertentu yang diinginkan. Berdasarkan perangkat lunak Mawaaqid 2001
maka fase bulan pada setiap stasiun pasut dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Waktu terjadinya fase bulan di stasiun pasut pada saat surut astronomis
terendah
Posisi surut astronomis terendah di Sabang, Sibolga, Padang, Cilacap dan Benoa terjadi ketika pasang purnama spring tide dimana kedudukan bulan,
matahari dan bumi berada pada garis lurus sehingga gaya tarik matahari memperkuat gaya tarik bulan untuk membangkitkan surut astronomis terendah.
Posisi surut astronomis terendah di Sabang, Padang, Cilacap dan Benoa terjadi ketika fase bulan purnama seperti yang terlihat pada Gambar 30, 32, 33 dan 34
sedangkan posisi surut astronomis terendah di Sibolga terjadi ketika fase bulan baru seperti yang terlihat pada Gambar 31. Posisi tersebut terjadi karena
amplitudo yang besar saat fase bulan purnama dan fase bulan baru dari gaya pembangkit pasang, yaitu bulan dan matahari berada dalam satu garis dengan
stasiun pasut memiliki nilai pasang tertinggi dan surut terendah, sehingga surut
Stasiun Bulan
purnama Bulan
baru Kuartal
pertama Kuartal
akhir Sabang
04032007 06:17 WIB
19032007 09:43 WIB
26032007 01:16 WIB
12032007 10:54 WIB
Sibolga 27092007
02:46 WIB 11092007
09:44 WIB 19092007
23:46 WIB 04092007
09:33 WIB
Padang 04032007
06:17 WIB 19032007
09:43 WIB 26032007
01:16 WIB 12032007
10:54 WIB
Cilacap
20042008 17:26 WIB
06042008 10:56 WIB
13042008 01:32 WIB
28042008 21:12 WIB
Benoa 20042008
18:26 WIB 06042008
11:56 WIB 13042008
02:32 WIB 28042008
22:12 WIB
-0,5 0,5
1 1,5
2 2,5
3
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Waktu Maret 2007
Keterangan : : Bulan purnama
: Bulan baru : Kuartal pertama
: Kuartal terakhir
Surut astronomis terendah
-0,5 0,5
1 1,5
2 2,5
3
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Waktu September 2007
Keterangan : : Bulan purnama
: Bulan baru : Kuartal pertama
: Kuartal terakhir
Surut astronomis terendah
terendah tersebut yang merupakan surut astronomis terendah dan dapat terjadi ketika fase bulan purnama dan fase bulan baru.
Gambar 30. Grafik posisi fase bulan saat surut astronomis terendah di Sabang
Gambar 31. Grafik posisi fase bulan saat surut astronomis terendah di Sibolga
-0,5 0,5
1 1,5
2 2,5
3
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Waktu Maret 2007
Keterangan : : Bulan purnama
: Bulan baru : Kuartal pertama
: Kuartal terakhir
Surut astronomis terendah
-0,5 0,5
1 1,5
2 2,5
3
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Waktu April 2008
Keterangan : : Bulan purnama
: Bulan baru : Kuartal pertama
: Kuartal terakhir
Surut astronomis terendah
Gambar 32. Grafik posisi fase bulan saat surut astronomis terendah di Padang
Gambar 33. Grafik posisi fase bulan saat surut astronomis terendah di Cilacap
-0,5 0,5
1 1,5
2 2,5
3
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Waktu April 2008
Keterangan : : Bulan purnama
: Bulan baru : Kuartal pertama
: Kuartal terakhir
Surut astronomis terendah
Gambar 34. Grafik posisi fase bulan saat surut astronomis terendah di Benoa
5. KESIMPULAN DAN SARAN