Lokasi dan waktu penelitian Alat pengukur pasut

3. BAHAN DAN METODE

3.1. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi stasiun pasut dapat dilihat pada Gambar 6, berada di Perairan Indonesia terluar bagian Barat hingga Selatan, yaitu stasiun pasut Sabang, Sibolga, Padang, Cilacap dan Benoa. Posisi geografis dari masing-masing stasiun pasut tersebut adalah stasiun pasut Sabang terletak pada koordinat 5°50’ LU dan 95°20’ BT, Sibolga 1°45’ LU dan 98°46’ BT, Padang 0°57’ LS dan 100°22’ BT, Cilacap 7°45’ LS dan 109°01’ BT, dan Benoa 8°45’ LS dan 115°13’ BT. Gambar 6. Peta lokasi stasiun pasang surut Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari 2008 sampai bulan Maret 2009, penelitian dimulai dengan proses pengolahan data yang dilakukan di Laboratorium Pusat Pemantauan Pasang Surut Indonesia, Bakosurtanal Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional, kemudian dilanjutkan dengan analisis data dan penarikan kesimpulan di Laboratorium Oseanografi, Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

3.2. Alat pengukur pasut

Alat pengukur pasut yang dioperasikan oleh Bakosurtanal dalam proses pencatatan data mempunyai tiga sensor utama, yaitu encoder, sensor pressure gauge dan radar gauge Lampiran 1 serta satu sensor tambahan yaitu switch. Sensor encoder bekerja berdasarkan prinsip kontak langsung terhadap naik turunnya permukaan laut melalui pelampung. Sensor pressure gauge bekerja berdasarkan prinsip peningkatan tekanan yang menyebabkan peninggian pada permukaan laut. Sensor radar gauge bekerja berdasarkan prinsip pemantulan gelombang radar dan switch berfungsi untuk validasi data dimana naik dan turunnya permukaan laut akan melewati switch sehingga waktu saat permukaan laut melewati switch akan menghasikan data yang kemudian dikirim ke data logger. Adapun perangkat lunak komunikasi yang digunakan untuk menerima data tinggi permukaan laut dari data logger adalah Satlink Communicator Bakosurtanal, 2006. Setelah proses pencatatan permukaan laut oleh alat pengukur pasut maka data akan dikirimkan ke satelit meteosat setiap 15 menit sekali, kemudian data dapat diakses melalui GTS Global Telecomunication Satellite penerima yang dilengkapi dengan dua penerima GPS untuk sinkronisasi waktu sensor dari data logger terhadap waktu GPS yang presisi. GTS penerima ini hanya dimiliki oleh BMG Badan Meteorologi Geofisika yang merupakan anggota dari WMO World Meteorological Organization Bakosurtanal, 2006.

3.3. Data pasut