2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Letak Geografis dan Kondisi Umum Perairan Mentawai
Secara geografis Mentawai adalah suatu gugusan kepulauan yang membujur dari utara ke selatan sepanjang pantai barat Sumatera Barat dari Air
Bangis hingga mendekati Bengkulu. Secara administratif kepulauan Mentawai yang terletak di wilayah pantai barat Sumatera ini termasuk ke dalam tingkat II
Kabupaten Padang Pariaman. Kepulauan Mentawai terdiri atas empat pulau besar yaitu Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan serta didampingi oleh hampir
319 pulau-pulau kecil dengan luas daratan 7.089,19 km
2
yang dikelilingi oleh lautan Samudera Hindia, terletak antara 90-120 mil dari daratan Sumatera Barat
Dinas Perikanan Sumatera Barat, 2001. Secara alami kepulauan Mentawai seakan-akan ditempatkan sebagai
gugusan pulau penyangga dari hempasan gelombang laut Samudera Hindia terhadap pantai barat pulau Sumatera. Secara geografis letaknya menguntungkan
sekali karena hempasan ombak deras tidak langsung menerjang ke pantai pulau Sumatera. Dengan demikian, pantai barat Sumatera Barat sedikitnya
terselamatkan dari kikisan gelombang Samudera Hindia yang ganas. Dengan kata lain kepulauan Mentawai menjadi pagar laut di sebelah barat pantai Sumatera
Barat mulai dari Pasaman hingga ke ujung selatan Pesisir Selatan. Kondisi umum perairan Mentawai, Sumatera Barat dicirikan oleh
tingginya curah hujan. Rata-rata curah hujan cukup tinggi terjadi pada bulan April sampai bulan Oktober, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November.
Sedangkan rata-rata curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari dan Juni. Arah pergerakan angin di perairan Sumatera Barat dipengaruhi oleh angin muson
Herunandi, 1998. Selanjutnya Herunandi mengatakan bahwa Perairan Sumatera Barat
merupakan daerah yang dipengaruhi oleh sistem arus khatulistiwa dan arus musim. Arus balik khatulistiwa membawa massa air tropis dari pantai timur
Afrika sedangkan pada bulan-bulan tertentu arus musiman India membawa massa air dari Teluk Benggala. Kedua arus ini bertemu di dekat Mentawai sehingga
diduga akan membentuk front. Kedua arus selanjutnya mengalir ke selatan,
sebagian menyusuri pantai Sumatera dan meneruskan perjalanannya hingga ke selatan Banyuwangi membentuk arus Selatan Jawa. Sebagian lagi membelok ke
selatan di dekat Bengkulu lalu bergabung dengan arus khatulistiwa Selatan.
2.2 Biologi dan Tingkah Laku Ikan Cakalang