Kondisi tan Kondisi tan

Gambar 11. S

3.3 Pengukuran

Parameter-pa ukuran guludan, kapasitas lapang pengolahan tana Pengukuran kondi mengetahui apaka diharapkan untuk budi

3.3.1. Kondisi tan

Parameter-pa kadar air, kerapa Pengukuran kada contoh tanah me kedalaman 0-10 11. Skema pola pembuatan guludan dengan metode parameter yang diukur pada penelitian ini ada n, kondisi tanah sebelum dan setelah pengola ngan pengolahan tanah. Pengukuran kondisi nah dilakukan untuk mengetahui kondisi a kondisi tanah setelah pengolahan tanah be akah tanah hasil pengolahan tanah sudah sesu uk budidaya sayuran. i tanah sebelum pengujian parameter yang diukur sebelum pengolaha rapatan isi bulk density, dan tahanan pe dar air dan kerapatan isi tanah dilakukan den enggunakan ring sample pada dua tingkat k 10 cm dan 10-20 cm. Pengukuran penetrasi 24 ode B-G-F adalah bentuk dan olahan tanah, dan kondisi tanah sebelum awal percobaan. bertujuan untuk suai dengan yang han tanah adalah n penetrasi tanah. dengan mengambil kedalaman, yaitu i tanah dilakukan dengan mengguna yaitu 0-5 cm, 5 Pengukuran kada Pengukuran taha acak. Pengukuran pada Gambar 12. Gambar 12. Titi dan pe Kadar air tanah d keterangan : Kerapatan isi tana 1990 : keterangan : unakan penetrometer tipe SR-2 pada enam , 5-10 cm, 10-15 cm, 15-20 cm, 20-25 cm, dar air dan kerapatan isi dilakukan pada lima ti tahanan penetrasi tanah dilakukan pada sembi ukuran kadar air, kerapatan isi, dan tahanan penetr 12. itik-titik pengukuran kadar air dan kerapatan is dan pengukuran tahanan penetrasi gambar kana h dapat dihitung dengan rumus Sapei et al., 1990 ……………………… n : K A = kadar air basis kering mtb = massa tanah basah dalam ring sam mtk = massa tanah kering g anah bulk density dapat dihitung dengan rum ……………………..………………… ρ d = kerapatan isi tanah gcm 3 Vt = volume tanah dalam ring sample c 25 tipe kedalaman, , dan 25-30 cm. titik secara acak . bilan titik secara netrasi dapat dilihat n isi gambar kiri nan 1990 : ………..…….2 mple g umus Sapei et al., …..………….3 cm 3 Tahanan penetras keterangan : T

3.3.2. Kondisi tan

Parameter-pa air, kerapatan isi tanah oleh pisau Pengukuran kada mengambil data pa Pengukuran contoh tanah me kedalaman 0-10 setelah pengujian 15 cm, 15-20 cm isi, dan tahanan Gambar 13. Gambar 13. T rasi tanah dihitung dengan rumus Islami dan U ……………………..……………… n : Tp = tahanan penetrasi kPa Fp = beban penetrasi terukur pada penet mp = massa penetrometer kg Ak = luas penampang kerucut 2 cm 2 i tanah setelah pengujian parameter yang diukur setelah pengolahan tana isi bulk density, tahanan penetrasi tanah, spa au rotari, distribusi agregat, dan kedalaman l dar air, kerapatan isi, dan tahanan penetrasi di a pada sembilan titik pengukuran yang terletak p n kadar air dan kerapatan isi dilakukan den enggunakan ring sample pada dua tingkat k 10 cm dan 10-20 cm. Pengukuran tahanan ian dilakukan pada enam tingkat kedalaman, y m, 20-25 cm, dan 25-30 cm. Pengukuran kada n penetrasi setelah pengujian dilakukan sepe 13. Titik- titik pengukuran kadar air, kerapatan isi, da penetrasi tanah setelah pengujian 26 n Utomo, 1995 : ……………….4 netrometer kgf anah adalah kadar spasi pemotongan n lapisan gembur. dilakukan dengan ak pada guludan. dengan mengambil kedalaman, yaitu n penetrasi tanah n, yaitu 0-5 cm, 10- adar air, kerapatan perti terlihat pada n isi, dan tahanan Spasi pemot putar rotari. menghitung rasio puli yang dihubung kecepatan puli te menggunakan tac dihitung dengan r keterangan : Pengukuran contoh tanah pa kedalaman 20 cm pada tiap-tiap la dengan menggun udarakan, tanah- bawah adalah buka tempat tanah hasi Tanah yang be beratnya. Selanj diameter untuk Kuipers dan Kow keterangan : a = persentas b = persentas otongan tanah oleh pisau rotari dipengaruhi Pengukuran kecepatan putar rotari dila sio antara kecepatan putar poros rotari dengan hubungkan ke gear box pada traktor roda dua tersebut dan kecepatan putar engine traktor di tachometer. Spasi pemotongan tanah oleh pi n rumus Sakai et al., 1998 : ................................................................. p = spasi pengolahan cm v = kecepatan maju alat mdetik ω = kecepatan putaran poros rotari rpm jp = jumlah pisau dalam satu bidang rot n distribusi agregat tanah dilakukan dengan c pada guludan dengan alat pengambil contoh cm. Tanah di dalam kotak pengambil contoh lapisan 0-4 cm, 4-8 cm, 8-12 cm, 12-16 cm ggunakan sekop. Setelah tanah pada tiap l -tanah tersebut diayak dengan susunan ayak bukaan 38,1 mm, 19,1 mm, 9,25 mm, 4,76 h hasil ayakan. g berada di tiap-tiap ayakan ditimbang dan dihi njutnya dihitung diameter rata-rata mwD, uk tiap lapisan kedalaman dengan rumus owenhopn. 1983: ntase berat tanah pada ayakan 38,1 mm ntase berat tanah pada ayakan 19,1 mm 27 uhi oleh kecepatan dilakukan dengan n kecepatan putar dua. Pengukuran dilakukan dengan pisau rotari dapat .................................5 rpm rotasi n cara mengambil ontoh tanah sampai ontoh tanah diambil m, dan 16-20 cm lapisan dikering akan dari atas ke 4,76 mm, 2 mm dan dihitung persentase , mean weighed us sebagai berikut .......6 c = persentas d = persentas e = persentas f = persentas Pengukuran yang dipasang pa pengolahan tanah permukaan tanah. selisih antara rat tanah bagian atas Pengukuran bagian bawah di dengan cara dik gembur dilakuka pada Gambar 14. pada Gambar 15. Gambar 14. T ntase berat tanah pada ayakan 9,25 mm ntase berat tanah pada ayakan 4,76 mm ntase berat tanah pada ayakan 2,0 mm ase berat tanah pada tempat tanah hasil ayakan an lapisan gembur dilakukan dengan mengguna pada tanah yang akan diukur dengan arah t nah sampai bagian bawah papan reliefmeter ham nah. Kedalaman lapisan gembur ditentukan den rata-rata ketinggian pin yang muncul di atas r tas dengan tanah bagian bawah. n ketinggian pin yang muncul di atas reliefm h dilakukan setelah lapisan tanah gembur dia dikeruk menggunakan jari-jari tangan. Peng kukan pada dua titik pada masing-masing guludan 14. Skema pengukuran kedalaman lapisan gembur 15. 14. Titik-titik pengukuran kedalaman lapisan gem pengujian 28 kan unakan reliefmeter h tegak lurus arah hampir menyentuh dengan menghitung s reliefmeter pada fmeter pada tanah diangkat dibuang ngukuran lapisan udan seperti terlihat mbur dapat dilihat n gembur setelah Gambar Pengukuran lebar bawah guluda lebar antar guluda mengukur lebar ba Pengukuran leba guludan yang t pemotongan pisa bentuk guludan d Ga bar 15. Skema pengukuran kedalaman lapisan g n bentuk guludan yang dihasilkan dilakukan de uludan Lg, lebar atas guludan La, tinggi gul udan Ls. Pengukuran lebar bawah guludan L r bawah guludan yang terbentuk dari mata pisa bar antar guludan Ls yaitu dengan mengukur terbentuk dari pemotongan pisau furrowe pisau furrower dapat dilihat pada Gambar 16. dapat dilihat pada Gambar 17. Gambar 16. Skema pemotongan pisau furrowe 29 n gembur n dengan mengukur guludan Tg, dan n Lg yaitu dengan pisau bagian dalam. ukur lebar antara ower . Bentuk dari r 16. Pengukuran ower Ga Keterangan : Selain ukura juga dilakukan penggunaan ma diukur adalah ka lapangan, dan slip r Gambar 17. Skema pengukuran bentuk guluda n : Tg = tinggi guludan cm La = lebar atas guludan cm Lg = lebar bawah guludan cm Ls = lebar antar guludan cm ukuran guludan dan kondisi tanah hasil pengolaha n pengukuran kapasitas lapangan pengolaha asing-masing implemen. Parameter-parame kapasitas lapang efektif, kapasitas lapang te n slip roda traksi. 30 udan olahan tanah, perlu ahan tanah pada eter yang akan g teoritis, efisiensi 31

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

4.1. Rancang Bangun Furrower Pembuat Guludan

Rancang bangun furrower yang digunakan untuk Traktor Cultivator Te 550n dilakukan dengan merubah pisau dan sayap furrower. Pada furrower yang sudah ada, posisinya adalah saling membelakangi dan akan dirubah posisi pisau dan sayapnya menjadi berhadapan. Dengan menggunakan furrower yang sudah ada untuk membuat guludan diperlukan dua kali lintasan furrower. Sedangkan dengan furrower modifikasi untuk membuat guludan hanya diperlukan satu kali lintasan. Tujuan lain dari pembuatan pisau dan sayap furrower yang berhadapan yaitu agar memudahkan mendapatkan bentuk dan ukuran guludan yang sesuai. Perubahan pisau dan sayap yang dilakukan yaitu dengan menambah ketinggian sayap sehingga dapat membentuk guludan yang melengkung pada sisi tepi dan sisi atas guludan. Selain itu modifikasi juga dilakukan dengan membuat pengatur sudut depan. Pengatur sudut depan dirancang untuk mengatur sudut kemiringan antara mata pisau dengan permukaan tanah. Pengaturan sudut kemiringan yaitu dengan mengatur dua buah baut pada bagian atas dan bawah.

4.2. Rancangan Fungsional

Bagian-bagian dari furrower pembuat guludan yang dirancang dan dibuat terdiri dari pisau, sayap furrower, tangkai furrower, landside, batang tarik, siku penguat, besi penjepit, batang penghubung, pengatur sudut depan, dan besi penggandeng. Bagian-bagian furrower tersebut mempunyai fungsi sebagai berikut :

4.2.1. Pisau

Pisau berfungsi untuk memotong permukaan tanah dan mengarahkannya menuju ke bagian sayap furrower. Pisau merupakan bagian dari furrower yang pertama kali melakukan kontak langsung terhadap tanah.

4.2.2. Sayap Furrower

Sayap furrower berfungsi untuk mengangkat dan membalikan tanah serta membentuknya menjadi sebuah guludan. Bentuk sayap disesuaikan agar