65
5.2.3. Kondisi Tanah Pada Guludan
Kondisi tanah pada guludan sangat penting bagi tumbuhnya tanaman, karena guludan sebagai media tanam harus sesuai dengan kondisi yang
dibutuhkan tanaman. Pengukuran kondisi tanah pada guludan dilakukan dengan beberapa pengambilan data.
5.2.3.1. Tahanan Penetrasi Tanah
Tahanan penetrasi tanah diukur menggunakan penetrometer. Data pengukuran tahanan penetrasi diambil sebelum pengolahan tanah dan
setelah pengolahan tanah. Data pengukuran tahanan penetrasi disajikan pada Lampiran 7.
Pengukuran tahanan penetrasi dengan penetrometer dapat dilihat pada Gambar 61. Nilai rata-rata hasil pengukuran tanah penetrasi tanah
sebelum dan sesudah pengolahan tanah dapat dilihat pada Tabel 12.
Gambar 61. Pengukuran tahanan penetrasi dengan penetrometer Tabel 12. Tahanan penetrasi tanah sebelum
dan sesudah pengolahan tanah Kedalaman tanah cm
Tahanan penetrasi tanah kPa Sebelum
Sesudah 0-5
1296.71 554.46
5-10 1959.12
783.12 10-15
2391.05 1289.45
15-20 2571.62
1761.31 20-25
2678.7 2322.08
25-30 2829.33
2706.83
Nilai tanah sebe
Diliha pengolaha
sesudah di sesudah pe
sangat dipe tanaman
menembus terutama s
5.2.3.2. Kad
Pengukur dan sesuda
petak la Pengambi
Data hasil ai tersebut kemudian diplot ke dalam grafik ta
belum dan sesudah pengolahan tanah seperti pa
Gambar 62. Grafik tahanan penetrasi tanah se dan sesudah pengolahan tanah
ihat dari grafik tahanan penetrasi tanah sebelum han tanah, tahanan penetrasi tanah cende
h dilakukan pengolahan tanah. Hal ini dise h pengolahan tanah menjadi gembur. Tanah
diperlukan untuk pertumbuhan tanaman yaitu n menembus tanah. Apabila akar tanaman
bus tanah maka akan meningkatkan pertum a sayuran.
adar Air Tanah
ngukuran kadar air tanah dilakukan sebelum pe udah pengolahan tanah. Pengambilan data dila
lahan pengujian dengan menggunakan bilan tanah dengan ring sample dapat dilihat pa
sil pengukuran kadar air tanah disajikan pada T
66 k tahanan penetrasi
pada Gambar 62.
h sebelum
belum dan sesudah nderung menurun
disebabkan karena nah yang gembur
itu pada saat akar an lebih mudah
umbuhan tanaman
pengolahan tanah dilakukan pada tiga
n ring sample. t pada Gambar 63.
Tabel 13.
67
Gambar 63. Pengambilan tanah dengan ring sample
Tabel 13. Kadar air tanah sebelum dan sesudah pengolahan tanah Lahan pengujian
Kadar air tanah Sebelum
Sesudah Petak 1
36.32 26.78
Petak 2 29.24
24.79 Petak 3
29.89 24.58
Rata-rata 31.82
25.38
Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh kadar air sebelum pengolahan tanah adalah 31.82 dan kadar air sesudah pengolahan
tanah adalah 25.38 . Data pengukuran kadar air tanah disajikan pada Lampiran 8. Dilihat dari tabel pengukuran kadar air sebelum dan
sesudah pengolahan tanah. Kadar air cenderung menurun sesudah
dilakukan pengolahan tanah. 5.2.3.3. Kerapatan Isi
Bulk Density
Pengukuran kerapatan isi tanah dilakukan sebelum pengolahan tanah dan sesudah pengolahan tanah. Pengambilan data dilakukan
pada tiga petak lahan pengujian dengan menggunakan ring sample. Data hasil pengukuran kerapatan isi tanah disajikan pada Tabel 14.
68 Tabel 14. Kerapatan isi tanah sebelum dan sesudah pengolahan tanah
Lahan pengujian Kerapatan isi tanah gcm
3
Sebelum Sesudah
Petak 1 0.91
0.88 Petak 2
0.93 0.86
Petak 3 0.94
0.87 Rata-rata
0.93 0.87
Berdasarkan hasil pengukuran kerapatan isi tanah rata-rata pada lahan sebelum dilakukan pengolahan tanah yaitu sebesar 0.93 gcm
3
dan pengukuran kerapatan isi tanah rata-rata pada lahan sesudah dilakukan pengolahan tanah yaitu sebesar 0.87 gcm
3
. Data pengukuran kerapatan isi tanah disajikan pada Lampiran 8. Menurut
Haerani 2001 kerapatan isi tanah rata-rata untuk penanaman sayuran yang umum ditemukan dilapangan adalah 0.8 – 0.9 gcm
3
. Sehingga kondisi lahan pengujian sudah sesuai dengan kerapatan isi tanah yang
diperlukan untuk menanam sayuran.
5.2.3.4. Kedalaman Lapisan Gembur
Lapisan gembur merupakan lapisan tanah pada guludan yang berfungsi sebagai media pertumbuhan awal tanaman sayuran. Struktur
tanah pada bagian bawah guludan dibuat lebih padat agar bagian akar dapat menopang tanaman dengan lebih kuat
. Dari hasil pengukuran,
kedalaman lapisan gembur pada guludan yang dihasilkan adalah 4.01 cm. Data pengukuran lapisan gembur disajikan pada Lampiran 6.
Grafik kedalaman lapisan gembur pada guludan yang dihasilkan disajikan pada Gambar 64.
Gam
5.2.3.5. Dis
Pada diperlukan
karena ke Kemudian
yang bes pengukura
disajikan agregat ta
Tabe
Berda pada bagi
pada guluda cukup bai
akar mene agregat ta
lebih kuat mbar 64. Grafik kedalaman lapisan gembur pa
istribusi Agregat Tanah
da tanaman sayuran terutama pada pert ukan struktur tanah yang berukuran kecil. Hal
kemampuan akar untuk menembus tanah udian setelah sayuran tumbuh besar diperlukan
esar sehingga dapat menopang sayuran le ukuran agregat tanah rata-rata pada tiap ting
n pada Tabel 15 .
Hasil pengukuran dan perhit tanah pada guludan secara lengkap disajikan pa
bel 15. Distribusi ukuran agregat tanah pada gul Kedalaman tanah cm
mwD mm
0-4
4.2
4-8
6.1
8-12
4.4
12-16
4.3
16-20
11.1
rdasarkan hasil pengujian terlihat bahwa ukura gian atas guludan lebih kecil dari pada ukura
uludan bagian bawah. Sehingga pada bagia baik untuk akar dapat menembus tanah pada s
enembus tanah masih rendah dan pada guluda tanah lebih besar sehingga dapat menopang t
h kuat.
69 pada guludan
rtumbuhan awal al ini disebabkan
h masih rendah. ukan struktur tanah
lebih kuat. hasil ingkat kedalaman
hitungan distribusi n pada Lampiran 8.
guludan m
ukuran agregat tanah ukuran agregat tanah
ian atas guludan saat kemampuan
udan bagian bawah ng tanaman dengan
70
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN
1. Furrower
modifikasi telah berhasil dibuat dan diuji dengan menggunakan metode B-G-F sehingga didapatkan bentuk dan ukuran
guludan yang sesuai untuk penanaman sayuran, seperti kol, buncis, brokoli, dan ubi jalar.
2. Hasil pengukuran kapasitas lapang pengolahan dengan metode B-G-F
yaitu 225.1 m
2
jam, dengan kapasitas lapang pembajakan 450.9 m
2
jam, kapasitas lapang penggaruan 906.7 m
2
jam, dan kapasitas lapang pengguludan 906.7 m
2
jam. 3.
Hasil pengukuran yang diperoleh dari pembuatan guludan yaitu lebar bawah guludan 41.1 cm, lebar atas guludan 20.1 cm, lebar antar
guludan 19.1 cm, dan jarak antar guludan 61.2 cm. 4.
Furrower modifikasi memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan
furrower yang sudah ada, karena memiliki bentuk dan ukuran guludan
yang sesuai dengan yang diinginkan.
6.2. SARAN
1. Pada saat pengoperasian furrower perlu mengangkat sedikit ke atas
pegangan traktor sehingga mengurangi slip. 2.
Perlu dilakukan perbaikan desain batang tarik terutama dalam pemilihan bahan supaya tidak mengalami deformasi pada saat
pembuatan guludan jika dipakai dalam jangka waktu yang lama.