55 YZC-L dengan implemen garu rotari dan pembentukan guludan dengan
traktor Cultivator Te 550n dengan furrower hasil modifikasi. Kondisi tanah sebelum dilakukan pengujian dengan metode B-G-F
adalah kadar air rata-rata 31.82 dengan kerapatan isi tanah 0.93 gcm
3
. Kondisi lahan pengujian sebelum dilakukan pengolahan tanah disajikan pada
Gambar 47.
Gambar 47. Kondisi lahan sebelum dilakukan pengolahan tanah
5.2.1. Pengukuran Kapasitas Lapangan Pengolahan Tanah
5.2.1.1. Pembajakan
Pembajakan merupakan tahapan pengolahan tanah pertama atau sering disebut pengolahan tanah primer. Alat pengolahan tanah primer
yang dipakai adalah bajak singkal. Pengolahan tanah dengan bajak singkal dilakukan pada seluruh lahan pengujian. Metode pembajakan
yang dipakai adalah throw out tilling. Data dan perhitungan kapasitas lapangan pembajakan secara lengkap disajikan pada Lampiran 2.
Kecepatan putar rata-rata engine traktor pada saat pembajakan adalah 1812 rpm dengan kecepatan maju rata-rata traktor adalah 0.52
mdetik. Setelah dilakukan pengujian diperoleh lebar olah rata-rata pembajakan adalah 46.9 cm dengan kedalaman pengolahan rata-rata
56 18.4 cm. Slip roda traksi rata-rata yang terjadi pada saat pembajakan
adalah 28.7 . Efisiensi pengolahan rata-rata pada saat pembajakan adalah sebesar 80.1 . Kapasitas lapang efektif rata-rata saat
pembajakan adalah sebesar 450.9 m
2
jam. Data hasil pembajakan disajikan pada Tabel 8. Tanah hasil pembajakan menggunakan bajak
singkal dapat dlihat pada Gambar 48. Tabel 8. Data hasil pembajakan pada masing-masing petak lahan
Parameter pengukuran Petak 1
Petak 2 Petak 3
Rata-rata Lebar pengolahan cm
47.3 46.9
46.3 46.9
Kedalaman pengolahan cm 18.5
18.4 18.2
18.4
Kecepatan traktor mdetik 0.5
0.5 0.5
0.5
Slip roda 31.6
26.9 27.5
28.7
Efisiensi pengolahan 78.3
85.8 76.2
80.1
Kapasitas Lapang Efektif m
2
jam 436.4
480 436.4
450.9
Gambar 48. Tanah hasil pembajakan menggunakan bajak singkal
5.2.1.2. Penggaruan
Penggaruan dilakukan setelah pengolahan tanah primer untuk menghasilkan butiran-butiran tanah yang lebih kecil, gembur dan rata,
sehingga siap dilakukan penanaman. Traktor yang digunakan untuk pengujian yaitu traktor Yanmar YZC-L dengan implemen berupa garu
rotari. Penggaruan dilakukan pada seluruh lahan pengujian dengan
57 pola throw out tilling. Data dan perhitungan kapasitas lapangan
penggaruan secara lengkap disajikan pada Lampiran 3. Jumlah pisau dari garu rotari berjumlah 18 pisau dengan lebar
pengolahan rata-rata sebesar 64.7 cm. Kecepatan traktor rata-rata adalah 0.42 mdetik dengan slip rata-rata dari tiga pengujian di petak
yang berbeda adalah 5.6 . Efisiensi rata-rata pengujian yang diperoleh sebesar 85.6 . Spasi pemotongan tanah rata-rata pada saat
penggaruan adalah 5.2 cm. Kapasitas lapang efektif rata-rata saat penggaruan adalah sebesar 906.7 m
2
jam. Data hasil penggaruan disajikan pada Tabel 9. Kondisi tanah hasil penggaruan dengan garu
rotari dapat dlihat pada Gambar 49. Tabel 9. Data hasil penggaruan pada masing-masing petak lahan
Parameter pengukuran Petak 1
Petak 2 Petak 3
Rata-rata Lebar pengolahan cm
63.9 64.8
65.3 64.7
Kecepatan traktor mdetik 0.43
0.41 0.42
0.4
Slip roda 1.8
6.3 8.8
5.6
Efisiensi pengolahan 88.6
77.4 90.7
85.6
Spasi pemotongan tanah cm 5.24
5.25 5.21
5.2
Kapasitas Lapang Efektif m
2
jam 960
800 960
906.7
Gambar 49. Kondisi tanah hasil penggaruan dengan garu rotari
58
5.2.1.3. Pengguludan