Kinetika Fermentasi PEMILIHAN SUBSTRAT

28 60 120 180 240 300 360 1 2 3 4 5 Sampling Ke- K o n se n tr a si To ta l G u la g l Sirup Glukosa 36 Sirup Glukosa 30 Sirup Glukosa 24 Sirup Glukosa 18 Gambar 10. Sisa Total Gula Selama Fermentasi dalam Substrat Sirup Glukosa. Penurunan sisa total gula dapat menggambarkan efisiensi pemanfaatan substrat selama fermentasi. Gambar 9 dapat membuktikan bahwa Saccharomyces cerevisiae var. ellipsoideus tidak hanya memecah monosakarida melainkan dapat juga memecah oligosakarida seperti yang ada pada substrat berupa dekstrin. Saccharomyces cerevisiae var. ellipsoideus dapat memanfaatkan monosakarida dan oligosakarida untuk menghasilkan biomassa dan produk etanol. Dari Gambar 9 dan 10 dapat dilihat bahwa pemanfaatan substrat pada sirup glukosa masih lebih baik bila dibandingkan pada substrat dekstrin. Dekstrin perlu dipecah dahulu oleh khamir menjadi bentuk yang lebih sederhana agar dapat dimetabolisme di dalam sel. Sisa total gula pada akhir fermentasi masih cukup tinggi sehingga efisiensi pemanfaatan substrat masih rendah. Efisiensi pemanfaatan substrat yang rendah dapat ditingkatkan dengan melakukan rekayasa pada proses fermentasi.

5. Kinetika Fermentasi

Pada proses fermentasi terjadi proses biokonversi substrat menjadi biomassa sel dan produk metabolit. Perhitungan kinetika fermentasi perlu dilakukan untuk mengetahui efisiensi biokonversi yang terjadi saat proses fermentasi. Parameter kinetika fermentasi dapat menggambarkan 29 efisiensi konversi substrat menjadi biomassa Y xs, substrat menjadi produk Y ps dan efisiensi biomassa dalam menghasilkan produk Y px. Tabel 2. Nilai Rendemen Biomassa, Substrat dan Produk Perlakuan X-X S -S P Y xs Y ps Y px Dekstrin 18 1,30 44,77 12,18 0,029 0,272 9,39 Dekstrin 24 2,03 35,42 15,00 0,057 0,423 7,40 Dekstrin 30 2,27 72,27 17,93 0,031 0,248 7,88 Dekstrin 36 2,28 49,30 21,03 0,046 0,427 9,24 Sirup Glukosa 18 1,82 82,42 18,28 0,022 0,222 10,02 Sirup Glukosa 24 2,66 75,11 28,28 0,035 0,376 10,64 Sirup Glukosa 30 1,43 84,09 20,80 0,017 0,247 14,59 Sirup Glukosa 36 0,72 44,82 20,63 0,016 0,460 28,47 Y xs = X t -X ; Y ps = P ; Y px = P S -S t S -S t X t -X Keterangan : X t : bobot biomassa pada saat t; X : bobot biomassa awal; S t : bobot substrat pada saat t; S : bobot substrat awal; P : produk etanol. Berdasarkan tabel di atas nilai Y xs tertinggi diperoleh pada fermentasi dekstrin dengan konsentrasi total gula 24 yaitu sebesar 0,057. Nilai Y xs merupakan rasio antara bobot biomassa dan substrat yang digunakan. Nilai ini menunjukkan rendemen biomassa yang terbentuk per gram substrat yang digunakan. Nilai Y xs menunjukkan kemampuan mengkonversi substrat menjadi biomassa. Nilai Y xs tertinggi pada deksrin diperoleh pada fermentasi dekstrin 24 yaitu sebesar 0,057, sedangkan Y xs tertinggi pada sirup glukosa diperoleh dari fermentasi sirup glukosa 24 yaitu sebesar 0,035. Nilai Y xs tersebut menunjukkan bahwa kemampuan khamir dalam mengkonversi substrat menjadi biomassa pada substrat dekstrin lebih baik dibandingkan pada substrat sirup glukosa. Substrat berupa dekstrin bagus untuk pembentukan sel. Kondisi yang mempunyai kemampuan konversi substrat menjadi biomassa yang tinggi dapat digunakan untuk proses yang menghendaki jumlah biomassa yang besar. Salah satunya dapat dimanfaatkan pada industri khamir instan instant yeast . 30 Nilai Y ps merupakan rendemen produk yang terbentuk per gram substrat yang digunakan oleh mikroorganisme. Y ps tertinggi diperoleh dari fermentasi sirup glukosa 36 yaitu sebesar 0,46. Perlakuan yang mempunyai nilai Y ps tertinggi belum tentu menghasilkan jumlah produk yang tertinggi pula, karena nilai Y ps merupakan rasio antara jumlah produk yang terbentuk dengan substrat yang digunakan. Nilai Y ps yang tinggi menunjukkan bahwa substrat dapat digunakan secara optimal oleh mikroorganisme untuk menghasilkan produk. Y px tertinggi diperoleh dari fermentasi sirup glukosa dengan konsentrasi total gula 36 , yaitu sebesar 28,47. Nilai Y px merupakan rendemen produk yang dihasilkan per biomassa yang terbentuk. Berdasarkan nilai efisiensi konversi substrat menjadi biomassa dan produk, nilai rendemen Y xs dan Y ps menunjukkan pola yang hampir sama. Rendemen biomassa berhubungan erat dengan jumlah produk yang terbentuk. Etanol merupakan produk dominan dalam fermentasi tersebut dan pembentukannya berasosiasi dengan pertumbuhan biomassa, sehingga etanol dapat disebut sebagai metabolit primer. Saat keadaan lingkungan tertentu pertumbuhan mikrobial dapat dinyatakan dengan persamaan berikut : dx = ฀x-฀x dt Keterangan : x : konsentrasi sel t : waktu fermentasi ฀ : laju pertumbuhan spesifik ฀ : laju lisis sel yang menghambat pertumbuhan Pada kondisi yang sesuai maka penurunan massa sel sangat kecil sehingga ฀ dapat diabaikan sehingga persamaan diatas menjadi; dx = ฀x dt Integrasi dari persamaan 2 untuk menghasilkan nilai peningkatan massa sel pada suatu selang waktu tertentu adalah; x1 ∫ x2 dx = t1 ∫ t2 ฀ dt x 31 sehingga dapat diperoleh persamaan; ln x 2 = ฀ ∆t atau ln x 2 = ln x 1 + ฀ ∆t x 1 Laju pertumbuhan spesifik ฀ bersifat tidak konstan tergantung pada kondisi lingkungan fisik kimianya. Nilai maksimum ฀ maks dicapai pada kondisi pasokan substrat dan nutrien masih berlebih serta konsentrasi zat-zat metabolik yang menghambat pertumbuhan masih rendah. Tabel 3. Pemanfaatan Substrat dan  max . Perlakuan  maks jam -1 S -SS Dekstrin 18 0,35 0,34 Dekstrin 24 0,36 0,22 Dekstrin 30 0,43 0,33 Dekstrin 36 0,39 0,18 Sirup Glukosa 18 0,32 0,84 Sirup Glukosa 24 0,37 0,47 Sirup Glukosa 30 0,21 0,41 Sirup Glukosa 36 0,27 0,17 Nilai  maks adalah nilai yang menunjukkan laju pertumbuhan spesifik maksimum saat fermentasi. Pada substrat berupa dekstrin, nilai  maks tertinggi diperoleh pada konsentrasi substrat 30 yaitu sebesar 0,43 jam -1 , sedangkan nilai  maks tertinggi pada sirup glukosa diperoleh pada konsentrasi substrat 24 yaitu sebesar 0,37 jam -1 . Laju pertumbuhan spesifik dipengaruhi oleh nutrisi dan kondisi lingkungan fermentasi seperti suhu, pH dan oksigen. Nilai  maks didapat pada saat pertumbuhan mikroorganisme berada pada fase logeksponensial. Nilai  maks pada substrat dekstrin cenderung lebih tinggi dibandingkan pada substrat sirup glukosa. Dari nilai tersebut dapat dilihat bahwa substrat dekstrin baik untuk pertumbuhan sel dibandingkan substrat berupa sirup glukosa. Nilai S -SS merupakan parameter yang dapat menunjukkan jumlah substrat yang dimanfaatkan oleh mikroorganisme selama proses fermentasi. Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai S -SS tertinggi diperoleh pada fermentasi sirup glukosa 18 , sedangkan nilai S -SS terendah diperoleh dari fermentasi sirup glukosa 36 . Nilai pemanfaatan substrat cenderung mengalami penurunan seiring kenaikan konsentrasi gula 32 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 6 12 18 24 Waktu jam ke- To ta l Bi o m a ss a g l Agitasi penuh Agitasi yang dihentikan pada jam ke-6 dalam substrat. Penurunan tersebut kemungkinan terjadi karena konsentrasi substrat terlalu tinggi yang menyebabkan terjadinya glucose effect sehingga mengakibatkan pemanfaatan substrat oleh khamir terhambat.

C. REKAYASA PROSES 1. Total Biomassa

Dokumen yang terkait

Pembuatan Bioetanol Dari Ubi Kayu (Manihot utilissima Pohl.) Dengan Jamur Aspergillus awamori Dan Ragi Saccharomyces cerevisiae

0 51 66

Mempelajari Pembuatan Sirup Glukosa dari Pati Sagu (Metroxylon sp.) secara Enzimatis serta Analisa Keseimbangan pada Mesin Fermentor

0 2 150

Rekayasa Bioproses Pembuatan Bioetanol dari Sirup Glukosa Ubi Jalar (Ipomoea batatas L) dengan Menggunakan Saccharomyces cerevisiae

1 6 190

Produksi Etanol oleh Saccharomyces cerevisiae var. ellipsoideus. dari Sirup Dekstrin Pati Sagu (Metroxylon sp.) Menggunakan Metode Aerasi Penuh dan Aerasi Dihentikan.

1 19 121

Teknik Puffing Pemanasan Konduksi Granula Pasir Panas dalam Pembuatan Berondong Jagung Varietas Unggul Nasional

1 24 103

Produksi Etanol Oleh Saccharomyces Cerevisiae Var. Ellipsoideus Dari Sirup Dekstrin Pati Sagu (Metroxylon Sp.) Menggunakan Metode Aerasi Penuh Dan Aerasi Dihentikan

1 14 75

Rekayasa Bioproses Produksi Bioetanol dari Hidrolisat Pati Sagu (Metroxylon sp.) Menggunakan Saccharomyces Cerevisiae Var.ellipsoides Pada Kultivasi Nir-Sinambung dan Semi Sinambung:

0 6 201

Produksi Bioetanol Dari Sirup Glukosa Ubi Jalar (Ipomoea batatas L) Secara Fed Batch Dengan Menggunakan Saccharomyces cerevisiae

1 12 120

Rekayasa Bioproses Pembuatan Bioetanol dari Sirup Glukosa Ubi Jalar (Ipomoea batatas L) dengan Menggunakan Saccharomyces cerevisiae

0 1 90

Rekayasa Bioproses Produksi Bioetanol dari Hidrolisat Pati Sagu Menggunakan Saccharomyces Cerevisiae Var.ellipsoides Pada Kultivasi Nir Sinambung dan Semi Sinambung

5 15 107