Kadar Etanol PEMILIHAN SUBSTRAT

22 5 10 15 20 25 30 18 24 30 36 Konsentrasi Total Gula K a d a r Eta n o l g l Dekstrin Sirup Glukosa

2. Kadar Etanol

Hasil pengukuran kadar etanol masing-masing sampel pada jam ke- 24 disajikan pada Gambar 5. Gambar 5. Hasil Analisis Kadar Etanol pada Jam ke-24. Berdasarkan Gambar 5, kadar etanol tertinggi pada seluruh perlakuan diperoleh dari hasil fermentasi sirup glukosa dengan konsentrasi total gula 24 . Kadar etanol yang dihasilkan dari fermentasi sirup glukosa mencapai optimum pada substrat dengan konsentrasi total gula 24 , sedangkan pada dekstrin kadar etanol masih mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan konsentrasi total gula pada substrat. Pada substrat berupa dekstrin, kadar etanol terus naik seiring dengan kenaikan konsentrasi total gula pada substrat yang digunakan. Kadar etanol terendah diperoleh dari substrat dekstrin dengan konsentrasi total gula 18 yaitu sebesar 12,2 gl dan tertinggi pada substrat dekstrin dengan konsentrasi total gula 36 yaitu sebesar 21,0 gl. Pembuatan dekstrin hanya melalui satu tahap saja yaitu tahap likuifikasi sehingga masih mengandung oligosakarida, disakarida dan sedikit glukosa. Oligosakarida dan disakarida merupakan bentuk gula yang masih sukar dipecah oleh mikroorganisme selain khamir, sedangkan glukosa merupakan gula sederhana yang mudah untuk dimanfaatkan oleh semua mikroorganisme . Selain monosakarida, khamir juga dapat memecah oligosakarida dan disakarida. Pada fermentasi 23 dekstrin, khamir akan memecah gula yang sederhana terlebih dahulu dan sedikit demi sedikit mulai memecah gula yang masih berupa oligosakarida dan disakarida. Pada fermentasi dekstrin ini tidak terjadi kelebihan glukosa dalam substrat dan secara bertahap khamir mengonsumsi substrat mulai dari gula yang paling sederhana. Fermentasi berjalan secara efisien karena tidak terjadi kelebihan glukosa yang dapat menghambat proses fermentasi. Proses fermentasi yang efisien mengakibatkan substrat dapat dikonsumsi dengan baik oleh khamir dan pembentukan etanol juga berjalan dengan efisien. Kadar etanol mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan konsentrasi total gula dari 18 sampai dengan 36 . Hal tersebut dapat membuktikan bahwa dekstrin juga dapat digunakan sebagai alternatif sumber karbon dalam pembuatan bioetanol. Pemanfaatan dekstrin sebagai bahan baku dapat menghemat waktu dan biaya produksi dalam pembuatan bioetanol karena pembuatan dekstrin membutuhkan waktu yang jauh lebih singkat daripada pembuatan sirup glukosa dan tidak memerlukan enzim untuk proses sakarifikasi. Pada substrat berupa sirup glukosa, kadar etanol tertinggi dicapai pada konsentrasi total gula 24 yaitu sebesar 28,3 gl. Kadar etanol naik seiring dengan kenaikan konsentrasi total gula sampai konsentrasi total gula 24 . Kadar etanol yang terbentuk mulai mengalami penurunan pada konsentrasi total gula substrat 30 dan 36 . Sirup glukosa yang digunakan sebagai substrat dihasilkan dari pati sagu melalui proses hidrolisis secara enzimatis yang terdiri dari dua tahap yaitu likuifikasi dan sakarifikasi. Setelah melalui dua tahap tersebut sebagian besar pati telah terhidrolisis menjadi glukosa yang merupakan gula sederhana yang mudah untuk dikonsumsi oleh khamir. Selama proses fermentasi, khamir memerlukan glukosa untuk pertumbuhan dan menghasilkan produk fermentasi, namun konsentrasi glukosa yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan aktivitas khamir dapat terhambat. Menurut Wang et. al. 1979, konsentrasi glukosa yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya glucose effect yang dapat menghambat pertumbuhan khamir sehingga etanol yang dihasilkan kurang optimal dan gula tidak dapat 24 terfermentasi dengan baik. Pada penelitian Puspitasari 2008, kadar etanol tertinggi diperoleh dari fermentasi menggunakan khamir Saccharomyces cerevisiae var. ellipsoideus dalam sirup glukosa ubi jalar dengan konsentrasi total gula substrat 27 yaitu sebesar 17,49 gl. Melalui jalur Embden Meyerhof-Parnas Pathway EMP atau glikolisis, glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat dengan ATP sebagai donor fosfat, dan selanjutnya terbentuk fruktosa 6-fosfat. Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 1,6-difosfat menggunakan ATP sebagai donor fosfat. Fruktosa 1,6-difosfat dipecah menjadi dua molekul C 3 yang terfosforilasi, yaitu dihidroksi-aseton fosfat dan gliseraldehida 3-fosfat. Gliseraldehida 3-fosfat diubah menjadi 1,3-difosfogliserat, dengan ATP sebagai donor fosfat berubah menjadi 3-fosfogliserat kemudian membentuk 2-fosfogliserat. Selanjutnya, 2-fosfogliserat diubah menjadi fosfogliserat. fosfogliserat diubah menjadi asam piruvat. Melalui reaksi dekarboksilasi, asam piruvat berubah menjadi asetaldehida dan CO 2 yang kemudian mengalami reaksi dehidrogenasi membentuk etanol Wang et. al., 1979. Metabolisme karbohidrat menjadi etanol dapat dilihat melalui jalur reaksi seperti yang terlihat pada Gambar 6. 25 Gambar 6. Jalur Reaksi Embden Meyerhof-Parnas Pathway Bailey dan Ollis, 1988. HCOPO 3 2- ADP ATP CO 2 ATP ADP CH 2 OPO 3 2- CH 2 OPO 3 2- H H OH H OH H HO H OH CH 2 OH H OH H OH H HO H OH HO H OH CH 2 OH H CH 2 OPO 3 2- OH H HO H OH H CH 2 OPO 3 2- OH H CH 2 OPO 3 2- CH 2 OH C O HCOH CH 2 OPO 3 2- O H C ATP ADP Glukosa Glukosa 6-fosfat Fruktosa 6-fosfat Fruktosa 1,6-difosfat Dihidroksiaseton fosfat Gliseraldehida 3-fosfat Asetaldehida ADP ATP P i , NAD + NADH + H + H 2 O COO - CH 3 OPO 3 2- HCOH O C CH 2 OPO 3 2- COO - HCOH CH 2 OPO 3 2- COO - CH 2 OH CH 2 COO - C OPO 3 2- O C O Gliseraldehida 3-fosfat 1,3-Difosfogliserat 3-Fosfogliserat 2-Fosfogliserat Fosfogliserat Piruvat Etanol NADH+H + NAD + 26 1 2 3 4 5 6 6 12 18 24 Waktu jam ke- pH

Dokumen yang terkait

Pembuatan Bioetanol Dari Ubi Kayu (Manihot utilissima Pohl.) Dengan Jamur Aspergillus awamori Dan Ragi Saccharomyces cerevisiae

0 51 66

Mempelajari Pembuatan Sirup Glukosa dari Pati Sagu (Metroxylon sp.) secara Enzimatis serta Analisa Keseimbangan pada Mesin Fermentor

0 2 150

Rekayasa Bioproses Pembuatan Bioetanol dari Sirup Glukosa Ubi Jalar (Ipomoea batatas L) dengan Menggunakan Saccharomyces cerevisiae

1 6 190

Produksi Etanol oleh Saccharomyces cerevisiae var. ellipsoideus. dari Sirup Dekstrin Pati Sagu (Metroxylon sp.) Menggunakan Metode Aerasi Penuh dan Aerasi Dihentikan.

1 19 121

Teknik Puffing Pemanasan Konduksi Granula Pasir Panas dalam Pembuatan Berondong Jagung Varietas Unggul Nasional

1 24 103

Produksi Etanol Oleh Saccharomyces Cerevisiae Var. Ellipsoideus Dari Sirup Dekstrin Pati Sagu (Metroxylon Sp.) Menggunakan Metode Aerasi Penuh Dan Aerasi Dihentikan

1 14 75

Rekayasa Bioproses Produksi Bioetanol dari Hidrolisat Pati Sagu (Metroxylon sp.) Menggunakan Saccharomyces Cerevisiae Var.ellipsoides Pada Kultivasi Nir-Sinambung dan Semi Sinambung:

0 6 201

Produksi Bioetanol Dari Sirup Glukosa Ubi Jalar (Ipomoea batatas L) Secara Fed Batch Dengan Menggunakan Saccharomyces cerevisiae

1 12 120

Rekayasa Bioproses Pembuatan Bioetanol dari Sirup Glukosa Ubi Jalar (Ipomoea batatas L) dengan Menggunakan Saccharomyces cerevisiae

0 1 90

Rekayasa Bioproses Produksi Bioetanol dari Hidrolisat Pati Sagu Menggunakan Saccharomyces Cerevisiae Var.ellipsoides Pada Kultivasi Nir Sinambung dan Semi Sinambung

5 15 107