Kadar Etanol pH REKAYASA PROSES 1. Total Biomassa

33 Khamir mengalami pertumbuhan yang ditandai dengan adanya peningkatan bobot biomassa kering atau jumlah biomassa selama proses fermentasi. Gambar 11 menunjukkan bahwa pada jam ke-6 khamir masih mengalami fase logeksponensial dimana laju pembentukan sel masih tinggi. Setelah jam ke-12 khamir mulai masuk ke fase stasioner yang ditandai dengan penurunan laju pertumbuhan. Hasil pengukuran jumlah biomassa didapat bahwa biomassa pada agitasi penuh mengalami pertumbuhan yang lebih bagus dibandingkan pada agitasi yang dihentikan pada jam ke-6. Pada agitasi penuh substrat banyak digunakan untuk pembentukan sel. Jumlah sel biomassa dari jam ke-6 sampai jam ke-24 pada agitasi penuh lebih tinggi dibandingkan pada agitasi yang dihentikan pada jam ke-6. Pada agitasi penuh jumlah total biomassa pada jam ke-24 dapat mencapai 3,10+0,10 gl, sedangkan pada agitasi yang dihentikan pada jam ke-6 hanya mencapai 2,76+0,01 gl. Hal tersebut terjadi karena pada agitasi penuh banyak terjadi transfer oksigen. Pada kondisi aerobik substrat banyak digunakan untuk pertumbuhan sel. Menurut Tjokroadikoesoemo 1986, dalam kondisi aerobik substrat dimanfaatkan untuk menghasilkan biomassa melalui reaksi sebagai berikut : C 6 H 12 O 6 + 6O 2 6H 2 O + 6CO 2 + 675 Kal + biomassa sel

2. Kadar Etanol

Agitasi berfungsi untuk mempermudah difusi oksigen ke dalam media fermentasi dan membuat campuran substrat dengan inokulum menjadi homogen. Difusi oksigen akibat adanya agitasi mengakibatkan kondisi menjadi aerobik sehingga mendukung pembentukan sel. Kadar etanol yang dihasilkan pada agitasi penuh dan agitasi yang dihentikan pada jam ke-6 dapat dilihat pada Gambar 12. 34 5 10 15 20 25 30 Agitasi Penuh Agitasi Dihentikan pada Jam ke-6 Pe rlakuan K a d a r Eta n o l g l Gambar 12. Kadar Etanol yang Dihasilkan pada Agitasi Penuh dan Agitasi yang Dihentikan pada Jam Ke-6. Pada penelitian utama ini dilakukan rekayasa proses dengan cara menghentikan agitasi pada saat biomassa masih mengalami fase log dimana sel sedang banyak tumbuh. Dengan perlakuan tersebut diharapkan kondisi menjadi anaerobik dan substrat tidak lagi dikonsumsi untuk memperbanyak sel melainkan untuk membentuk produk etanol. Namun, pada Gambar 12 dapat dilihat bahwa agitasi yang dihentikan pada jam ke-6 menghasilkan etanol yang lebih sedikit dibandingkan pada agitasi penuh. Pada agitasi penuh dapat dihasilkan etanol hingga 26,96+1,80 gl dan pada agitasi yang dihentikan pada jam ke-6 dapat dihasilkan etanol 21,21+2,83 gl. Fermentasi dengan agitasi penuh menghasilkan etanol yang lebih banyak karena substrat dan inokulumnya lebih homogen. Agitasi yang dihentikan pada jam ke-6 menyebabkan kondisi tidak homogen, biomassa cenderung berkumpul di tengah dan mengendap ke bawah. Kondisi yang tidak homogen mengakibatkan proses fermentasi tidak berjalan secara maksimal dan etanol yang dihasilkan juga sedikit. Berdasarkan hasil analisa sidik ragam, perlakuan rekayasa proses tidak berpengaruh nyata terhadap kadar etanol yang dihasilkan. 35 1 2 3 4 5 6 12 18 24 Waktu jam ke- pH Agitasi penuh Agitasi yang dihentikan pada jam ke-6

3. pH

Proses fermentasi juga ditandai dengan adanya penurunan pH. Perubahan pH selama proses fermentasi menggunakan agitasi penuh dan agitasi yang dihentikan pada jam ke-6 dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 13. Perubahan pH Selama Fermentasi pada Agitasi Penuh dan Agitasi yang Dihentikan pada Jam Ke-6. Nilai pH pada awal fermentasi diatur antara 4,5-5,5. Nilai pH pada semua perlakuan cenderung menurun selama fermentasi. Pada awal fermentasi sampai jam ke-6 nilai pH menurun secara drastis. Setelah jam ke-6 penurunan nilai pH tidak signifikan dan cenderung stabil. Nilai pH selama fermentasi pada agitasi penuh tidak jauh berbeda dengan agitasi yang dihentikan pada jam ke-6. Pada jam ke-24, rata-rata pH pada agitasi penuh mencapai 3,22+0,02, sedangkan rata-rata pH pada agitasi yang dihentikan di jam ke-6 mencapai 3,23+0,00. Pada agitasi penuh, Saccharomyces cerevisiae var. ellipsoideus mengalami pertumbuhan yang lebih pesat sehingga konsumsi NH 4 + lebih banyak dan H + yang dilepas juga semakin banyak. Hasil samping proses metabolisme berupa asam-asam organik lebih banyak dihasilkan pada kondisi aerobik agitasi penuh sehingga nilai pH akhir pada agitasi penuh lebih rendah dibandingkan pada agitasi yang dihentikan pada jam ke-6. 36 50 100 150 200 250 300 1 2 3 4 5 Sampling ke- K o n se n tr a si To ta l G u la g l Agitasi penuh Agitasi yang dihentikan pada jam ke-6 Penurunan pH dapat terjadi karena penglepasan H + selama konsumsi NH 4 + dan penggunaan asam amino sebagai sumber nitrogen. Nilai pH yang rendah pada fermentasi tersebut dapat juga disebabkan oleh akumulasi produk samping berupa asam-asam organik hasil metabolisme karbohidrat Embden Meyerhof-Parnas Pathway. pH yang terlalu rendah dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme, oleh karena itu sebaiknya ditambahkan larutan buffer sehingga penurunan pH tidak terlalu besar.

4. Total Gula

Dokumen yang terkait

Pembuatan Bioetanol Dari Ubi Kayu (Manihot utilissima Pohl.) Dengan Jamur Aspergillus awamori Dan Ragi Saccharomyces cerevisiae

0 51 66

Mempelajari Pembuatan Sirup Glukosa dari Pati Sagu (Metroxylon sp.) secara Enzimatis serta Analisa Keseimbangan pada Mesin Fermentor

0 2 150

Rekayasa Bioproses Pembuatan Bioetanol dari Sirup Glukosa Ubi Jalar (Ipomoea batatas L) dengan Menggunakan Saccharomyces cerevisiae

1 6 190

Produksi Etanol oleh Saccharomyces cerevisiae var. ellipsoideus. dari Sirup Dekstrin Pati Sagu (Metroxylon sp.) Menggunakan Metode Aerasi Penuh dan Aerasi Dihentikan.

1 19 121

Teknik Puffing Pemanasan Konduksi Granula Pasir Panas dalam Pembuatan Berondong Jagung Varietas Unggul Nasional

1 24 103

Produksi Etanol Oleh Saccharomyces Cerevisiae Var. Ellipsoideus Dari Sirup Dekstrin Pati Sagu (Metroxylon Sp.) Menggunakan Metode Aerasi Penuh Dan Aerasi Dihentikan

1 14 75

Rekayasa Bioproses Produksi Bioetanol dari Hidrolisat Pati Sagu (Metroxylon sp.) Menggunakan Saccharomyces Cerevisiae Var.ellipsoides Pada Kultivasi Nir-Sinambung dan Semi Sinambung:

0 6 201

Produksi Bioetanol Dari Sirup Glukosa Ubi Jalar (Ipomoea batatas L) Secara Fed Batch Dengan Menggunakan Saccharomyces cerevisiae

1 12 120

Rekayasa Bioproses Pembuatan Bioetanol dari Sirup Glukosa Ubi Jalar (Ipomoea batatas L) dengan Menggunakan Saccharomyces cerevisiae

0 1 90

Rekayasa Bioproses Produksi Bioetanol dari Hidrolisat Pati Sagu Menggunakan Saccharomyces Cerevisiae Var.ellipsoides Pada Kultivasi Nir Sinambung dan Semi Sinambung

5 15 107