2. Analisis Kelayakan Kawasan Wisata

masing-masing hanya 1 obyek yang berkualitas baik. Sedangkan kawasan kranggan tidak memiliki satupun obyek yang bernilai cukup hingga sangat baik. Di kawasan kranggan hanya terdapat 2 obyek, yang keduanya bernilai buruk. Kawasan Lor Pasar dan Klaseman dapat dipertimbangkan sebagai tujuan wisata meskipun secara keseluruhan kawasan memiliki kualitas budaya rendah, dengan alasan kawasan ini masih memiliki beberapa obyek wisata yang bernilai baik .

5.1. 2. Analisis Kelayakan Kawasan Wisata

Penilaian dilakukan dengan menggunakan parameter dari Direkorat Jenderal Pengembangan Produk Pariwisata 2002. Hasil penilaian ditunjukkan pada Tabel 36 yang memperlihatkan tingkat kelayakan kawasan. Kawasan yang kelayakannya sangat potensial sebesar 25 adalah Sayangan kulon dan Sayangan wetan. Kawasan yang potensial sekitar 50 adalah Kramat, Setono, Lor Pasar dan Klaseman. Sedangkan kawasan yang tidak potensial sebesar 25 adalah kawasan Kwanggan dan Kidul pasar. Tabel 36. Tingkat kelayakan kawasan wisata Lokasi pengamatan Parameter Kelayakan N K I II III IV 1 Kwanggan 10 78 60 3 151 TP 2 Sayangan Kulon 83 78 60 38 259 SP 3 Kramat 21 83 54 4 162 P 4 Sayangan Wetan 84 78 60 18 240 SP 5 Setono 88 51 28 41 208 P 6. Lor Pasar 31 73 50 12 166 P 7. Kidul Pasar 20 21 66 3 110 TP 8. Klaseman 56 52 48 40 196 P Sumber : Olahan Data Lapang, 2010 Keterangan : Parameter kelayakan I= potensi objek dan atraksi wisata, II=aksesibilitas, III= letak dari jalan raya, IV= fasilitas wisata yang tersedia. N= nilai maks = 300 ; min = 12 , telah disesuaikan dengan skala pembobotan K= klasifikasi SP= sangat potensial, P= potensial, TP= tidak potensial n = 3 n= nara sumber atau pakar Kawasan yang dinilai sangat potensial, yaitu kawasan Sayangan Kulon dan Sayangan Wetan merupakan kawasan yang memiliki aksesibilitas sangat tinggi, letaknya sangat dekat dengan jalan raya, memiliki obyek-obyek dan atraksi wisata dengan kategori S2 baik maupun S1sangat baik, dan memiliki fasilitas wisata yang cukup memadai. Namun, fasilitas wisata merupakan masalah yang cukup serius dan harus segera ditangani karena hampir di seluruh kawasan tidak memiliki fasilitas wisata yang memadai. Aspek fasilitas wisata memiliki nilai rendah hampir di semua kawasan. Hal ini hendaknya menjadi perhatian penting bagi pemerintah daerah maupun penggerak masyarakat ,yang harus dipertimbangkan untuk dilengkapi dan ditingkatkan demi memenuhi kepuasan pengunjung yang ingin datang menikmati objek dan atraksi yang ada di kampung Batik Laweyan ini. Gambar 20 di bawah ini merupakan peta kelayakan kawasan wisata budaya di Kampung Batik Laweyan. Gambar 20. Peta kelayakan kawasan wisata budaya Kawasan Kwanggan dan kawasan Kidul Pasar merupakan kawasan yang dinilai tidak potensial untuk dikembangkan. Secara fakta, kawasan Kwanggan memiliki objek yang paling minim dan miskin atraksi. Namun, kawasan ini memiliki kelebihan karena letak dan aksesnya yang sangat dekat dengan jalan utama. Dengan potensi yang dimiliki, kawasan ini dapat dirancang menjadi kawasan penerima welcome area dan menjadi pintu masuk atau entrance kawasan wisata. Sedangkan kawasan Kidul pasar , juga memiliki nilai rendah, karena selain memiliki obyek wisata yang tidak potensial, letak, fasilitas dan aksesibilitasnya pun tergolong rendah. Hal ini menyebabkan kawasan ini tergolong tidak potensial. Namun, kawasan ini memiliki situs bersejarah yaitu Situs Kabanaran yang telah ditetapkan pemerintah sebagai situs bersejarah. Namun karena lingkungan sekitar sungai tidak dipelihara dan tidak didisain secara menarik, maka nilai kelayakannya menjadi sangat rendah. Perlu adanya usaha dari pemerintah dan stakeholder untuk mengangkat citra sungai Kabanaran ini agar dapat lebih banyak memberi informasi sejarah dan budaya kawasan yang sangat berguna bagi para pengunjung dan masyarakat. Hal ini dapat diatasi dengan merencana ulang kawasan Situs Kabanaran agar lebih menarik dan layak untuk dijadikan obyek wisata sejarah di kawasan Kampung Laweyan ini. Kawasan yang tergolong berpotensi sedang adalah Kampung Setono, Kramat, Lor Pasar, dan Klaseman. Kampung Setono sebenarnya justru memiliki beberapa obyek dan atraksi wisata yang sangat potensial seperti makam kuno dan Mesjid Laweyan. Hanya saja, karena letak obyek wisata ini jauh dari jalan raya dan jalan besar, serta memiliki fasilitas wisata yang minim, maka penilaian terhadap kawasan ini menjadi lebih rendah. Sebenarnya akses menuju Mesjid Laweyan, yang merupakan obyek wisata bersejarah yang sangat potensial, sangatlah mudah karena dapat dicapai dengan kendaraan roda empat. Hanya saja, lahan parkir yang sangat terbataslah yang menjadi salah satu kendala. Tata letak fasilitas yang tepat dan mendukung akan sangat membantu meningkatkan potensi kawasan ini. Sedangkan Kampung Klaseman, walaupun memiliki obyek wisata yang sedikit, namun akses menuju obyek ini tergolong mudah karena letaknya dekat dengan jalan raya. Untuk kawasan Lor Pasar dan Kramat, diuntungkan oleh letak yang dekat dengan jalan raya, dan obyek wisata yang memiliki potensi sedang. Keempat kawasan ini dapat ditingkatkan potensinya menjadi sangat potensial dengan menambah fasilitas wisata yang memuaskan pengunjung, dan pembenahan jalan atau gang agar lebih nyaman dilalui.

5.1. 3. Analisis Kualitas Estetika-Visual Lingkungan