Perlakuan yang diperuntukkan untuk pengujian efektivitas Pupuk Cair ini meliputi:
1. Kontrol K
2. Pupuk SA1 PA
3. Pupuk GDP PB
4. Pupuk GDL PC
5. Pupuk Gandasil D PG
6. Pupuk urin alami PU
Dosis anjuran Pupuk Cair adalah 5 literHa. Pemupukan awal digunakan dalam penelitian ini dengan pupuk N, P dan K yang dosisnya meliputi 150 kg
UreaHa, dan 100 kg ZAHa. Dosis masing-masing pupuk cair untuk setiap perlakuan disajikan pada Tabel 4
Tabel 4. Dosis Pupuk pada Berbagai Perlakuan
Perlakuan Dosis
………...semprotpolybag…………… Kontrol K
10 Pupuk SA1 PA
10 Pupuk GDP PB
10 Pupuk GDL PC
10 Pupuk Gandasil D PG
10 Pupuk Urin Alami PU
10
3.3.4 Percobaan Rumah Kaca
1. Pengambilan Bahan Tanah Bahan tanah yang diambil adalah Latosol Darmaga yang diambil dari
lahan Kebun Percobaan University Farm di Cikabayan, Darmaga, Bogor pada kedalaman 0-20 cm. Tanah yang diambil lalu dikering udarakan di rumah plastik
selama 1 hari, lalu diayak dengan ayakan 5 mm agar terpisahkan dengan bahan lain. Bahan tanah yang sudah diayak kemudian dimasukkan ke polybag masing-
masing sebanyak 5 kg BKM sebagai media penanaman tanaman kangkung darat.
2. Persiapan Inkubasi Penetapan kadar air tanah didasarkan metode gravimetri. Pengeringan
tanah dilakukan pada suhu 105°C selama 24 jam. Kadar air KA dihitung sebagai berikut:
Kadar Air KA = Bobot Tanah Awal – Bobot Tanah Kering Oven x 100
Bobot Tanah Kering Oven 3. Penanaman dan Pemeliharaan
Penanaman tanaman kangkung darat diawali dengan pemberian pupuk dasar yaitu pupuk urea dan ZA. Pemberian pupuk tersebut dilakukan seminggu
sebelum tanam. Setelah itu, dilakukan pemilihan benih dengan cara memasukkan benih ke gelas air mineral berisi air, di mana benih yang mengapung dibuang dan
benih terpilih adalah benih yang tenggelam di permukaan dasar gelas air mineral. Benih-benih terpilih tersebut kemudian dipisahkan. Pada setiap polybag dibuat
lubang tanam dengan pola melingkar sebanyak 10 lubang, kemudian setiap lubang diisi 2 sampai dengan 3 benih-benih yang sudah dipisahkan. Penanaman
kangkung darat sendiri dilakukan pada sore hari. Hal ini bertujuan agar benih setelah ditanam tidak langsung mendapat udara kering sehingga benih cepat
berkecambah. Penyiraman tanaman dilakukan setiap hari pagi dan sore untuk menjaga
ketersediaan air bagi tanaman, sedangkan pemupukan dilakukan seminggu sekali dengan cara menyemprotkan pupuk cair ke bagian bawah daun tanaman. Selain
itu, dilakukan penyemprotan pestisida dengan menggunakan Decis dan Kelthane. Penyemprotan dilakukan secara bergilir setiap 3 hari setelah penanaman untuk
masing-masing pestisida.
4. Pengamatan Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah variabel pertumbuhan
vegetatif dan produksi. Variabel pertumbuhan tanaman yang diamati adalah tinggi tanaman. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman
mulai dari permukaan tanah sampai dengan ujung daun tertinggi setelah
diluruskan. Variabel produksi tanaman yang diukur terdiri dari bobot basah dan bobot kering tanaman.
5. Pemanenan
Panen dilakukan pada saat tanaman berumur 30 hari. Pemanenan dilakukan secara serempak dengan cara mencabut tanaman sampai akarnya.
Setelah itu, biomassa tanaman yang berupa akar, daun, dan batang dicuci hingga bersih untuk dilakukan penimbangan berat basah, berat kering dan analisis
tanaman. Analisis yang dilakukan pada biomassa tanaman meliputi penetapan kadar hara N, P, K, Ca dan Mg total.
3.4. Metode Penilaian Efisiensi Pupuk dan Persentase Hasil Produksi