optimum sampai beberapa musim, namun secara perhitungan ekonomi pupuk bahwa residu pupuk pertanian yang mendalam dalam memperhitungkan dosis
optimum pupuk N sekitar13nya pada pemupukan musim berikutnya. Carry over P dalam tanah sangat bervariasi dari 25 sampai dengan 60, jumlah yang lebih
rendah bila cara panen dilakukan dengan mengangkut semua biomassa dari lahan seperti tanaman rumput Leiwakabessy dan Sutandi, 2004.
2.7 Kangkung Darat
Kangkung termasuk suku Convolvulaceae atau keluarga kangkung- kangkungan. Merupakan tanaman yang tumbuh cepat dan memberikan hasil
dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Terna semusim dengan panjang 30-50 cm ini merambat pada lumpur dan tempat-tempat yang basah seperti tepi kali,
rawa-rawa, atau terapung di atas air. Biasa ditemukan di dataran rendah hingga 1.000 m di atas permukaan laut Dalimartha, 2007.
Kangkung terdiri dua jenis, yakni kangkung darat yang disebut kangkung cina dan kangkung air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit.
Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air terletak pada warna bunga. Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung darat
bunga putih bersih. Perbedaan lainnya adalah kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar
daripada kangkung darat. Warna batangnya juga berbeda. Kangkung air berbatang hijau, sedangkan kangkung darat putih kehijau-hijauan. Lainnya, kebiasaan
berbiji. Kangkung darat lebih banyak bijinya daripada kangkung air itu sebabnya kangkung darat diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air dengan cara stek
pucuk batang. Kangkung mempunyai sifat manis, tawar, berefek sejuk. Sifat tanaman ini
masuk ke dalam meridian usus dan lambung. Efek farmakologis tanaman ini sebagai anti racun anti toksik, anti radang, peluruh kencing diuretik,
menghentikan perdarahan hemostatik, sedatif obat tidur. Kangkung juga bersifat menyejukkan dan menenangkan Anonymous, 2008.
Kangkung juga memiliki kandungan mineral, vitamin A, B, C, asam amino, kalsium, fosfor, karoten, dan zat besi. Karena berbagai kandungannya
itulah, kangkung memiliki sifat sebagai anti racun, peluruh perdarahan, diuretik pelancar kencing, anti radang, dan sedatif penenangobat tidur. Sebab itu tidak
heran bila kita mudah mengantuk setelah makan banyak dengan menu utama kangkung. Sifat inilah yang membuat kangkung memiliki khasiat antara lain
mengurangi haid yang terlalu banyak, mengatasi keracunan makanan, kencing darah, anyang-anyangan kencing sedikit-sedikit dan rasanya nyeri, mimisan,
sulit tidur, dan wasir berdarah. Sebagai obat luar, kangkung bisa digunakan untuk mengobati bisul, kapalan, dan radang kulit bernanah Gklinis, 2003.
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin. Jumlah curah
hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mmtahun. Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak
mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan
mudah membusuk Aditya 2009. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang meningkat dari 179 juta jiwa
pada tahun 1990 menjadi 206 juta jiwa tahun 2000 Badan Pusat Statistik, 2005 menyebabkan meningkatnya kebutuhan pangan, termasuk sayuran. Produksi
kangkung Indonesia tahun 2005 adalah 229.99 ton sedangkan konsumsi mencapai 1.02 juta ton Direktorat Jenderal Hortikultura, 2008. Dikaitkan dengan
ketahanan pangan maka dibutuhkan upaya peningkatan pangan dengan laju yang tinggi dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan volume pemasaran sayuran
untuk memenuhi kebutuhan yang belum tercukupi.
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian