Model Kurva Estimasi Data

dimana merupakan matriks satuan berordo p yang semua unsur diagonal utamanya adalah 1 dan unsur-unsur lainnya nol. Sehingga Salah satu prosedur pendugaan model untuk regresi linear berganda adalah dengan prosedur least square kuadrat terkecil. Konsep dari metode least square adalah menduga koefisien regresi dengan meminimumkan kesalahan. Sehingga dugaan bagi atau dinotasikan dengan b dapat dirumuskan sebagai berikut Dielman 1991; Draper and Smith 1992 : ̂ . 2.6 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah suatu ukuran yang menunjukkan besar sumbangan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi menunjukkan ragam variasi naik turunnya Y yang diterangkan oleh pengaruh linear berapa bagian keragaman dalam variabel Y yang dapat dijelaskan oleh beragamnya nilai-nilai variabel X. Nilai akan bernilai 1 berarti seluruh variasi dapat dijelaskan oleh variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Nilai akan bernilai 0 berarti seluruh variasi tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Friztado 2010; Walpole 1993 2.7 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah pengujian untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang signifikan antara variabel-variabel independen dalam suatu model regresi linear berganda. Model regresi yang baik memiliki variabel-variabel independen yang tidak berkorelasi dengan harapan asumsi multikolinearitas tidak terpenuhi. Statistik uji yang sering dipergunakan untuk menguji gangguan multikolinearitas adalah variance inflation factor VIF, dengan rumus sebagai berikut : dimana = Koefisien determinasi antara variabel j dengan variabel independen lainnya.  VIF = 1 mengindikasikan tidak ada korelasi antara variabel j dengan variabel independen lainnya;  1 VIF 5 mengindikasikan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara variabel j dengan variabel independen lainnyan atau tidak terjadi multikolinearitas;  VIF 5 mengindikasikan variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel lain. Anderson et al. 1984

2.8 Model Kurva Estimasi

Untuk menentukan model mana yang akan digunakan dapat memilih satu dari beberapa model estimasi kurva regresi. Terdapat beberapa model kurva estimasi yang dicobakan yaitu: 1. Linear Model persamaannya adalah Sebuah persamaan aljabar, yang tiap sukunya mengandung konstanta, atau perkalian kostanta dengan variabel tunggal. Persamaan ini dikatakan linear sebab hubungan matematis ini dapat digambarkan sebagai garis lurus dalam sistem koordinat kartesius. 2. Logaritma Model persamaannya adalah Suatu persamaan yang didalamnya terdapat logaritma dimana bilangan pokoknya berbentuk suatu fungsi dalam x. 3. Invers Model persamaannya adalah Invers dalam matematika mempunyai arti kebalikan atau lawan. Invers ini tidak lepas dari identitas. Identitas adalah bilangan yang dioperasikan dengan suatu bilangan akan menghasilkan suatu bilangan tersebut. 4. Kuadrat Model persamaannya adalah Persamaan kuadrat adalah suatu persamaan yang berbentuk , dengan a, b, c adalah konstanta dan 5. Kubik Model persamaannya adalah Persamaan kubik memiliki bentuk umum , dengan a, b, c, d adalah konstanta dan 6. Pangkat Model persamaannya adalah Persamaan dengan nilai a dan b adalah konstanta. 7. Compound Model persamaannya adalah Persamaan dengan nilai a dan b adalah konstanta dan 8. Sigmoid Model persamaannya adalah . 9. Logistik Model persamaannya adalah Dengan a dan b adalah konstanta positif. 10. Pertumbuhan Model persamaannya adalah Persamaan pertumbuhan sering dipergunakan untuk meramalkan pertumbuhan ekonomi. 11. Eksponensial Model persamaannya adalah Persamaan eksponensial sering dipergunakan untuk meramalkan jumlah penduduk, pendapatan nasional, produksi dan hasil penjualan dan kejadian-kejadian lain yang perkembangannya atau pertumbuhannya secara geometris. Supranto 1977 III PEMBAHASAN

3.1 Data

Data yang digunakan adalah data Produk Domestik Regional Bruto PDRB harga berlaku menurut provinsi-provinsi di Indonesia dan lapangan usaha sektor tahun 2008 BPS 2010. Objek pengamatannya adalah 33 provinsi yang ada di Indonesia. Objek menurut provinsi adalah: P11 : Aceh P12 : Sumatera Utara P13 : Sumatera Barat P14 : Riau P15 : Jambi P16 : Sumatera Selatan P17 : Bengkulu P18 : Lampung P19 : Kepulauan Bangka Belitung P21 : Kepulawan Riau P31 : DKI Jakarta P32 : Jawa Barat P33 : Jawa Tengah P34 : Daerah Istimewa Yogyakarta P35 : Jawa Timur P36 : Banten P51 : Bali P52 : NTB P53 : NTT P61 : Kalimantan Barat P62 : Kalimantan Tengah P63 : Kalimantan Selatan P64 : Kalimantan Timur P71 : Sulawesi Utara P72 : Sulawesi Tengah P73 : Sulawesi Selatan P74 : Sulawesi Tenggara P75 : Gorontalo P76 : Sulawesi Barat P81 : Maluku P82 : Maluku Utara P91 : Papua P94 : Papua Barat Variabelnya adalah: X1 : Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan X2 : Pertambangan dan penggalian X3 : Industri pengolahan X4 : Listrik, gas, dan air bersih X5 : Konstruksi X6 : Perdagangan, hotel, dan restoran X7 : Pengangkutan dan komunikasi X8 : Keuangan, real estat, dan jasa perusahaan X9 : Jasa-jasa Provinsi di Indonesia pada tahun 2008 memiliki PDRB per kapita penduduk Indonesia mencapai 21,7 juta rupiah. Gambar 1 memperlihatkan keadaan PDRB per kapita setiap provinsi di Indonesia. Data yang digunakan yaitu data PDRB menurut harga berlaku dengan migas tahun 2008. Gambar 1 Grafik PDRB per kapita Indonesia menurut harga berlaku dengan migas tahun 2008. Pada Gambar 1 terlihat bahwa terdapat empat provinsi yang memiliki nilai PDRB per kapita di atas 40 juta dari 33 provinsi di Indonesia yaitu terlihat dalam grafik Provinsi Kalimantan Timur P64 memiliki PDRB per kapita paling tinggi yaitu sebesar 101,7 juta rupiah dibanding provinsi lainnya, Provinsi DKI Jakarta P31 menempati urutan kedua dengan nilai PDRB per kapita sebesar 74 juta rupiah. Urutan ketiga yaitu Provinsi Riau P14 20 40 60 80 100 120 P 6 4 P 3 1 P 1 4 P 2 1 P 9 4 P 9 1 P 1 9 P1 6 P 1 1 P 3 5 P 1 2 P 6 2 P 3 2 P 1 3 P 1 5 P 5 1 P 6 3 P 7 1 P 3 6 P 6 1 P 7 2 P 3 3 P 3 4 P 7 3 P 7 4 P 1 8 P 1 7 P 5 2 P 7 6 P 7 5 P5 3 P 8 1 P 8 2 PDRB p er k a p ita ju ta r u p ia h Provinsi dengan nilai PDRB per kapita sebesar 53,2 juta rupiah. Dan urutan keempat yaitu Provinsi Jambi P21 dengan nilai PDRB per kapita sebesar 40,3 juta rupiah. Kemudian provinsi yang memiliki nilai PDRB per kapita terkecil yaitu Provinsi Maluku Utara P82 sebesar 4 juta rupiah.

3.2 Eksplorasi Data PDRB Menggunakan Analisis Biplot

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Karo

2 65 87

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Batu Bara

1 42 75

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota Medan

8 90 39

Analisa Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kab. Dairi

1 27 80

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Labuhan Batu

0 35 94

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Asahan

0 3 51

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KAWASAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto (Pdrb) Di Kawasan Subosukowonosraten Surakarta, Boyolali, Sukoharjo,Karanganyar, Wonogiri, S

1 2 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KAWASAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto (Pdrb) Di Kawasan Subosukowonosraten Surakarta, Boyolali, Sukoharjo,Karanganyar, Wonogiri, S

0 2 18

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KABUPATEN ASAHAN.

0 1 29

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) DI INDONESIA ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) DI INDONESIA TAHUN 1978 – 2004.

0 1 11