Pati Resisten Resistant StarchRS 1. Klasifikasi
SCFA
-
HCO
3 -
, ii electroneutral H
+
-coupled MCT monocarboxylate transporter dan iii electrogenic Na
+
Gambar 2Jalur pembentukan asetat, propionat dan butirat. 1a: jalur butirat kinase, 1b:butiril-CoA:asetil CoA transferase, 2: jalurakrilat, 3:jalur suksinat, 4:
jalur propandiol. Louis et al. 2007. Tanda panah terputus menunjukkan adanya produk antara. DHAP: dihidroksiaseton pospat,
P: Pospat, PEP: Pospoenolpiruvat. -coupled transporter untuk MCT.
SCFA menimbulkan pengaruh fisiologis yang menguntungkan bagi kese- hatan pencernaan inang. Asam-asam organik termasuk SCFA memberikan kon-
tribusi terhadap kesehatan kolon secara signikan. SCFA merupakan regulator pro- ses fisiologi untuk menjaga agar kolon berfungsi normal Bird et al. 2000. Fung-
si SCFAsecara umum didasarkan pada kenyataan SCFA termasuk kelompok asam organik dengan nilai pKa sekitar 5 sehingga produksi SCFA akan meng-asamkan
lingkungan intrakolon. Pada kondisi tersebut terjadi: i pertumbuhan mikroorganisme patogen yang sensitif terhadap perubahan pH dihambat, ii
Heksosa glukosa, fruktosa, pentosa xilosa, arabinosa L-fukosa
DHAP + L-laktaldehid
Propan-1,2-diol Propionaldehid
Propionil-CoA Propanol
Propionat Propionil-CoA
Metilmalonil-CoA Suksinil-CoA
Suksinat Oksaloasetat
Piruvat L-laktat
Laktil-CoA Akrilil-CoA
Propionil-CoA Asetil-CoA
Asetoasetil-CoA ß-hidroksibutiril-CoA
Krotinil-CoA Butiril-CoA
Butiril-P Butirat
Asetat
Asetat Asetil-CoA
Asetil-CoA
1a 2
1b 3
4
senyawa alkalin yang berpotensi toksikkarsinogenik akan terdisosiasi sehingga tidak dapat terserap lagi dan iii peredaran darah di kolon lebih lancar dan otot
kolon berkontraksi sehingga menstimulasi penyerapan cairan dan elektrolit Na
+
, K
+
dan Ca
+2
. SCFA khususnya butirat merupakan sumber energi utama bagi sel epithel kolon.Beberapa peneliti melaporkan bahwa SCFA khususnya butirat
memiliki aktifitas anti-proliferasi dan mampu mengubah ekspresi sejumlah gen Archer et al. 1998, Hinnebusch et al. 2002, Davie 2003. Hal ini diperkuat oleh
studi yang melibatkan hewan model. Produksi SCFA meningkat dan perkembangan sel kanker di dalam kolon tikusmencit berkurang setelah
tikusmencit mengonsumsi diet kaya RS Le-Leu et al. 2002, Le-Leu et al. 2007. SCFA terutama butirat merupakan penghambat enzim histone deasetilase
HDAC: Histone Deacetylase. Penghambatan enzim tersebut mengakibatkan terjadinya hiperasetilasi pada protein histone sehingga interaksi ionik antar DNA
rusak dan hal ini mengubah ekspresi sejumlah gen. Gen-gen yang ekspresinya dipengaruhi oleh hiperasetilasi histon antara adalah gen yang mengatur siklus sel
Cyclin A, Cyclin E, Cyclin B1 dan sebagainya, faktor transkripsi c- Myc, RARα
dan ß maupun apoptosis yaitu famili gen Bcl-2De Ruijteret al. 2003.
2.5. Kanker Kolon 2.5.1 Statistik dan Epidemiologi
Data kanker global menunjukkan bahwa ada empat jenis kanker yang sering ditemukan yaitu kanker paru-paru 1.352.132 kasus, payudara 1.151.298 kasus,
kolon 1.023.152 kasus dan prostat 679.023 kasus Parkin et al. 2005. Berdasarkan data di Instalasi Radioterapi RSK ”Dharmais” Jakarta tahun 1995-
2002, kanker rektum menempati urutan ke-6 dari sepuluh besar jenis kanker Tabel 5. Jumlah sebenarnya mestinya lebih banyak lagi.
Hasil survei penelitian mengenai kasus kanker kolon menyimpulkan bahwa sekitar 5-10kanker kolon dan rektum disebabkan oleh faktor genetik yang
diwariskan. Selebihnyadisebabkan oleh hal lain yang berkaitan dengan makanan, gizi dan aktifitas fisik World Cancer Research Fund 2011.