senyawa alkalin yang berpotensi toksikkarsinogenik akan terdisosiasi sehingga tidak dapat terserap lagi dan iii peredaran darah di kolon lebih lancar dan otot
kolon berkontraksi sehingga menstimulasi penyerapan cairan dan elektrolit Na
+
, K
+
dan Ca
+2
. SCFA khususnya butirat merupakan sumber energi utama bagi sel epithel kolon.Beberapa peneliti melaporkan bahwa SCFA khususnya butirat
memiliki aktifitas anti-proliferasi dan mampu mengubah ekspresi sejumlah gen Archer et al. 1998, Hinnebusch et al. 2002, Davie 2003. Hal ini diperkuat oleh
studi yang melibatkan hewan model. Produksi SCFA meningkat dan perkembangan sel kanker di dalam kolon tikusmencit berkurang setelah
tikusmencit mengonsumsi diet kaya RS Le-Leu et al. 2002, Le-Leu et al. 2007. SCFA terutama butirat merupakan penghambat enzim histone deasetilase
HDAC: Histone Deacetylase. Penghambatan enzim tersebut mengakibatkan terjadinya hiperasetilasi pada protein histone sehingga interaksi ionik antar DNA
rusak dan hal ini mengubah ekspresi sejumlah gen. Gen-gen yang ekspresinya dipengaruhi oleh hiperasetilasi histon antara adalah gen yang mengatur siklus sel
Cyclin A, Cyclin E, Cyclin B1 dan sebagainya, faktor transkripsi c- Myc, RARα
dan ß maupun apoptosis yaitu famili gen Bcl-2De Ruijteret al. 2003.
2.5. Kanker Kolon 2.5.1 Statistik dan Epidemiologi
Data kanker global menunjukkan bahwa ada empat jenis kanker yang sering ditemukan yaitu kanker paru-paru 1.352.132 kasus, payudara 1.151.298 kasus,
kolon 1.023.152 kasus dan prostat 679.023 kasus Parkin et al. 2005. Berdasarkan data di Instalasi Radioterapi RSK ”Dharmais” Jakarta tahun 1995-
2002, kanker rektum menempati urutan ke-6 dari sepuluh besar jenis kanker Tabel 5. Jumlah sebenarnya mestinya lebih banyak lagi.
Hasil survei penelitian mengenai kasus kanker kolon menyimpulkan bahwa sekitar 5-10kanker kolon dan rektum disebabkan oleh faktor genetik yang
diwariskan. Selebihnyadisebabkan oleh hal lain yang berkaitan dengan makanan, gizi dan aktifitas fisik World Cancer Research Fund 2011.
Tabel 5Sepuluh besar jenis kanker berdasarkan letaknya di Instalasi radioterapi RSK ”Dharmais” Jakarta, tahun 1995-2000
Rangking Jenis kanker
Jumlah pasien orang 1.
Servix uterus 998
2. Payudara
897 3.
Nasopharying 578
4. Paru-paru
403 5.
Tiroid 123
6. Rektum
86 7.
Lidah 65
8. Prostat
44 9.
Buli-buli 40
10. Kelenjar getah bening
37 Sumber: Defrizal 2007.
2.5.2. Karsinogenesis
Kanker berawal dari kerusakanperubahan DNA atau mutasi ketika sel ber- replikasi.Pada saat replikasi, gen yang mengontrol pembelahan sel dalam keada-
an aktif. Pada kondisi tertentu sel berdiferensiasi dan tidak lagi membelah se- hingga gen yang mengontrolnya dalam keadaan tidak aktif. Secara normal, jika
terjadi kesalahan replikasi maka sel mampu memperbaiki karena sel memiliki fasilitas enzim-enzim reparasi DNA DNA repairing enzyme.
Pada kanker kolon mutasi terjadi pada gen penekan tumor tumor supresor gene : TSG seperti gen APC Adenomatous Polypopsi Coli, p53 dan lainnya
maupun pada oncogen seperti K-ras. Mutasi gen APC bersifat heriditer diwariskan sehingga individu yang membawa gen APC termutasi tersebut
beresiko lebih besar untuk terkena kanker usus dibanding individu yang tidak membawanya Lodish et al. 2003. Namun demikian, kesalahan genetika yang
terkait dengan faktor keturunan tidak secara otomatis berubah menjadi sel kanker. Ada faktor eksternal lainnya yang diperlukan untuk mengubahnya menjadi sel
kanker.
Faktor luar eksternaldiantaranya virus, infeksi berkelanjutan, radiasi, polusi udara dan bahan-bahan kimia yang tidak diperlukan oleh tubuh
xenobiotik juga dapat menyebabkan mutasi.Mutasi gen karena faktor eksternal terjadi padasel somatik,khususnya pada organ yang sering mengalami pergantian
sel atau atau melakukan fungsisekresi, seperti payudara dan rahim Zakaria 2001. Perubahan dari sel normal menjadi sel kanker berlangsung secara bertahap,
meliputi tahap inisiasi, promosi dan progresi Barret 1993. Inisiasi merupakan tahap terjadinya perubahan DNAmutasi gen yang disebabkan oleh beberapa
faktor internal maupun eksternal. Mutasi ini terjadi pada kelompok protoonco- gene dan TSG. Protooncogene menyandi growth factor, growth factor receptor,
enzim maupun faktor transkripsi yang mempromosi pertumbuhan dan atau pem- belahan sel. Protooncogene yang termutasi dinamakan oncogene. Pada tahap ini-
siasi, oncogen teraktivasi sedangkan TSG mengalami inaktivasi. Tahap selanjut- nya adalah promosi yakni perkembangan klon sel menjadi sel tumorpre-
maglignant. Sel kemudian memasuki tahap progresi yakni sel kanker berkembang tanpa kendali. Sel kanker memiliki ciri yang berbeda dengan sel normal.
Mutasi di beberapa gen ditemukan pada kanker kolon Gambar 3. Mutasi pada gen penekan tumor APC mengakibatkan sel tumbuh membentuk polip.
Mutasi selanjutnya terjadi pada oncogen ras dan TSG DCC deleted colorectal cancer serta p53. Kondisi tersebut mengakibatkan pembelahan sel tidak
terkendali. Meskipun demikian, tidak semua mutasi diperlukan agar sel normal berubah menjadi sel kanker.
Sel kolon normal Gen APC hilang
khromosom 5