Latar Belakang Perikanan Mini Purse Seine Berbasis Rumpon Di Kabupaten Maluku Tenggara

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perikanan purse seine telah berkembang dengan cepat di daerah perikanan pantai dan lepas pantai pada beberapa negara di dunia. Hasil yang didaratkan menduduki posisi kedua 20 dibawah perikanan trawl. Perikanan purse seine merupakan perikanan yang sangat penting di beberapa negara antara lain Norwegia, Jepang, Peru, Islandia, Soviet, Amerika dan Perancis. Beberapa perbaikan dari segi teknik dalam mengoperasikan purse seine telah dicapai dengan menggunakan bahan jaring dari serabut sintetis berkekuatan tinggi, memodernisasi bentuk kapal dan perlengkapannya, menggunakan atau memperkenalkan cara-cara yang efektif dalam mencari ikan dan mengoperasikan alat terhadap gerombolan ikan, penarik jaring Fridman 1986. Unit penangkapan ikan di suatu daerah sangatlah penting untuk dipelajari, karena dari hasil studi tersebut dapat memberikan gambaran tentang unit penangkapan yang efisien dan dapat dipertahankan, unit penangkapan yang tidak efisien namun masih dapat dimodifikasi serta unit penangkapan yang tidak dapat dimodifikasi lagi Noija 2001. Untuk mengetahui potensi perikanan khususnya perikanan tangkap di suatu wilayah, maka perlu dilakukan beberapa kajian terhadap unit penangkapan. Kajian tersebut antara lain kajian mengenai alat tangkap yang digunakan, sumberdaya ikan yang belum dimanfaatkan, maupun tentang kehidupan nelayan. Kajian mengenai alat tangkap dapat dilakukan dengan melihat efisiensi dan efektivitas dari alat tangkap, metode pengoperasian, maupun alat bantu yang digunakan. Keberadaan perikanan tangkap di suatu daerah akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan daerah tersebut. Kegiatan perikanan tangkap mendukung penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat khususnya nelayan, pemenuhan kebutuhan protein hewani untuk masyarakat, serta peningkatan ekspor hasil perikanan. Salah satu alat tangkap yang dapat digunakan dan memiliki prospek yang baik bagi perikanan tangkap adalah purse seine. Hal ini dikarenakan, secara teknis purse seine dapat memperoleh hasil tangkapan lebih banyak dalam sekali operasi penangkapan ikan dibanding alat tangkap lain. Purse seine yang memiliki ukuran lebih kecil di sebut mini purse seine. Perikanan mini purse seine di Maluku Tenggara yang masih bersifat tradisional. Mini purse seine di daerah Maluku Tenggara dikenal dengan nama jaring bobo. Jaring bobo yang digunakan masih sederhana karena tidak menggunakan alat bantu seperti winch, power block maupun line hauler. Hasil tangkapan dari alat tangkap mini purse seine adalah ikan pelagis. Produksi mini purse seine berfluktuatif mulai Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2010. Effort Tahun 2008 sebanyak 177 trip dan produksinya sebesar 128.950 kg. Effort Tahun 2009 sebanyak 160 trip dan produksinya sebesar 79.725 kg. Effort Tahun 2010 sebanyak 178 trip dan produksinya sebesar 137.450 kg. Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa pada Tahun 2009 produksi alat tangkap mini purse seine mengalami penurunan sebesar 49.225 kg atau sebesar 38,17 dari produksi sebelumnya. Pada Tahun 2010 produksi alat tangkap mini purse seine mengalami peningkatan sebesar 57.725 kg atau sebesar 41,99. Produktivitas terbesar terjadi pada Tahun 2010 yaitu sebesar 772 kg per trip. Jumlah alat tangkap mini purse seine di Kabupaten Maluku Tenggara mengalami penurunan drastis pada Tahun 2010 sedangkan produksi hasil tangkapan meningkat. Dengan adanya peningkatan produksi dan upaya penangkapan ikan, maka dikhawatirkan dapatberdampak buruk terhadap sumberdaya ikan pelagis kecil yang ada di perairan Kabupaten Maluku Tenggara. Penggunaan rumpon sebagai alat pengumpul ikan juga perlu mendapat perhatian karena dapat mendatangkan keuntungan bagi nelayan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai perikanan mini purse seine ditinjau dari aspek teknik dan kelayakan usaha.

1.2 Tujuan