Usia Bidang Pekerjaan HASIL DAN PEMBAHASAN

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan lainnya yang terdiri dari padagang, buruh, supir, pembantu rumah tangga, dan ibu rumah tangga sebanyak 52,5. Tabel 5.6. Distribusi responden tentang Perilaku berdasarkan bidang pekerjaan Pekerjaan Pelaksanaan Swamedikasi Total P Benar Salah Value Petani 8 38,1 13 61,9 21 100 Wiraswasta 7 63,3 4 36,4 11 100 Guru 4 44,4 5 55,6 9 100 0,304 Nelayan 2 40,0 3 60,0 5 100 Lainnya 32 62,7 19 37,3 51 100 Total 53 54,6 44 45,4 97 100 Hasil dari tabel 5.6. menunjukkan distribusi responden mengenai perilaku obat antinyeri berdasarkan kelompok pekerjaan menunjukkan bahwa pekerjaan petani ada 8 responden yang memiliki pelaksanaan yang benar 38,1 dan sisanya salah 61,9, pekerjaan wiraswasta ada 7 responden 63,6 dengan penggunaan benar dan selebihnya 36,4 memiliki penggunaan yang salah. Dilanjutkan pekerjaan guru sejumlah 4 orang 44,4 yang memiliki pelaksanaan yang benar dan sejumlah 5 responden 55,6 yang melakukan salah tentang pengobatan antinyeri, nelayan yang memiliki pelaksanaan yang benar ada 2 responden 40,0 dan sisanya buruk 60,0. Terakhir adalah kumpulan pekerjaan yang meliputi pedagang, kuli bangunan, ibu rumah tangga dan pembantu rumah tangga memiliki 32 responden 62,7 dan 19 responden memiliki penggunaan yang salah 37,3. Dari hasil uji Chi Square X 2 diperoleh bahwa nilai P value 0,05 yakni 0,304 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan perilaku dalam swamedikasi obat antinyeri di Apotek Kabupaten Rembang.

d. Tingkat pendidikan

Tabel 5.7. Distribusi dan Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Tingkat Pendidikan n Tidak sekolah 4 4,1 SD MI Sederajat 22 22,7 SLTP MTs Sederajat 35 36,1 SLTA MA Sederajat 24 24,7 Diploma Sarjana 12 12,4 Jumlah 97 100 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dari tabel 5.7. diketahui bahwa pendidikan terakhir responden adalah lulusan SLTPMTssederajat yakni sebanyak 35 orang 36,1. Responden yang tidak bersekolah sebanyak 4 orang 4,1, responden lulusan SDMIsederajat sebanyak 22 orang 22,7, responden lulusan SLTAMAsederajat sebanyak 24 orang 24,7 dan lulusan DiplomaSarjanasederajat sebanyak 12 orang 12,4. Tabel 5.8. Distribusi responden tentang Perilaku berdasarkan tingkat Pendidikan Pendidikan Pelaksanaan Swamedikasi Total P Benar Salah Value Tidak sekolah 3 75,0 1 25,0 4 100 SD MI Sederajat 13 59,1 9 40,9 22 100 SLTP MTs Sederajat 18 51,4 17 48,6 35 100 0,047 SLTA MA Sederajat 14 58,3 10 41,7 24 100 Diploma Sarjana 7 58,3 5 41,7 12 100 Total 55 56,7 42 43,2 97 100 Tabel 5.8. memperlihatkan distribusi responden mengenai perilaku obat antinyeri berdasarkan kelompok jenjang pendidikan yang menyatakan bahwa ada 3 responden 75,0 tidak sekolah yang memiliki cara pelaksanaan yang benar dan 1 responden 25,0 memiliki cara melakukan swamedikasi yang salah. Pada lulusan SDMISederjaat menyatakan bahwa 13 responden 59,1 memiliki pelaksanaan yang benar dan 9 responden 40,9 memiliki perlakuan swamedikasi yang salah. Untuk responden SLTPMTsSederajat memiliki 17 responden 51,4 dengan kebiasaan yang benar dan 17 responden 48,6 memiliki pelaksanaan swamedikasi yang salah. Dilanjutkan responden pendidikan SLTAMASederajat memiliki 14 responden 58,3 melakukan pelaksanaan yang benar dan 10 responden 41,7 melakukan kebiasaan yang salah. Serta lulusan DiplomaSarjana memiliki 7 responden 58,3 dengan pelaksanaan swamedikasi yang benar dan 5 responden 41,7 memiliki pelaksanaan yang salah dalam menggunakan obat swamedikasi antinyeri. Dari hasil uji Chi Square X 2 diperoleh bahwa nilai P value ≤ 0,05 yakni 0,047 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan perilaku dalam swamedikasi obat antinyeri di Apotek Kabupaten Rembang.