Jenis Kelamin Tingkat Penghasilan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menurut riskesdas tahun 2013 menunjukkan dalam bahwa nyeri banyak diderita oleh wanita daripada laki-laki Riskesdas, 2013. Namun, penelitian lain di Kanada juga menunjukkan bahwa lebih banyak responden laki-laki daripada perempuan yang menggunakan obat antinyeri yaitu sebesar 77 CK Riley-Doucet, 2004. Untuk nilai kerasionalan obat tepat perilaku menunjukkan bahwa responden perempuan lebih banyak melakukan pengobatan sendiri secara rasional yaitu senilai 66,0 perempuan melakukan pengobatan nyeri secara swamedikasi dan secara rasional. Selama penelitian, responden perempuan terlibat langsung dalam pengobatan anggota keluarga dibandingkan responden laki-laki sehingga hal ini mempengaruhi secara langsung atau tidak mengenai perilaku pengobatan yang rasional dan aman. Hal ini sesuai dengan Tse, et.al 1999 yang mengemukakan bahwa responden perempuan lebih banyak melakukan pengobatan sendiri secara rasional.

2. Usia

Usia adalah lama hidup responden yang dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir Soetijaningsih, 2004. Semakin bertambahnya usia seseorang maka seseorang akan memahami dirinya sendiri dan dengan mudah menerima informasi untuk kebaikan dirinya baik dari berbagai hal dan berbagai sumber. Banyak penelitian yang mengaitkan antara karakteristik responden dengan variabel penelitian, salah satunya adalah faktor usia dengan pengetahuan dan perilaku. Hal ini untuk membuktikan bahwa dugaan bahwa umur dapat menjadi faktor dilakukannya perilaku swamedikasi secara rasional dan tepat. Jika ditinjau dari segi usia, dapat dilihat perbedaan yang mencolok bahwa usia diatas 30 tahun lebih banyak menggunakan obat swamedikasi antinyeri yaitu sebesar 79 responden 81,4 dan hanya 18 responden 18,6 yang memiliki usia dibawah 30 tahun. Hal ini dikarenakan penyakit nyeri banyak diderita oleh usia diatas 30 tahun dan usia diatas 30 tahun memiliki kepedulian terhadap kesehatan dirinya atau anggota keluarganya, hal lain yang menjadi alasan adalah lebih banyaknya pengalaman responden tentang bagaimana cara penanganan nyeri pada anggota keluarga Corin D Syeima, 2009. Kelompok usia dibawah 30 tahun secara fisiologis juga masih memiliki badan yang sehat sehingga jarang yang mengeluhkan penyakit nyeri dan memiliki perilaku UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kurang baik dalam penanganan nyeri karena minimnya pengalaman dalam penggunaan obat-obatan. Hal ini memberikan peluang terhadap terjadinya permasalahan yang berhubungan dengan obat drug releated problem yang kecil. Namun, kelompok usia diatas 30 tahun memiliki masalah secara fisiologis dan penyakit degeneratif berupa penyakit nyeri sehingga pengetahuan dan perilaku pengobatan cenderung lebih baik namun rawan menimbulkan drug releated problem juga serta mengkhawatirkan terjadinya ketidakrasionalan obat nantinya. Menurut riskesdas tahun 2013 menunjukkan prevalensi penyakit nyeri bertambah dengan seiring bertambahnya usia hingga pada usia ≥75 tahun Riskesdas, 2013. Hasil uji Chi Square X 2 memperlihatkan nilai p=0,046 membuktikan bahwa terdapat hubungan antara usia dengan perilaku penggunaan obat antinyeri secara swamedikasi. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Mubarak dkk 2007 bahwa dengan bertambahnya usia seseorang akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis mental, dimana pada aspek psikologis mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Selain itu, kapasitas kognitif orang dewasa tergolong masa operasional formal, bahkan kadang-kadang mencapai masa post operasi formal dimana taraf ini menyebabkan orang dewasa mampu memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis, dan rasional Dariyo, 2003.

3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan responden sehari-hari untuk mendapat penghasilan. Pekerjaan yang menunjang banyaknya penggunaan obat nyeri adalah petani dan nelayan Riskesdas, 2010. Hasil uji Chi Square X 2 memperlihatkan nilai p=0,304 membuktikan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan perilaku penggunaan obat antinyeri secara swamedikasi. Hal ini terjadi karena pekerjaan tidak bisa dikategorikan menjadi pekerjaan tinggi atau rendah. Namun, pekerjaan memiliki hubungan dengan penghasilan dengan hasil nilai Chi Square X 2 yang memperlihatkan nilai p=0,000. Menunjukkan bahwa pekerjaan petani memiliki penghasilan yang kurang dan akan mempengaruhi petani untuk melakukan swamedikasi. Begitupun guru yang memiliki penghasilan yang sedang dan ini mempengaruhi perilaku guru dan jumlah guru yang melakukan swamedikasi.