UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Usia
Tabel 5.3. Distribusi dan Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Usia
n 30 tahun
18 18,5
≥ 30 tahun 79
81,5 Jumlah
97 100
Dari tabel 5.3. tentang usia menunjukkan bahwa pengguna swamedikasi antinyeri lebih banyak digunakan oleh usia diatas 30 tahun sebesar 81,5 dan responden
usia dibawah 30 tahun ada 18 responden 18,5.
Tabel 5.4. Distribusi responden tentang Perilaku berdasarkan usia Penghasilan
Pelaksanaan Swamedikasi Total
P Benar
Salah Value
30 tahun 7 38,9 11 61,1
18 100 ≥ 30 tahun 46 58,2
33 41,8 79 100
0,046 Total
53 54,6 44 45,4
97 100
Berdasarkan tabel 5.4. diketahui kelompok usia dibawah 30 tahun dan memiliki nilai pelaksanaan swamedikasi secara benar sebesar 38,9 sisanya memiliki pelaksanaan
yang salah dalam menggunakan obat antinyeri secara swamedikasi yaitu 61,1. Sedangkan untuk usia diatas 30 sebesar 58,2 memiliki pelaksanaan yang benar dan
sisanya pelaksanaan yang salah sebesar 41,8. Dari hasil uji Chi Square X
2
diperoleh bahwa nilai P value ≤ 0,05 yakni 0,046 yang berarti ada hubungan yang
signifikan antara usia dengan perilaku dalam swamedikasi obat antinyeri di Apotek Kabupaten Rembang.
c. Bidang Pekerjaan
Tabel 5.5. Distribusi dan Frekuensi Responden Berdasarkan Bidang Pekerjaan Bidang Pekerjaan
n Petani
21 21,6
Wiraswasta 11
11,3 Guru
9 9,3
Nelayan 5
5,2 Lainnya
51 52,6
Jumlah 97
100
Dari tabel 5.5. terlihat bahwa responden dengan pekerjaan terbanyak adalah petani sebanyak 21,6, dilanjutkan wiraswasta sebesar 11,3, guru 9,3, nelayan 5,2
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan lainnya yang terdiri dari padagang, buruh, supir, pembantu rumah tangga, dan ibu rumah tangga sebanyak 52,5.
Tabel 5.6. Distribusi responden tentang Perilaku berdasarkan bidang pekerjaan Pekerjaan
Pelaksanaan Swamedikasi Total
P Benar
Salah Value
Petani 8 38,1 13 61,9
21 100 Wiraswasta 7 63,3
4 36,4 11 100
Guru 4 44,4 5 55,6
9 100 0,304
Nelayan 2 40,0 3 60,0
5 100 Lainnya 32 62,7
19 37,3 51 100
Total 53 54,6
44 45,4 97 100
Hasil dari tabel 5.6. menunjukkan distribusi responden mengenai perilaku obat antinyeri berdasarkan kelompok pekerjaan menunjukkan bahwa pekerjaan petani ada
8 responden yang memiliki pelaksanaan yang benar 38,1 dan sisanya salah 61,9, pekerjaan wiraswasta ada 7 responden 63,6 dengan penggunaan benar
dan selebihnya 36,4 memiliki penggunaan yang salah. Dilanjutkan pekerjaan guru sejumlah 4 orang 44,4 yang memiliki pelaksanaan yang benar dan sejumlah 5
responden 55,6 yang melakukan salah tentang pengobatan antinyeri, nelayan yang memiliki pelaksanaan yang benar ada 2 responden 40,0 dan sisanya buruk
60,0. Terakhir adalah kumpulan pekerjaan yang meliputi pedagang, kuli bangunan, ibu rumah tangga dan pembantu rumah tangga memiliki 32 responden
62,7 dan 19 responden memiliki penggunaan yang salah 37,3. Dari hasil uji Chi Square X
2
diperoleh bahwa nilai P value 0,05 yakni 0,304 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan perilaku dalam swamedikasi
obat antinyeri di Apotek Kabupaten Rembang.
d. Tingkat pendidikan
Tabel 5.7. Distribusi dan Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Tingkat Pendidikan
n Tidak sekolah
4 4,1
SD MI Sederajat 22
22,7 SLTP MTs Sederajat
35 36,1
SLTA MA Sederajat 24
24,7 Diploma Sarjana
12 12,4
Jumlah 97
100