Analisis ragam Anova Uji Lanjut Duncan Uji Korelasi Pearson

33

3. Penentuan Konsentrasi Asam Askorbat

Sebanyak 10 ml filtrat dari hasil ekstraksi dimasukkan ke dalam erlenmeyer, lalu ditambahkan dengan 2 ml larutan amilum soluble starch 1. Larutan kemudian dititrasi dengan 0.01 N iodium. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi semburat biru. Konsentrasi asam askorbat dihitung dengan rumus: [ ] vitamin C mg100 g sampel = x 100 1 ml 0.01 N Iodium setara dengan 0.88 mg asam askorbat. Prosedur analisis dapat dilihat pada Gambar 10.

3. Analisis Statistik

a. Analisis ragam Anova

Analisis ragam Anova dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan di dalam variabel-variabel yang diuji. Setelah itu, bila ditemukan bahwa dalam variabel-variabel yang diuji ada perbedaan yang signifikan, maka dilanjutkan dengan analisis tahap kedua, yakni uji lanjut yang mengkaji pada tingkat atau faktor-faktor di dalam variabel tersebut yang berbeda nyata dan seberapa besar perbedaan tersebut terjadi. Anova dilakukan dengan menggunakan software SPSS 13.0. Bila nilai signifikansi yang dihasilkan dari output Anova menun jukkan nilai yang kurang dari α sebesar 5 0.05, maka ada perbedaan yang signifikan antar sampel yang diuji, dan sebaliknya. Alfa α merupakan besarnya kesalahan error yang masih bisa diterima dalam pengujian.

b. Uji Lanjut Duncan

Uji lanjut Duncan merupakan kelanjutan dari Anova yang dilakukan setelah diketahui adanya perbedaan yang signifikan antar sampel yang diuji dengan Anova. Uji Duncan ini membuat perhitungan perbedaan berdasarkan perbandingan pairwise dengan cara menggunakan tingkatan perbandingan secara stepwise. Cara ini 34 mirip dengan pengurutan sebagaimana dilakukan Student-Newman- Keuls test, tetapi dalam perbandingan ini Duncan membuat “pengamanan” derajat kesalahannya dengan cara membandingkan tingkat kesalahan setiap pairwise dengan keseluruhan kesalahan setiap tingkat pasangan perlakuan yang diuji Sumardi, 2003. Uji ini juga dilakukan dengan menggunakan software SPSS 13.00. Output yang dihasilkan berupa subset-subset dimana sampel-sampel yang berada pada subset yang sama berarti memiliki perbedaan yang tidak signifikan, sedangkan sampel pada subset yang berbeda berarti memiliki perbedaan yang signifikan pada nilai α 0.05.

c. Uji Korelasi Pearson

Uji korelasi Pearson digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel yang tidak menunjukkan hubungan fungsional berhubungan bukan berarti disebabkan. Korelasi antar dua variabel yang terjadi dapat berupa Hasan, 2003: 1 Korelasi +, yakni bila variabel yang satu x menaik atau menurun, maka variabel lainnya cenderung menaik atau menurun pula. 2 Korelasi -, yakni bila variabel yang satu x menaik atau menurun, maka variabel lainnya cenderung menurun atau menaik. 3 Tidak ada korelasi, yakni bila kedua variabel x dan y tidak menunjukkan adanya hubungan. Output yang dihasilkan dari uji ini berupa nilai p p-value dan koefisien korelasi. Bilai nilai p yang dihasilkan lebih kecil dari α 0.05, maka kedua variabel berkorelasi, sedangkan bila nilai P yang dihasilkan lebih besar dari α 0.05, maka kedua variabel tidak berkorelasi. Interpretasi data dengan uji ini digambarkan dengan koefisien korelasi, yaitu indeks atau bilangan yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antar variabel. Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 dan +1 - 1≤KK≤+1. Jika KK bernilai positif maka kedua variabel berkorelasi positif, sedangkan bila bernilai negatif maka kedua variabel berkorelasi negatif. Semakin dekat nilai 35 KK ke +1 dan -1, maka semakin kuat korelasinya. Jika KK bernilai 0 maka kedua variabel tidak menunjukkan adanya korelasi, sedangkan bila KK bernilai +1 atau -1 maka kedua variabel menunjukkan korelasi yang sempurna. Untuk menentukan keeratan hubungan atau korelasi antar variabel tersebut, maka digunakan patokan sebagai berikut Hasan, 2003: 1 KK=0 tidak ada korelasi 2 0KK≤0.20 korelasi sangat rendahlemah 3 0.20KK≤0.40 korelasi rendahlemah tapi pasti 4 0 .40KK≤0.70 korelasi yang cukup berarti 5 0.70KK≤0.90 korelasi yang tinggi dan kuat 6 0.90KK1.00 korelasi sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan 7 KK=1 korelasi sempurna Uji korelasi Pearson pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software Minitab 15.0. Uji ini juga digunakan untuk mendapatkan kesimpulan hasil meta-analisis antar senyawa yang diidentifikasi pada penelitian ini.

d. Analisis Komponen Utama PCA