oven pada suhu 105
°
C selama 8 jam. Cawan didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang kembali. Persentase kadar air berat basah dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: B
= Berat sampel gram B1
= Berat sampel + cawan sebelum dikeringkan B2
= Berat sampel + cawan setelah dikeringkan
3.4.4 Kadar lemak AOAC 2007
Metode  yang  digunakan  dalam  analisis  lemak  adalah  metode  ektraksi soxhlet. Mula-mula labu lemak dikeringkan di dalam oven, kemudian didinginkan
dalam  desikator  dan  ditimbang.  Dua  gram  sampel  disebar  di  atas  kapas  yang beralas  kertas  saring  dioven  selama  1  jam  sehingga  diperoleh  sampel  kering
kemudian digulung membentuk thimble, lalu dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet.  Alat  kondensor  diletakkan  diatasnya  dan  labu  lemak  diletakkan
dibawahnya.  Pelarut  heksana  dimasukkan  ke  dalam  labu  lemak  secukupnya ± 150 ml. Selanjutnya dilakukan refluks selama minimal 1,5 jam sampai pelarut
yang turun kembali ke dalam labu lemak berwarna jernih. Pelarut yang ada dalam labu lemak didestilasi sehingga semua pelarut lemak
menguap dan ditampung kembali. Selanjutnya labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi  kemudian  dipanaskan  dalam  oven  pada  suhu  100
°
C  hingga  mencapai berat  tetap  ±  1  jam  dan  setelah  itu  didinginkan  dalam  desikator.  Labu  beserta
lemak didalamnya ditimbang dan berat lemak dapat diketahui. Kadar lemak dapat dihitung berdasarkan rumus:
Keterangan: Berat lemak = berat labu+ lemak
– berat labu
3.4.5 Kadar abu AOAC 2007
Cawan  dibersihkan  dan  dikeringkan  dalam  oven  pada  suhu  105
°
C,  lalu didinginkan  dalam  desikator  selama  30  menit  dan  ditimbang.  Sampel  sebanyak
± 2 gram dimasukkan ke dalam cawan kemudian dioven hingga diperoleh sampel kering.  Sampel  kering  tersebut  dibakar  destruksi  sampai  tidak  berasap.
Kemudian diabukan dalam tanur bersuhu 550
°
C - 600
°
C hingga diperoleh sampel Lemak
= Berat lemak
gram Berat sampel
gram ×
100
Kadar air =
B1 − B2
B × 100
berwarna  putih  ±  1,5  jam.  Setelah  itu  cawan  didinginkan  dalam  desikator  dan ditimbang. Kadar abu ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: A = Berat abu gram
B = Berat contoh gram
3.4.6 Kadar protein AOAC 2007
Sampel  ditimbang  sebanyak  0,25  gram,  kemudian  dimasukkan  ke  dalam labu  kjeldahl  100  ml,  ditambahkan  0,25  gram  selenium  dan  3  ml  H
2
SO
4
pekat. Sampel  didestruksi  pemanasan  dalam  keadaan  mendidih  sampai  terbentuk
larutan  bening  selama  1  jam.  Kemudian  dibiarkan  sampai  dingin,  setelah  dingin ditambahkan 50 ml akuades dan 20 ml NaOH 40 bv lalu didestilasi.
Hasil  destilasi  ditampung  dalam  labu  erlenmeyer  yang  berisi  campuran 10 ml H
3
BO
3
2 dan 2 tetes indikator Brom Cresol Green-Methyl Red berwarna merah  muda.  Setelah  volume  hasil  tampungan  destilat  menjadi  10  ml  dan
berwarna  hijau  kebiruan,  destilasi  diihentikan  dan  dititrasi  dengan  HCl  0,1  N sampai  berwarna  merah  muda.  Larutan  blanko  dianalisis  seperti  sampel.  Kadar
protein dapat dihitung dengan rumus:
3.4.7 Kadar protein Bradford 1976
Konsentrasi  protein  diukur  menggunakan  standar  protein  Bovine  Serum Albumin  BSA.  Persiapan  pereaksi  Bradford  dilakukan  dengan  melarutkan  100
mg  comassie  brilliant  blue  G-250  dalam  50  ml  etanol  95  ,  lalu  ditambahkan dengan  100  ml  asam  fosfat  85    wv.  Jika  sudah  larut  dengan  sempurna,  lalu
ditambahkan akuades hingga mencapai 1 liter dan disaring dengan kertas saring. Langkah  awal  untuk  menentukan  konsentrasi  protein  sampel  adalah
membuat  serial  konsentrasi  standar  protein  Bovine  Serum  Albumin  BSA  dari 0-0,01  mg  ml.  Masing-masing  konsentrasi  protein  diambil  sebanyak  100  µl  dan
ditempatkan  pada  tabung  rekasi.  Lalu  pada  masing-masing  tabung  tersebut ditambahkan 5 ml pereaksi Bradford. Campuran ini dihomogenkan dan diinkubasi
pada  suhu  37
°
C  selama  5  menit  kemudian  diukur  absorbansinya  dengan Kadar abu
= A
B ×
100
Kadar protein = ml HCl − ml blanko  × N HCl × 14,007 × 100
mg sampel × 6,25
spektrofotometer  pada λ  =  595  nm.    Konsentrasi  protein  sampel  diukur  dengan
cara yang sama. Tabel komposisi volume larutan dalam pembuatan larutan standar konsentrasi  0-0,01  mgml  dari  larutan  stok  BSA  konsentrasi  2  mgml  disajikan
pada Tabel 2. Tabel 2 Pembuatan larutan standar BSA konsentrasi 0-0,01 mgml
Konsentrasi BSA mgml Volume BSA ml
Volume akuades ml 0,000
0,400 0.02
0,080 0,320
0,04 0,160
0,240 0,06
0,240 0,160
0,08 0,320
0,080 0,01
0,400 0,000
3.4.8 Penentuan aktivitas enzim Walter 1988