suhu  tertentu,  tangki  umpan  dilengkapi  dengan  thermostat  dan  pemanas  listrik. Produk  hasil  proses  membran  retentat  merupakan  ekstrak  protease  murni.
Diagram  alir  proses  membran  serupa  dengan  proses  ultrafiltrasi  Gambar  4, namun membran yang digunakan adalah membran reverse osmosis.
3.4 Karakterisasi dan Analisis
Variabel  parameter  operasi  proses  yang  diteliti  adalah  pengaruh  tekanan transmembran,  suhu,  MWCO  dan  bahan  penyusun  membran.  Indikator  kinerja
membran  dilihat  dengan  mengukur  fluks  permeat,  sedangkan  indikator  kualitas produk yang dihasilkan ditentukan dengan mengukur nilai rejeksi membran.
3.4.1 Fluks Cheryan 1998
Fluks  didefinisikan  sebagai  jumlah  volume  cairan  yang  berhasil  melewati membran fraksi permeat untuk setiap satuan luasan membran dan satuan waktu.
Nilai fluks J dihitung dengan persamaan:
3.4.2 Rejeksi Cheryan 1998
Rejeksi R merupakan kemampuan suatu membran dalam menahan partikel
terlarut tertentu. Nilai rejeksi membran dihitung dengan persamaan dibawah ini: Keterangan:
R = Persentasi rejeksi
C
umpan
= Konsentrasi partikel dalam umpan C
permeat
= Konsentrasi partikel dalam permeat
3.4.3 Kadar air AOAC 2007
Penentuan  kadar  air  didasarkan  pada  perbedaan  berat  sampel  sebelum  dan sesudah  dikeringkan.  Mula-mula  cawan  kosong  dikeringkan  dalam  oven  dengan
suhu  105
°
C  selama  15  menit  atau  sampai   diperoleh   berat  tetap,   kemudian didinginkan  dalam  desikator  selama  15  menit  dan  ditimbang.  Sampel  ditimbang
sebanyak ± 1 gram lalu dimasukkan ke dalam cawan kemudian dikeringkan dalam
Fluks = Volume permeat Liter
Luas membran meter
2
× Waktu jam
R  = 1 −
C
permeat
C
umpan
× 100
oven pada suhu 105
°
C selama 8 jam. Cawan didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang kembali. Persentase kadar air berat basah dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: B
= Berat sampel gram B1
= Berat sampel + cawan sebelum dikeringkan B2
= Berat sampel + cawan setelah dikeringkan
3.4.4 Kadar lemak AOAC 2007
Metode  yang  digunakan  dalam  analisis  lemak  adalah  metode  ektraksi soxhlet. Mula-mula labu lemak dikeringkan di dalam oven, kemudian didinginkan
dalam  desikator  dan  ditimbang.  Dua  gram  sampel  disebar  di  atas  kapas  yang beralas  kertas  saring  dioven  selama  1  jam  sehingga  diperoleh  sampel  kering
kemudian digulung membentuk thimble, lalu dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet.  Alat  kondensor  diletakkan  diatasnya  dan  labu  lemak  diletakkan
dibawahnya.  Pelarut  heksana  dimasukkan  ke  dalam  labu  lemak  secukupnya ± 150 ml. Selanjutnya dilakukan refluks selama minimal 1,5 jam sampai pelarut
yang turun kembali ke dalam labu lemak berwarna jernih. Pelarut yang ada dalam labu lemak didestilasi sehingga semua pelarut lemak
menguap dan ditampung kembali. Selanjutnya labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi  kemudian  dipanaskan  dalam  oven  pada  suhu  100
°
C  hingga  mencapai berat  tetap  ±  1  jam  dan  setelah  itu  didinginkan  dalam  desikator.  Labu  beserta
lemak didalamnya ditimbang dan berat lemak dapat diketahui. Kadar lemak dapat dihitung berdasarkan rumus:
Keterangan: Berat lemak = berat labu+ lemak
– berat labu
3.4.5 Kadar abu AOAC 2007